
Pak Cah Channel
February 3, 2025 at 08:19 AM
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
8-K UNTUK MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA (Bagian Keempat)
Oleh : Cahyadi Takariawan
Paling tidak, ada delapan sikap positif yang harus dimiliki oleh setiap pasangan suami istri, agar bisa mendapatkan kehidupan berumah tangga yang langgeng, harmonis, bahagia dan penuh cinta.
Sikap positif tersebut disimpulkan dengan rumus 8 K, sebagai berikut:
K-4 adalah Kesetiaan
Kesetiaan adalah hal krusial dalam kehidupan berumah tangga. Tanpa kesetiaan, berapapun banyak cinta yang sudah terbangun dalam kehidupan pernikahan, akan bisa hilang lenyap seketika.
Kita mulai dengan kisah keluarga Nabi Ayyub as. Sebagaimana kita ketahui, Nabi Ayyub hidup penuh kemuliaan dan kekayaan. Karena kondisi ekonomi dan kebaikan Ayyub, menjadikan masyarakat sangat hormat kepada beliau.
Namun pada suatu hari Allah mengujinya. Tiba-tiba tubuh Ayyub dipenuhi penyakit, hingga tak ada lagi yang sehat kecuali lisan, akal dan hatinya. Beliau hanya bisa beribadah, berdoa, berdzikir, dan sudah tidak mampu bekerja dan beraktivitas seperti biasanya.
Semenjak beliau jatuh sakit, masyarakat yang tadinya hormat dan dekat dengan Ayyub, perlahan mulai menjauh. Mereka merasa jijik melihat tubuh Ayyub yang berbau. Setelah berkembang isu bahwa penyakit Ayyub bersifat menular, akhirnya mereka mengusir Ayyub beserta keluarganya. Ayyub beserta istri dan sembilan anak perempuannya mulai tinggal di pengasingan.
Hari demi hari, hartanya semakin berkurang, bahkan akhirnya habis. Bukan hanya itu, sembilan anak perempuan tertular penyakitnya, dan meninggal dunia. Tidak ada anak yang tersisa. Tinggallah Ayyub dan sang istri yang amat setia. Ia tidak tertular penyakit sehingga bisa menjaga dan merawat Ayyub setiap harinya.
Dengan seizin sang suami, ia keluar rumah mendatangi masyarakat untuk menawarkan tenaga. Dari pekerjaan berat sang istri, mereka berdua bisa mendapatkan makanan untuk kehidupan sehari-hari.
Namun pada suatu hari, orang-orang sadar bahwa ia adalah istri Ayyub. Dengan alasan khawatir ia menularkan penyakit Ayyub, orang-orang mulai menolaknya. Istri Ayyub tidak lagi bisa bekerja menjadi pembantu.
Lalu dari mana istri Ayyub mendapatkan uang? “Terpaksa aku gunting rambutku, untuk aku jual kepada anak-anak bangsawan yang ingin memiliki rambut panjang. Beberapa kali terpaksa aku lakukan itu, untuk mendapatkan makanan. Hingga rambutku habis”, ungkap sang istri.
Di saat kesedihan sudah sedemikian berat dan memuncak, Nabi Ayyub curhat kepada Allah, sebagaimana tercantum dalam surat Al Anbiya’ ayat 83.
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
“Anni massaniyadh dhurru wa Anta arhamur rahimin. Wahai Tuhanku, aku tersentuh musibah, sedangkan Engkau Maha Penyayang di antara semua penyayang”.
Alhamdulillah, Allah mengabulkan doa Ayyub. Ia sembuh dan sehat kembali seperti semula. Bahkan Allah membuatnya kembali kaya raya. Dari istri yang setia itu, Allah kembali memberikan sembilan anak perempuan. Subhanallah.
Kisah kedua, pasangan setia selamanya Nabi Muhammad saw dan Khadijah. Sebagaimana kita ketahui, Khadijah binti Khuwailid adalah perempuan terhormat dan terpandang di kalangan Quraisy, dari garis keturunan yang mulia. Dia adalah perempuan yang terkaya di kalangan Quraisy, dan seorang pedagang sukses.
“Khadijah adalah perempuan yang terus hidup di hati suaminya, meskipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tak bisa mengikis kecintaan sang suami kepadanya. Panjangnya masa tak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya” (Mazin bin Abdul Karim Al-Farih, Al-Usratu Bila Masyakil).
‘Aisyah menceritakan kecemburuannya kepada Khadijah, seorang perempuan yang tak pernah mati di hati Nabi saw. Aisyah berkata, “Pada suatu hari aku cemburu. Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang perempuan yang sudah tua. Padahal Allah telah menggantikannya buatmu dengan perempuan yang lebih baik darinya.”
Nabi saw menyampaikan, “Allah tidak menggantikannya dengan seorang perempuan pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari istri yang lain” (HR. Ahmad, 6:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini sahih).
Saking cemburunya A’isyah, “Seakan-akan di dunia ini tidak ada perempuan lain selain Khadijah” (HR. Bukhari).
Aisyah bercerita, “Aku tidak pernah memiliki rasa cemburu yang lebih tinggi kepada para istri Nabi seperti kecemburuanku terhadap Khadijah, padahal aku tidak pernah menjumpainya.”
‘Aisyah melanjutkan kisahnya, “Dan Rasulullah itu, jika menyembelih kambing, beliau berkata : Kirimkan dagingnya untuk teman-teman Khadijah.” Aisyah melanjutkan : Suatu hari aku membuat marah Nabi, aku katakan : ‘Khadijah (lagi, Khadijah lagi).’ lalu Nabi menjawab, “Sesungguhnya aku diberi rezeki mencintainya” (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah saw sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Setia adalah pilihan. Semua bisa memilih setia. Seperti lantunan lagu Fatin Shidqia Lubis.
Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta / Mungkin engkau adalah salah satunya / Namun engkau datang di saat yang tidak tepat / Cintaku t’lah dimiliki / Inilah akhirnya harus ku akhiri / Sebelum cintamu semakin dalam / Maafkan diriku memilih setia / Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya..
❤️
👍
9