O. Solihin
O. Solihin
June 4, 2025 at 09:07 AM
*Aktif Tanpa Arah, Sibuk Tapi Salah* Kamu pernah nggak, ngerasa hidup tuh rame banget--grup WhatsApp aktif, notifikasi nggak berhenti, agenda padet kayak ikan sarden ditumpuk, tapi hati malah kosong melompong? Kayak semuanya sibuk, tapi nggak jelas buat apa. Asik bikin konten, sibuk ngebut deadline, tapi lupa ngecek bahwa ini semua ngarah ke ridha Allah Ta'ala, atau cuma biar dapet likes dan pengakuan orang? Iya, kadang kesibukan itu bukan bukti keberkahan, tapi justru pertanda kita makin jauh dari tujuan hidup yang sebenarnya. Jauh dari ridha Allah Ta'ala. Menjauh dari kedekatan dengan Allah Ta'ala dalam ibadah dan amal shalih. Kita dibuat sibuk dengan urusan yang nggak berguna alias nggak ada manfaatnya. Ngerasa sibuk, tapi untuk hal yang minim manfaat. Tiap hari scrolling, stalking, scrolling lagi. Eh, tiba-tiba udah isya. Tapi pas ditanya, “Hari ini dapat apa?” Jawabnya, “Ehm… tahu kabar mantan.” Eh, ke sini lagi contohnya. Kira-kira ada manfaatnya? Sibuk tapi nggak produktif. Boleh juga kita perhatikan apa yang pernah disampaikan oleh Imam Junaid al-Baghdadi rahimahullah. Beliau berkata, عَلَامَةُ إِعْرَاضِ اللَّهِ عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يُشْغِلَهُ بِمَا لَا يَعْنِيهِ "Tanda Allah berpaling dari seorang hamba adalah hamba tersebut disibukkan dengan sesuatu yang tidak berguna." (Shafwah ash-Shafwah, jilid 2, hlm. 271) Glek. Dalem benget. Bukan cuma mengiris, tapi bikin kepikiran. Mestinya sadar, ya. Bisa dipahami, sih. Kamu (dan kita semua) dikasih waktu 24 jam sehari. Tapi kalo semuanya habis buat ngejar tren, kebawa FOMO hal viral tapi receh, ngejar gosip, ngejar vibes, itu semua bikin rugi. Iya. Sementara kita lupa ngejar ridha Allah Ta'ala. Wah, itu bukan cuma rugi banyak, tapi bisa jadi tanda kita lagi dijauhkan dari arah yang benar. Serem, nggak sih? Ya, kadang kita bangga banget kalo "sibuk". Tapi jangan-jangan, itu cuma sibuk yang nggak berpahala. Capek iya, tapi nihil faedah. Kayak main game 7 jam, menang pun nggak dapet pahala. Atau ribut soal outfit siapa yang lebih kece, padahal ke masjid masih bolong-bolong. Shalat masih ditunda-tunda, bahkan sebagian dikerjakan, sebagian ditinggal. Astaghfirullah. Padahal, hidup tuh bukan soal seberapa padat harimu, tapi seberapa berkah waktumu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu orang paling sibuk. Beliau mimpin umat, adakalanya berjihad, ngurus keluarga, ngajarin sahabat, tapi tetap bisa shalat malam panjang sampai bengkak kaki. Mengapa bisa demikian? Karena waktu beliau itu penuh makna. Bukan cuma penuh agenda. Nggak kayak kita, yang udah ngerasa sibuk dengan kerjaan dan duniawi tapi malah lalai ibadah. Duh, ampuni kami ya Allah. Kamu nggak harus jadi super alim langsung. Tapi coba deh, review isi hari-hari kamu. Apa aja yang sebenarnya nggak penting tapi ngabisin waktu, energi, bahkan iman? Lalu, pelan-pelan ganti sama hal-hal yang bikin Allah Ta'ala ridha, seperti belajar agama, bantu orang, zikir, shalat tepat waktu, bahkan senyum pun berpahala. Simple, tapi impactful. Beneran. Jadi, kalo kamu disibukkan sama hal-hal yang nggak guna, itu bisa jadi sinyal bahwa hati kamu lagi jauh dari-Nya. Tapi kalo kamu sibuk sama hal-hal yang Allah suka, Allah ridha, maka selamat. Berarti kamu lagi disayang. Bersyukurlah. Yuk, move on dari kesibukan yang cuma bikin kosong. Ganti dengan aktivitas yang bikin hati lapang, tenang, dan full cahaya kebaikan. Bukan demi pujian manusia, tapi demi pandangan ridha dari Allah yang Maha Melihat segalanya. Jangan sampe aktif tapi tanpa arah, dan sibuk tapi salah. Mulai sekarang, kita perbaiki pelan-pelan, ya. Niatkan agar senantiasa dekat dengan Allah Ta'ala. Semoga dimudahkan. [OS]
❤️ 😢 4

Comments