
Kontan
February 17, 2025 at 07:12 AM
Bisnis PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) yang menjual minuman kekinian dengan merek Teguk terhimpit sejumlah permasalahan. Padahal, emiten yang baru listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2023 itu berhasil meraup dana segar hingga Rp 117,86 miliar lewat initial public offering (IPO).
Jumlah gerainya menyusut signifikan, yang terjadi justru tepat setelah IPO. Alhasil, kinerja keuangan emiten yang dikendalikan Maulana Hakim dan Najib Wahab Mauluddin itu pun terjun bebas.
Ironisnya, ini terjadi di saat prospek bisnis yang digeluti TGUK dipandang pihak ketiga dalam tren positif. Berdasarkan data EuroMonitor Februari 2023, pertumbuhan street kiosk atau kedai-kedai yang berjualan di pinggir jalan masih bisa tumbuh sampai 2027. Di Indonesia model kios seperti ini menguasai 44,8% dari total kategori makanan dan minuman.
Manajemen Teguk dalam keterbukaan informasi belum lama ini mengungkapkan, terjadi penurunan penjualan 30% secara tahunan dalam kinerja keuangan periode September 2024 menjadi Rp 69,80 miliar dari yang sebelumnya Rp 100,12 miliar di September 2023. Postur bottom line-nya pun berubah drastis. Dari laba bersih Rp 4,16 miliar per September 2023 menjadi rugi bersih Rp 20,10 miliar per September 2024.
“Daya beli masyarakat sangat rendah, penurunan ini sudah dirasakan di kuartal I, II, dan III. Customer sekarang merasakan bahwa membeli online melalui platform online menjadi lebih mahal,” kilah manajemen dalam keterangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (6/2/2025).
Seperti diketahui, TGUK menjalin kerja sama dengan online agregator (online delivery food) seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.
Simak selengkapnya di https://insight.kontan.co.id/news/baru-seumur-jagung-di-bei-bisnis-tguk-merosot-dan-tutup-ratusan-gerai-usai-ipo