fiction stories & novels [CFN]
February 1, 2025 at 02:52 PM
"Kulkas rahasia"!
15._melarikan diri 1_
Amara dan Riko saling menatap, merasa khawatir tentang keselamatan mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus berhati-hati dan melindungi diri mereka sendiri.
"Baiklah," kata Riko dengan suara yang keras. "Kami akan percaya pada kamu. Tapi kamu harus menjelaskan rencana kamu kepada kami."
Pria itu tersenyum. "Baiklah," katanya. "Rencana saya adalah untuk membawa kamu berdua ke sebuah tempat yang aman. Tempat itu tersembunyi dari Datuk dan orang-orangnya, sehingga kamu berdua akan aman di sana."
Amara dan Riko saling menatap, mencari tahu apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Mereka tidak tahu apa yang pria itu inginkan dari mereka, tapi mereka tahu bahwa mereka harus melindungi diri mereka sendiri.
"Baiklah," kata Amara dengan suara yang lembut. "Kami akan percaya pada kamu. Tapi kamu harus menjelaskan lebih lanjut tentang tempat itu."
Pria itu tersenyum. "Tempat itu adalah sebuah rumah yang tersembunyi di hutan," katanya. "Rumah itu milik seorang teman saya yang baik. Dia akan membantu kami melindungi kamu berdua dari Datuk."
Amara dan Riko saling menatap, mencari tahu apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Mereka tidak tahu apa yang pria itu inginkan dari mereka, tapi mereka tahu bahwa mereka harus melindungi diri mereka sendiri.
"Baiklah," kata Riko dengan suara yang keras. "Kami akan percaya pada kamu. Mari kita pergi ke rumah itu sekarang juga."
Pria itu tersenyum. "Baiklah," katanya. "Mari kita pergi sekarang juga."
Mereka berempat kemudian berjalan menuju hutan, mencari rumah yang tersembunyi. Amara dan Riko tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi mereka tahu bahwa mereka harus melindungi diri mereka sendiri.
Saat mereka berjalan, Amara mendengar suara yang tidak terduga. Suara itu datang dari belakang mereka.
"Amara, Riko!" kata suara itu. "Kalian tidak bisa melarikan diri dari aku!"
Amara dan Riko berpaling dan melihat ke arah suara itu. Mereka melihat pria itu berlari menuju mereka, dengan wajah yang keras dan mata yang tajam.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Kita harus melindungi diri kita sendiri," katanya. "Mari kita pergi ke rumah itu sekarang juga!"
Mereka berempat kemudian berlari menuju rumah yang tersembunyi, mencari tempat yang aman. Mereka berlari secepat mungkin, dengan pria itu berlari di belakang mereka.
Amara dan Riko tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi mereka tahu bahwa mereka harus melindungi diri mereka sendiri.
Saat mereka berlari, Amara melihat sebuah rumah kecil di depan mereka. Rumah itu tersembunyi di balik semak-semak dan pohon-pohon yang lebat.
"Rumah itu!" kata Amara dengan suara yang bergetar. "Kita harus pergi ke sana!"
Riko mengangguk dan mereka berempat berlari menuju rumah itu. Mereka berhasil masuk ke dalam rumah itu dan menutup pintu di belakang mereka.
Amara dan Riko bernapas lega, tapi mereka tahu bahwa mereka belum aman. Pria itu masih berada di luar, mencari cara untuk masuk ke dalam rumah itu.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Kita harus menunggu bantuan dari teman-teman kita," katanya. "Mereka akan datang untuk membantu kita melarikan diri dari Datuk."
Amara mengangguk, tapi dia masih merasa khawatir. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi dia tahu bahwa dia harus melindungi dirinya sendiri.
Saat mereka menunggu, Amara mendengar suara yang tidak terd
Saat mereka menunggu, Amara mendengar suara yang tidak terduga. Suara itu datang dari luar rumah, dan terdengar seperti suara seseorang yang mencoba untuk membuka pintu.
"Apa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Mereka berdua kemudian mendekati pintu dan mencoba untuk mendengar suara itu lebih jelas. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang mencoba untuk membuka pintu dengan kunci.
"Siapa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Tiba-tiba, pintu itu terbuka dan seorang pria masuk ke dalam rumah. Pria itu terlihat seperti seseorang yang telah berjuang untuk membuka pintu.
"Siapa kamu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku adalah teman dari pria yang membantu kalian sebelumnya," katanya. "Aku telah dikirim untuk membantu kalian melarikan diri dari Datuk."
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan bantuan. Mereka kemudian memperkenalkan diri dan meminta pria itu untuk menjelaskan rencana mereka.
"Baiklah," kata pria itu. "Rencana kita adalah untuk membawa kalian berdua ke sebuah tempat yang aman. Tempat itu tersembunyi dari Datuk dan orang-orangnya, sehingga kalian berdua akan aman di sana."
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk membawa mereka ke tempat yang aman.
"Baiklah," kata pria itu. "Mari kita pergi sekarang juga."
Mereka berempat kemudian berjalan menuju tempat yang aman, dengan pria itu memimpin jalan. Amara dan Riko merasa lega karena telah mendapatkan bantuan, tapi mereka masih harus berhati-hati karena Datuk dan orang-orangnya masih mencari mereka.
Saat mereka berjalan, Amara mendengar suara yang tidak terduga. Suara itu datang dari belakang mereka, dan terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka.
"Apa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Mereka berempat kemudian berhenti dan mencoba untuk mendengar suara itu lebih jelas. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka dengan hati-hati.
"Siapa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Tiba-tiba, seorang pria muncul dari belakang mereka. Pria itu terlihat seperti seseorang yang telah mengikuti mereka dengan hati-hati.
"Siapa kamu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku adalah Datuk," katanya. "Dan aku telah menemukan kalian berdua."
Amara dan Riko saling menatap, merasa khawatir karena telah ditemukan oleh Datuk. Mereka kemudian mencoba untuk melarikan diri, tapi Datuk dan orang-orangnya telah mengelilingi mereka.
"Kalian tidak bisa melarikan diri dari aku," kata Datuk dengan suara yang keras. "Kalian akan membayar untuk apa yang telah kalian lakukan."
Amara dan Riko saling menatap, merasa khawatir karena telah ditemukan oleh Datuk. Mereka kemudian mencoba untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
Amara dan Riko saling menatap, merasa khawatir karena telah ditemukan oleh Datuk. Mereka kemudian mencoba untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
"Kita harus melarikan diri dari sini," kata Riko dengan suara yang keras.
"Tapi bagaimana?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus mencoba."
Mereka berdua kemudian mencoba untuk melarikan diri dari Datuk dan orang-orangnya. Mereka berlari secepat mungkin, tapi Datuk dan orang-orangnya telah mengelilingi mereka.
"Kalian tidak bisa melarikan diri dari aku," kata Datuk dengan suara yang keras.
Amara dan Riko saling menatap, merasa khawatir karena telah ditemukan oleh Datuk. Mereka kemudian mencoba untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
Tiba-tiba, seorang pria muncul dari belakang mereka. Pria itu terlihat seperti seseorang yang telah mengikuti mereka dengan hati-hati.
"Siapa kamu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku adalah teman dari pria yang membantu kalian sebelumnya," katanya. "Aku telah dikirim untuk membantu kalian melarikan diri dari Datuk."
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan bantuan. Mereka kemudian memperkenalkan diri dan meminta pria itu untuk menjelaskan rencana mereka.
"Baiklah," kata pria itu. "Rencana kita adalah untuk membawa kalian berdua ke sebuah tempat yang aman. Tempat itu tersembunyi dari Datuk dan orang-orangnya, sehingga kalian berdua akan aman di sana."
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk membawa mereka ke tempat yang aman.
"Baiklah," kata pria itu. "Mari kita pergi sekarang juga."
Mereka berempat kemudian berjalan menuju tempat yang aman, dengan pria itu memimpin jalan. Amara dan Riko merasa lega karena telah mendapatkan bantuan, tapi mereka masih harus berhati-hati karena Datuk dan orang-orangnya masih mencari mereka.
Saat mereka berjalan, Amara mendengar suara yang tidak terduga. Suara itu datang dari belakang mereka, dan terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka.
"Apa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Mereka berempat kemudian berhenti dan mencoba untuk mendengar suara itu lebih jelas. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka dengan hati-hati.
"Siapa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Tiba-tiba, seorang pria muncul dari belakang mereka. Pria itu terlihat seperti seseorang yang telah mengikuti mereka dengan hati-hati.
"Siapa kamu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku adalah teman dari pria yang membantu kalian sebelumnya," katanya. "Aku telah dikirim untuk membantu kalian melarikan diri dari Datuk."
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan bantuan.
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan bantuan. Mereka kemudian memperkenalkan diri dan meminta pria itu untuk menjelaskan rencana mereka.
"Baiklah," kata pria itu. "Rencana kita adalah untuk membawa kalian berdua ke sebuah tempat yang aman. Tempat itu tersembunyi dari Datuk dan orang-orangnya, sehingga kalian berdua akan aman di sana."
Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk membawa mereka ke tempat yang aman.
"Baiklah," kata pria itu. "Mari kita pergi sekarang juga."
Mereka berempat kemudian berjalan menuju tempat yang aman, dengan pria itu memimpin jalan. Amara dan Riko merasa lega karena telah mendapatkan bantuan, tapi mereka masih harus berhati-hati karena Datuk dan orang-orangnya masih mencari mereka.
Saat mereka berjalan, Amara mendengar suara yang tidak terduga. Suara itu datang dari belakang mereka, dan terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka.
"Apa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Mereka berempat kemudian berhenti dan mencoba untuk mendengar suara itu lebih jelas. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka dengan hati-hati.
"Siapa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar.
Pria itu mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati."
Tiba-tiba, seorang pria muncul dari belakang mereka.
_bersambung_
*Author : Kirana*
❤️
2