Gambaran Tuhan tentang kepemimpinan tidak terlihat seperti cambuk penindas atau tempat parkir utama bagi bos. Gambaran Tuhan tentang kepemimpinan justru terlihat seperti gembala yang memberi makan kawanan dombanya (1Ptr. 5:2). Juga terlihat seperti halnya Yesus mengikatkan handuk pelayan di pinggang-Nya ketika Dia berlutut untuk membasuh kaki para pengikut-Nya (Yoh. 13:4-5). Lalu mengapa penyalahgunaan otoritas terus terjadi di dalam pelayanan? Menurut penulis yang tinggal di pinggiran kota Chicago, Jeannie Whitlock, ketika kepemimpinan gereja lebih mengutamakan kompetensi eksternal daripada karakter Kristen, kita membuka ruang bagi kepemimpinan yang narsistik. Ia menekankan bahwa para pemimpin membutuhkan komunitas yang berani menegur dalam kasih, bukan jemaat yang hanya patuh tanpa pertanyaan. Baca artikel CT tentang bagaimana kita dapat menyikapi perpecahan dalam gereja menuju keadilan dan perdamaian sejati. https://id.christianitytoday.com/2024/05/konflik-gereja-kejatuhan-pemimpin-jemaat-terluka-id/