
Project Multatuli
May 22, 2025 at 09:25 AM
*Episode kedua serial #generasicemas*
Setiap malam, Rini menyusuri jalan gelap selama 20 menit dari kampungnya di tepi tebing karst Maros menuju sebuah toko roti. Ia bekerja mengepak ribuan kotak roti hingga dini hari dengan upah Rp45 ribu per hari.
Tak ada kontrak, tak ada jaminan kesehatan. Jika sakit, ia tak digaji. Jika lelah, ia tetap harus datang.
Rini bukan satu-satunya. Di kabupaten penyangga Makassar ini, anak-anak muda bekerja pontang-panting di sektor informal, dari toko roti, pabrik pengolahan udang, hingga kedai kopi.
Mereka bekerja penuh waktu dengan bayaran yang tak cukup untuk hidup layak. Banyak dari mereka merasa tak punya masa depan.
Minimnya lapangan kerja serta sistem pengupahan yang longgar membuat generasi muda Maros, termasuk lulusan sarjana, terjebak dalam kerja upah murah tanpa perlindungan.
Alih-alih bersiap menyambut Indonesia Emas 2045, mereka justru tenggelam dalam kecemasan. Baca selengkapnya di - https://projectmultatuli.org/generasi-cemas-di-maros-bekerja-tanpa-kontrak-diupah-sangat-murah/
Reportase sebelumnya tentang Generasi Cemas di Lampung - https://projectmultatuli.org/generasi-cemas-di-lampung-susah-cari-kerja-bermodal-ijazah-smk/
👍
❤️
😢
5