![fiction stories & novels [CFN]](https://cdn1.wapeek.io/whatsapp/2025/02/28/16/fiction-stories-and-novels-cfn-cover_a8af3749d04d7d22babf0df3e382dea8.webp)
fiction stories & novels [CFN]
February 23, 2025 at 01:35 PM
"Kulkas rahasia!"
19._tewasnya datuk_
Amara, Riko, dan pria yang tidak dikenal itu berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Saat mereka berjalan, pria yang tidak dikenal itu mulai berbicara. "Aku memiliki informasi tentang kegiatan Datuk," katanya. "Aku tahu bahwa dia memiliki rencana untuk melakukan sesuatu yang besar."
Amara dan Riko berdua menatap satu sama lain dengan khawatir. "Apa yang dia rencanakan?" tanya Amara.
Pria yang tidak dikenal itu mengambil napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu pasti," katanya. "Tapi aku tahu bahwa dia memiliki rencana untuk melakukan sesuatu yang akan mempengaruhi banyak orang."
Riko mengangguk. "Kita harus mencari tahu apa yang dia rencanakan," katanya.
Amara juga mengangguk. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku akan membantu kamu berdua," katanya.
Amara, Riko, dan pria yang tidak dikenal itu terus berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Saat mereka berjalan, pria yang tidak dikenal itu mulai berbicara lagi. "Aku memiliki rencana untuk membantu kamu berdua," katanya. "Aku akan membantu kamu untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk."
Amara dan Riko berdua menatap satu sama lain dengan harapan. Mereka tahu bahwa mereka memiliki tantangan yang besar di depan mereka, tapi mereka juga tahu bahwa mereka memiliki pria yang tidak dikenal itu untuk membantu mereka.
"Apa rencana kamu?" tanya Amara kepada pria yang tidak dikenal itu.
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku memiliki kontak di dalam organisasi Datuk," katanya. "Aku akan membantu kamu untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk menghentikan Datuk."
Riko mengangguk. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."
Amara juga mengangguk. "Kita harus percaya pada pria ini," katanya. "Dia telah membantu kita sejauh ini."
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku akan terus membantu kamu berdua," katanya. "Kita akan menghentikan Datuk bersama-sama."
Mereka berempat terus berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Mereka berdua menoleh ke belakang dan melihat seorang pria yang tidak dikenalnya.
"Siapa kamu?" tanya Amara dengan waspada.
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku adalah teman pria yang tidak dikenal itu," katanya. "Aku datang untuk membantu kamu berdua."
Riko mengangguk. "Kita percaya pada kamu," katanya.
Amara juga mengangguk. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku akan membantu kamu berdua," katanya. "Kita akan menghentikan Datuk bersama-sama."
Mereka berlima terus berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Mereka berlima terus berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Saat mereka berjalan, pria yang tidak dikenal itu mulai berbicara lagi. "Aku memiliki rencana untuk membantu kamu berdua," katanya. "Aku akan membantu kamu untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk."
Amara dan Riko berdua menatap satu sama lain dengan harapan. Mereka tahu bahwa mereka memiliki tantangan yang besar di depan mereka, tapi mereka juga tahu bahwa mereka memiliki pria yang tidak dikenal itu untuk membantu mereka.
"Apa rencana kamu?" tanya Amara kepada pria yang tidak dikenal itu.
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku memiliki kontak di dalam organisasi Datuk," katanya. "Aku akan membantu kamu untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk menghentikan Datuk."
Riko mengangguk. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."
Amara juga mengangguk. "Kita harus percaya pada pria ini," katanya. "Dia telah membantu kita sejauh ini."
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku akan terus membantu kamu berdua," katanya. "Kita akan menghentikan Datuk bersama-sama."
Mereka berlima terus berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Mereka berdua menoleh ke belakang dan melihat seorang pria yang tidak dikenalnya.
"Siapa kamu?" tanya Amara dengan waspada.
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku adalah teman pria yang tidak dikenal itu," katanya. "Aku datang untuk membantu kamu berdua."
Riko mengangguk. "Kita percaya pada kamu," katanya.
Amara juga mengangguk. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Aku akan membantu kamu berdua," katanya. "Kita akan menghentikan Datuk bersama-sama."
Mereka berenam terus berjalan bersama-sama, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Saat mereka berjalan, mereka tiba-tiba melihat sebuah bangunan besar di depan mereka. Bangunan itu terlihat seperti sebuah kantor besar.
"Apa itu?" tanya Amara.
Pria yang tidak dikenal itu tersenyum. "Itu adalah kantor Datuk," katanya.
Riko mengangguk. "Kita harus masuk ke dalam," katanya.
Amara juga mengangguk. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi."
Mereka berenam terus berjalan menuju kantor Datuk, mencoba untuk mengumpulkan bukti yang cukup untuk menghentikan Datuk. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang lain.
Sesampainya di sana tiba tiba
"DOR(3×)"
Suara tembakan mengenai di seluruh ruangan
"Tepat sasaran"
"Kerja bagus amara" ucap datuk
Tiba tiba kepala duduk di tembak oleh penembak jitu yang ternyataa itu adalah tangan kanan nya Amara
"Nara urus mayat mayat ini" ucap Amara
"Baik nona bos" ucap Nara tangan kanan nya Amara
"Tau kan mayat ini harus di apakan"
"Tentu nona bos"
Jadi, mari kita lanjutkan cerita ini dengan benar.
Amara memerintahkan Nara untuk mengurus mayat-mayat yang ada di ruangan tersebut. Nara segera mengurus mayat-mayat tersebut dan memanggil timnya untuk membantu.
Sementara itu, Amara memeriksa ruangan tersebut dan mencari bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menghentikan Datuk. Dia menemukan beberapa dokumen yang dapat digunakan sebagai bukti dan sebuah rekaman suara yang dapat membuktikan bahwa Datuk telah melakukan kejahatan.
Tapi, tiba-tiba, Amara mendengar suara langkah kaki di luar ruangan. Dia tahu bahwa suara tersebut tidak biasa dan dapat berarti bahwa ada orang lain yang sedang mendekati.
"Nara, kita harus siap," kata Amara dengan serius. "Ada orang lain yang sedang mendekati."
Nara segera siap dan mempersiapkan diri untuk menghadapi orang lain yang sedang mendekati.
Tapi, siapa orang lain yang sedang mendekati? Apakah mereka adalah teman atau musuh? Saya ingin tahu lebih lanjut!
_bersambung_
*Author :Kirana*
❤️
3