O. Solihin
O. Solihin
June 7, 2025 at 02:35 PM
*Jangan Bercanda tentang Neraka* Di zaman algoritma makin sensi dan konten makin halu, banyak orang rela ngapain aja demi satu kata sakral: viral. Masalahnya, ada yang nyari viral bukan cuma lewat prank murahan atau drama tangisan, tapi malah ngonten “hari pertama di neraka”. Serius, Bro en Sis. Neraka dijadiin latar konten, kayak lagi staycation di kobaran api. Ada yang pura-pura berenang di lava, ada yang nge-vlog sambil pake baju compang-camping. Padahal itu tempat yang Nabi aja sampe nangis ketika mendapat kabar dari Malaikat Jibril bahwa akan ada dari umat beliau yang masuk neraka. Eh, sekarang malah ada orang yang menjadikan siksa neraka sebagai mainan dan bercandaan. Lucu? Nggak. Kreatif? Apalagi. Bahaya? Iya! Betul, sebab yang ada malah iman makin tipis, akidah makin kepleset. Ini lagi hangat dibahas. Ya, media sosial geger gara-gara dua video AI (Artificial Intelligence) di YouTube berjudul “Hari Pertama Masuk Neraka” dan “Hari Kedua di Neraka.” Konten ini menampilkan pria yang tampak "liburan" di neraka--berenang di sungai lava, mandi kobaran api, dan santai vlog sambil nyebut, “Panasnya mantul!” Ketua MUI Bidang Pengkajian, Utang Ranuwijaya, mengecam keras konten ini. Ia menyebut video itu sebagai pendangkalan akidah, menyesatkan umat, dan berpotensi menodai agama. MUI pun meminta agar pelaku diproses hukum. Duh, "Neraka? Dikiranya tempat healing?" Bro en Sis, ini bukan film Marvel. Ini juga bukan promo wisata ekstrem level “berenang di lava sambil update vlog.” Video AI ini sukses bikin netizen yang minim akidah dan lost akhlak malah ngakak, tapi bagi mereka yang ngerti agama langsung istighfar. Beneran. Sebab, jujur aja, lucunya tuh absurd. Malah sebenarnya nggak lucu, tapi lebih ke menista, jadi mainan. Parah. Kalau neraka bisa dijadikan konten becandaan kayak gitu, ini bukan kreatif, tapi lost adab. Bikin konten AI mestinya tahu aturan dan batasan. Itu artinya, kalo udah ngoprek hal ghaib yang suci dan mengandung nilai iman, terus dijadiin becandaan ala prank TikTok, itu bukan edukatif, tapi tak beretika. Neraka itu jangan digambarkan sebagai lelucon lalu dijadiin konten nggak bermutu kayak gitu. Itu tempat hisab dan adzab. Mereka yang di dunia bisa pura-pura, tapi yang di akhirat semua topeng copot. Akhirat tempat mengadili berbagai perkara yang belum selesai di dunia bagi setiap orang. Bahaya kalo neraka dijadikan guyonan atau malah terkategori penistaan karena bertentangan dengan pemahaman akidah kita. Lagian, kata siapa bikin konten harus viral sampai segitunya alias nggak tahu aturan dan batasan? Emangnya viewer YouTube bisa jadi penolong waktu malaikat di alam kubur nanya: “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?” So, kalo yang bikin video ini udah segitu nyantai bayangin neraka, kita justru harus makin serius ngejauh dari kemungkinan ke sana. Bercanda tema yang lain boleh asal tetap ada aturan dan batasan. Sebab, jangan sampai ngakak di dunia, nangis di akhirat. Eh, neraka itu beneran panas, bukan ‘mantul’. Jangan pula dijadikan bahan candaan. Harusnya berdoa agar terhindar dari siksa api neraka. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _“Berlindunglah kalian dari siksa api neraka walau (bersedekah) hanya dengan setengah kurma.“_ *(HR Muslim no. 1016)* Semoga ketika AI makin canggih, akhlak dan akidah kita tetap waras. Jangan sampai teknologi melesat, tapi iman tersesat. Mengejar viral dengan cara ngasal? Bahaya. Neraka jadi bahan bercandaan? Jangan dong. Semoga kita terhindar dari sifat sedemikian. [OS]
❤️ 🤲 5

Comments