O. Solihin
O. Solihin
June 5, 2025 at 09:06 AM
*Sahabat Sejati Bukan yang Selalu Setuju* Coba jujur deh, kamu mungkin pernah ngerasain kesel sama temen yang ngingetin kekurangan kamu. Dia yang dengan santainya bilang, “Eh Bro, kamu tadi nyolot banget, tahu ngggak, itu bikin kamu turun wibawa!” atau “Sis, suara kamu tadi pas ngomong ke ibu guru tuh keras banget kayak orang nggak punya adab.” Kalo kamu langsung manyun, baper, terus diem-diem ngejauh, berarti saatnya kudu introspeksi. Ya, karena banyak dari kita, tanpa sadar, lebih suka dipuji ketimbang dikritik, lebih seneng dibaik-baikin ketimbang dibenerin. Malah lebih bahaya lagi kita minta dukungan teman atas keburukan kita. Bener apa betul? Ngeri, ah! Padahal, kata Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, “Sulit didapatkan pada masa ini seorang teman yang memiliki sifat ini (terus terang dan menasihati). Sebab, jarang sekali ada kawan yang tidak memberikan sanjungan, justru memberi tahu kekurangan. Dahulu, salaf mencintai orang yang mengingatkan mereka tentang berbagai kekurangan mereka. Adapun kita sekarang, biasanya menjadikan orang yang mengetahui kekurangan kita sebagai orang yang paling dibenci. Ini adalah tanda lemahnya iman.” (dalam Mukhtashar Minhajil Qashidin, hlm. 147) Ouch. Ngena banget, ya? Duh, muhasabah, yuk! Kalo dipikir-pikir, ada benarnya bahwa sahabat sejati itu bukan yang selalu setuju sama kamu, tapi yang berani jujur ke kamu, meski itu bikin kamu nggak nyaman. Sahabat sejati itu yang rela kelihatan "jahat" sekarang demi masa depan kamu agar selamat. Dia tuh ibarat cermin. Nggak nambahin luka, tapi nunjukkin noda yang belum kamu sadari. Nggak semua kritik itu nyakitin. Kadang, yang sakit itu adalah gengsi kita sendiri. Kita pengen keliatan sempurna, nggak pengen ada yang nyolek kekurangan kita. Nggak sudi dikritik. Padahal, gimana kita bisa jadi pribadi yang lebih baik kalo nggak pernah dikasih tahu kurangnya atau kita nggak sadar diri. Dulu, para ulama tuh justru nyari orang yang bisa ngingetin mereka. Mereka nganggep kritik itu anugerah, bukan serangan. Bahkan, bisa jadi ada yang bilang, “Orang yang ngingetin aku tentang aibku adalah sahabat sejatiku.” Jadi, daripada ngumpulin temen yang cuma bisa bilang, “Kamu udah oke banget, kamu perfect,” mending cari temen yang bisa bilang, “Kamu keren sih, tapi bagian ini perlu kamu perbaiki.” Itu baru sahabat yang ngajak ke surga. Teman dalam kebaikan. Mulai sekarang, yuk ubah pola pikir. Jangan benci orang yang nunjukin kelemahan kita. Jangan jauhi temen yang berani jujur. Sebab, bisa jadi lewat mereka, Allah Ta'ala memberikan kebaikan kepada kita. Dan bisa jadi, kritik hari ini adalah tangga menuju ridha Allah Ta'ala besok. Silakan direnungkan. Perlu diingat juga bahwa orang yang selalu muji kita, belum tentu peduli sama kita. Tapi orang yang berani negur kita dengan niat tulus, bisa jadi dialah bentuk kasih sayang Allah Ta'ala yang dikirim ke dalam hidup kita. Kalo kamu pengen lebih baik dalam hidupmu, mulai dari satu langkah sederhana, yakni terima nasihat dengan lapang dada, dan jadikan kritik sebagai bahan bakar untuk naik level kebaikanmu. Yuk, saling mendoakan dan saling menolong dalam kebaikan. [OS]
❤️ 👍 🖤 6

Comments