fiction stories & novels [CFN]
fiction stories & novels [CFN]
February 1, 2025 at 03:07 PM
"Kulkas rahasia"! 16._Melarikan diri 2_ Pria itu terlihat seperti seseorang yang telah mengikuti mereka dengan hati-hati. "Siapa kamu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar. Pria itu mengangguk. "Aku adalah teman dari pria yang membantu kalian sebelumnya," katanya. "Aku telah dikirim untuk membantu kalian melarikan diri dari Datuk." Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan bantuan. Mereka kemudian memperkenalkan diri dan meminta pria itu untuk menjelaskan rencana mereka. "Baiklah," kata pria itu. "Rencana kita adalah untuk membawa kalian berdua ke sebuah tempat yang aman. Tempat itu tersembunyi dari Datuk dan orang-orangnya, sehingga kalian berdua akan aman di sana." Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk membawa mereka ke tempat yang aman. "Baiklah," kata pria itu. "Mari kita pergi sekarang juga." Mereka berempat kemudian berjalan menuju tempat yang aman, dengan pria itu memimpin jalan. Amara dan Riko merasa lega karena telah mendapatkan bantuan, tapi mereka masih harus berhati-hati karena Datuk dan orang-orangnya masih mencari mereka. Saat mereka berjalan, Amara mendengar suara yang tidak terduga. Suara itu datang dari belakang mereka, dan terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka. "Apa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar. Riko mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati." Mereka berempat kemudian berhenti dan mencoba untuk mendengar suara itu lebih jelas. Suara itu terdengar seperti suara seseorang yang mengikuti mereka dengan hati-hati. "Siapa itu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar. Pria itu mengangguk. "Aku tidak tahu," katanya. "Tapi kita harus berhati-hati." Tiba-tiba, seorang pria muncul dari belakang mereka. Pria itu terlihat seperti seseorang yang telah mengikuti mereka dengan hati-hati. "Siapa kamu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar. Pria itu mengangguk. "Aku adalah teman dari pria yang membantu kalian sebelumnya," katanya. "Aku telah dikirim untuk membantu kalian melarikan diri dari Datuk." Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan bantuan. Mereka kemudian memperkenalkan diri dan meminta pria itu untuk menjelaskan rencana mereka. "Baiklah," kata pria itu. "Rencana kita adalah untuk membawa kalian berdua ke sebuah tempat yang aman. Tempat itu tersembunyi dari Datuk dan orang-orangnya, sehingga kalian berdua akan aman di sana." Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk membawa mereka ke tempat yang aman. "Baiklah," kata pria itu. "Mari kita pergi sekarang juga." Mereka berempat kemudian berjalan menuju tempat yang aman, dengan pria itu memimpin jalan. Amara dan Riko merasa lega karena telah mendapatkan bantuan, tapi mereka masih harus berhati-hati karena Datuk dan orang-orangnya masih mencari mereka. Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah kecil yang tersembunyi di balik semak-semak dan pohon-pohon yang lebat. "Selamat datang di rumah aman," kata pria itu dengan senyum. "Kalian berdua akan aman di sini." Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman. Mereka kemudian meminta pria itu untuk menjelaskan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. "Baiklah," kata pria itu. "Kalian berdua harus menunggu di sini sampai Datuk dan orang-orangnya berhenti mencari kalian. Setelah itu, kita akan membawa kalian ke tempat yang lebih aman." Amara dan Riko mengangguk, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk memberikan mereka makanan dan minuman, karena mereka telah lapar dan haus selama beberapa jam. Pria itu mengangguk dan memberikan mereka makanan dan minuman. Amara dan Riko kemudian makan dan minum dengan lahap, merasa lega karena telah mendapatkan kebutuhan mereka. Setelah makan dan minum, Amara dan Riko kemudian beristirahat di rumah kecil itu, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman. Mereka kemudian meminta pria itu untuk menjaga mereka, karena mereka masih khawatir tentang Datuk dan orang-orangnya. Pria itu mengangguk dan berjanji untuk menjaga mereka. Amara dan Riko kemudian tidur dengan nyenyak, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman dan telah mendapatkan bantuan dari pria itu. Keesokan harinya, Amara dan Riko bangun dengan perasaan lega dan siap untuk menghadapi hari baru. Mereka kemudian meminta pria itu untuk memberikan mereka informasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. "Baiklah," kata pria itu. "Kita akan menunggu beberapa hari lagi untuk memastikan bahwa Datuk dan orang-orangnya telah berhenti mencari kalian. Setelah itu, kita akan membawa kalian ke tempat yang lebih aman dan kalian dapat melanjutkan hidup kalian dengan normal." Amara dan Riko mengangguk, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk memberikan mereka kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri. Pria itu mengangguk dan memberikan mereka kesempatan untuk beristirahat. Amara dan Riko kemudian beristirahat dan memulihkan diri, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman dan telah mendapatkan bantuan dari pria itu. Sementara itu, Datuk dan orang-orangnya masih terus mencari Amara dan Riko. Mereka telah mencari di seluruh kota, tapi belum menemukan jejak mereka. Datuk semakin marah dan frustrasi, karena dia tidak bisa menemukan mereka. "Tidak ada lagi waktu untuk bermain-main," kata Datuk kepada orang-orangnya. "Kita harus menemukan mereka sebelum mereka bisa melarikan diri lagi." Tiba tiba pria itu muncul"sebenarnya yang mereka incar itu bukan kalian berdua tapi cuma Kamu amara!" Amara terkejut dan merasa takut. "Apa maksudmu?" tanya Amara dengan suara yang bergetar. Pria itu mengangguk. "Datuk dan orang-orangnya sebenarnya mencari kamu, Amara. Mereka memiliki alasan tertentu untuk mencari kamu, dan itu tidak ada hubungannya dengan Riko." Riko terkejut dan merasa khawatir tentang Amara. "Apa yang terjadi, Amara?" tanya Riko. Amara menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, Riko. Aku tidak tahu mengapa Datuk dan orang-orangnya mencari aku." Pria itu mengangguk. "Kita harus berhati-hati, Amara. Datuk dan orang-orangnya tidak akan berhenti mencari kamu sampai mereka menemukan kamu." Amara merasa takut dan khawatir tentang dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa yang terjadi dan mengapa Datuk dan orang-orangnya mencari dia. Tapi, dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Amara merasa takut dan khawatir tentang dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa yang terjadi dan mengapa Datuk dan orang-orangnya mencari dia. Tapi, dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Riko memeluk Amara untuk memberikan dukungan. "Jangan khawatir, Amara. Aku akan selalu ada untuk melindungimu." Pria itu mengangguk. "Kita harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Kita akan melindungi kamu, Amara, sampai kita menemukan jawaban tentang apa yang terjadi." Amara mengangguk, merasa lega karena telah mendapatkan dukungan dari Riko dan pria itu. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dan bahwa ada orang-orang yang peduli tentang dirinya. Amara memutuskan untuk bertanya kepada pria itu tentang apa yang terjadi. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Amara. "Mengapa Datuk dan orang-orangnya mencari aku?" Pria itu mengangguk. "Aku tidak tahu semua jawabannya, Amara. Tapi, aku tahu bahwa Datuk dan orang-orangnya mencari kamu karena kamu memiliki sesuatu yang mereka inginkan." Amara terkejut. "Apa yang aku miliki?" tanya Amara. Pria itu menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, Amara. Tapi, aku tahu bahwa kamu harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Kita akan melindungi kamu sampai kita menemukan jawaban tentang apa yang terjadi." Amara merasa semakin bingung dan khawatir tentang apa yang terjadi. Dia tidak tahu apa yang dia miliki yang membuat Datuk dan orang-orangnya mencarinya. Tapi, dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Riko memeluk Amara lagi untuk memberikan dukungan. "Jangan khawatir, Amara. Aku akan selalu ada untuk melindungimu." Pria itu mengangguk. "Kita harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Kita akan melindungi kamu, Amara, sampai kita menemukan jawaban tentang apa yang terjadi." Amara mengangguk, merasa lega karena telah mendapatkan dukungan dari Riko dan pria itu. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dan bahwa ada orang-orang yang peduli tentang dirinya. Tapi, pertanyaan masih ada di benak Amara. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Datuk dan orang-orangnya mencari dia? Dan apa yang akan terjadi selanjutnya? Amara masih merasa bingung dan khawatir tentang apa yang terjadi. Dia tidak tahu apa yang dia miliki yang membuat Datuk dan orang-orangnya mencarinya. Tapi, dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Riko dan pria itu terus memberikan dukungan dan perlindungan kepada Amara. Mereka berjanji untuk melindungi Amara sampai mereka menemukan jawaban tentang apa yang terjadi. Sementara itu, Datuk dan orang-orangnya masih terus mencari Amara. Mereka tidak akan berhenti sampai mereka menemukan Amara dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Amara harus terus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Dia harus percaya pada Riko dan pria itu untuk melindunginya dan membantunya menemukan jawaban tentang apa yang terjadi. Beberapa hari kemudian, Amara, Riko, dan pria itu masih bersembunyi di rumah kecil itu. Mereka tidak berani keluar karena takut ditemukan oleh Datuk dan orang-orangnya. Suatu hari, pria itu datang kepada Amara dan Riko dengan wajah yang serius. "Aku memiliki informasi baru," katanya. "Datuk dan orang-orangnya telah menemukan lokasi kita. Mereka akan datang ke sini hari ini juga." Amara dan Riko terkejut dan merasa takut. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Pria itu mengangguk. "Jangan khawatir, aku telah mempersiapkan rencana. Kita akan melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Kita harus bergerak cepat sebelum Datuk dan orang-orangnya tiba." Amara dan Riko mengangguk dan siap untuk melarikan diri. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi mereka tahu bahwa mereka harus berhati-hati dan tidak boleh menyerah. Mereka berempat kemudian berjalan menuju tempat yang lebih aman, dengan pria itu memimpin jalan. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temukan di tempat baru itu, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan. Sementara itu, Datuk dan orang-orangnya telah tiba di rumah kecil itu. Mereka mencari Amara dan Riko, tapi tidak menemukan mereka. Datuk marah dan frustrasi, karena dia tidak bisa menemukan Amara dan Riko. "Aku tidak akan menyerah," kata Datuk kepada orang-orangnya. "Kita harus terus mencari mereka sampai kita menemukan mereka." Orang-orangnya mengangguk dan siap untuk melanjutkan pencarian. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temukan, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Amara, Riko, dan pria itu terus berjalan menuju tempat yang lebih aman. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temukan, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan. Amara, Riko, dan pria itu terus berjalan menuju tempat yang lebih aman. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temukan, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan. Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di sebuah tempat yang tersembunyi di balik hutan yang lebat. Tempat itu terlihat seperti sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu dan dedaunan. Pria itu mengangguk. "Selamat datang di tempat yang aman," katanya. "Kalian berdua akan aman di sini." Amara dan Riko saling menatap, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman. Mereka kemudian meminta pria itu untuk menjelaskan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. "Baiklah," kata pria itu. "Kalian berdua harus menunggu di sini sampai Datuk dan orang-orangnya berhenti mencari kalian. Setelah itu, kita akan membawa kalian ke tempat yang lebih aman dan kalian dapat melanjutkan hidup kalian dengan normal." Amara dan Riko mengangguk, merasa lega karena telah mendapatkan rencana yang jelas. Mereka kemudian meminta pria itu untuk memberikan mereka makanan dan minuman, karena mereka telah lapar dan haus selama beberapa jam. Pria itu mengangguk dan memberikan mereka makanan dan minuman. Amara dan Riko kemudian makan dan minum dengan lahap, merasa lega karena telah mendapatkan kebutuhan mereka. Setelah makan dan minum, Amara dan Riko kemudian beristirahat di rumah kecil itu, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman. Mereka kemudian meminta pria itu untuk menjaga mereka, karena mereka masih khawatir tentang Datuk dan orang-orangnya. Pria itu mengangguk dan berjanji untuk menjaga mereka. Amara dan Riko kemudian tidur dengan nyenyak, merasa lega karena telah menemukan tempat yang aman dan telah mendapatkan bantuan dari pria itu. Sementara itu, Datuk dan orang-orangnya masih terus mencari Amara dan Riko. Mereka telah mencari di seluruh kota, tapi belum menemukan jejak mereka. Datuk semakin marah dan frustrasi, karena dia tidak bisa menemukan Amara dan Riko. "Aku tidak akan menyerah," kata Datuk kepada orang-orangnya. "Kita harus terus mencari mereka sampai kita menemukan mereka." Orang-orangnya mengangguk dan siap untuk melanjutkan pencarian. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka temukan, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Amara, Riko, dan pria itu terus bersembunyi di rumah kecil itu, menunggu sampai Datuk dan orang-orangnya berhenti mencari mereka. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi mereka tahu bahwa mereka harus terus berjuang untuk mendapatkan kebebasan dan keamanan. _Bersambung_ *Author : Kirana*
❤️ 2

Comments