O. Solihin
O. Solihin
May 14, 2025 at 11:09 PM
*Ada Tiga Jenis Manusia, Kamu yang Mana?* Di dunia ini, manusia itu ternyata bisa diklasifikasi, bukan cuma dari zodiaknya (eh, tapi ini nggak boleh diyakini, ya), sidik jarinya, golongan darahnya, atau gaya belanja di e-commerce (hadeuh). Tapi juga dari cara dia nyambungin ilmu sama amal, dan sejauh mana hatinya terkoneksi sama Allah Ta'ala. Ini bukan klasifikasi ala-ala kuis kepribadian, tapi insight tajam dari ulama keren bernama Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah. Beliau pernah menyampaikan, أجهلُ الناس من ترك ما يعلم وأعلمُ الناس من عملَ بما يعلم وأفضل الناس أخشعهم لله عزوجل . "Manusia yang paling bodoh adalah yang tidak mengamalkan apa yang telah ia ilmui. Manusia yang paling berilmu adalah yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui. Dan manusia yang paling utama adalah yang paling takut kepada Allah 'Azza wa Jalla." (dalam Musnad ad-Darimi, hlm. 342) Widih, ini tuh bukan cuma quote buat status WhatsApp, tapi tamparan halus buat kita semua yang suka nimbun ilmu, tapi males praktek. Baca buku banyak, ikut kajian rajin, tapi akhlak masih gitu-gitu aja. Tahu bahwa shalat di awal waktu itu keren, tapi tetep aja nunggu iqamat buat wudhu. Tahu gibah itu dosa, tapi tetap semangat ngerumpi pake label “doain aja ya...” Hadeuuh... Kategori pertama, yakni manusia versi update tapi nggak upgrade. Ilmu banyak, tapi nggak berdampak. Udah tahu yang benar, tapi tetap milih yang salah. Udah paham polusi itu bahaya, tapi tetap nyampah. Ini tuh bukan kurang cerdas, tapi terlalu malas buat jadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Itu sebabnya kata Sufyan bin ‘Uyainah, ini “manusia paling bodoh.” Bukan karena IQ-nya minim, tapi karena hatinya keras. Nah, kategori kedua ini keren. Mengapa? Sebab, belajar, iya, praktek juga iya. Nggak cuma jadi penonton kebaikan, tapi pelaku langsung. Dia mungkin nggak banyak bicara, tapi tindakannya selalu nyentuh. Ilmu yang masuk ke hati dia bawa ke kaki, tangan, dan perilaku. Ini definisi “alim beneran”--bukan sekadar tahu, tapi ngerasain dan ngejalanin. Ngerti dan paham. Mantep! Gimana dengan kategori ketiga? Ini sih, top. Bukan yang ilmunya paling banyak, tapi yang hatinya paling takut sama Allah Ta'ala. Ini bukan takut ala film horor, tapi takut yang penuh cinta, harap, dan rasa malu. Dia tahu Allah Maha Melihat, makanya gerak-geriknya dijaga banget. Shalatnya khusyuk, lisannya bersih, amalnya diam-diam tapi dalam. Ini manusia “top tier” di langit, bukan di trending TikTok, ya. Jadi, kamu (atau kita) masuk kategori yang mana? Kita hidup di zaman banjir informasi (overload malah), tapi sering kekeringan amal (khususnya amal shalih). Kita pinter bikin konten motivasi, tapi gagal memotivasi diri sendiri. Padahal kunci kemuliaan bukan cuma tahu, tapi hidup dengan apa yang kita tahu. Eh, kalo gini saya malah paling merasa kena deh. Why? Karena saya sering bikin tulisan. Ngajak kepada kebaikan. Semoga saya bisa juga melakukannya. Kita sama-sama saling mendoakan dan saling support dalam kebaikan, ya. Yuk, jangan puas jadi manusia kategori satu. Naik level jadi orang yang bukan cuma ngerti, tapi ngebuktiin. Dan terus berusaha jadi yang paling lembut hatinya di hadapan Allah Ta'ala. Bismillah. Semoga kita bisa mewujudkannya. Ya, karena pada akhirnya, Allah Ta'ala nggak nanya seberapa banyak yang kita tahu. Tapi seberapa jauh kita berani berubah menjadi lebih baik setelah banyak tahu. Keep belajar, keep ngejalanin, dan jangan lupa... keep takut (dalam arti yang benar) kepada Allah Ta'ala. [OS]
😢 👍 3

Comments