Springtide Research Institute merilis laporan tentang "Kondisi Agama dan Kaum Muda", yang mengungkap tren "keimanan yang tidak terikat." Laporan tahun 2021 tersebut menunjukkan bahwa banyak anak muda tidak sepenuhnya terikat dengan satu agama tertentu. Sebanyak 53% menyatakan mereka setuju dengan beberapa ajaran agama mereka, tetapi tidak semua, sementara 55% merasa tidak perlu berkomitmen pada satu agama tertentu. Selain itu, 47% mengaku merasa cocok dengan berbagai agama yang berbeda. Menanggapi statistik tersebut, Koordinator Proyek Impact CT, Claire Nelson, berpendapat bahwa “ketika orang Kristen yang lebih tua mendengar tentang cara Gen Z “melepaskan diri” atau “mendekonstruksi” imannya, mereka bisa menjadi takut. Mungkin keterbukaan pikiran sama dengan relativisme moral dan kepercayaan yang hilang tidak dapat diperoleh kembali.” Akan tetapi, Nelson juga menambahkan, “sebagai anggota Gen Z, saya sendiri tidak punya kekhawatiran ini. Seringkali, berdialog dengan orang-orang yang memiliki perspektif berbeda membawa kita kembali ke—bukan menjauh dari—“Kebenaran” yang objektif. Saat kami semakin dewasa dalam iman, kami membutuhkan orang percaya yang lebih tua untuk mendukung dalam pertimbangan-pertimbangan kami, daripada menghindar dari pertanyaan dan kekhawatiran kami.” Baca lebih dalam artikel CT tentang keberagaman generasi dalam gereja serta bagaimana generasi Kristen yang lebih senior dapat memahami kekuatan serta tantangan saudara-saudari mereka yang lebih muda dalam iman. https://id.christianitytoday.com/2025/01/gen-z-kristen-tua-muda-mentoring-terbuka-id/