
ILMUI
May 27, 2025 at 10:48 PM
🌟BERPUASA DAN BERHARI RAYA BERSAMA PENGUASA🌟
Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh ditanya:
رسالة
فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين حفظه الله تعالى
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته وبعد:
فأسأل الله لكم العون ودوام التوفيق.
وأفيد فضيلتكم بأنا من موظفي سفارة خادم الحرمين الشريفين حفظه الله تعالى في.... ونحن هنا نعاني بخصوص صيام شهر رمضان المبارك وصيام يوم عرفة، وقد انقسم الأخوة هناك إلى ثلاثة أقسام:
1 قسم يقول: نصوم مع المملكة ونفطر مع المملكة.
2 قسم يقول نصوم مع الدولة التي نحن فيها ونفطر معهم.
3 قسم يقول: نصوم مع الدولة التي نحن فيها رمضان، أما يوم عرفة فمع المملكة.
وعليه آمل من فضيلتكم الإجابة الشافية والمفصلة لصيام شهر رمضان المبارك، ويوم عرفة مع الإشارة إلى أن دولة ... وطوال الخمس سنوات الماضية لم يحدث وأن وافقت المملكة في الصيام لا في شهر رمضان ولا في يوم عرفة، حيث إنه يبدأ صيام شهر رمضان ويوم عرفة هنا في.... بعد إعلانه في المملكة بيوم أو يومين، وأحياناً ثلاثة أيام، حفظكم الله. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
[ابن عثيمين ,مجموع فتاوى ورسائل العثيمين ,19/39]
بسم الله الرحمن الرحيم
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
اختلف العلماء رحمهم الله فيما إذا رؤي الهلال في مكان من بلاد المسلمين دون غيره، هل يلزم جميع المسلمين العمل به، أم لا يلزم إلا من رأوه ومن وافقهم في المطالع، أو من رأوه، ومن كان معهم تحت ولاية واحدة، على أقوال متعددة، وفيه خلاف آخر.
والراجح أنه يرجع إلى أهل المعرفة، فإن اتفقت مطالع الهلال في البلدين صارا كالبلد الواحد، فإذا رؤي في أحدهما ثبت حكمه في الآخر، أما إذا اختلفت المطالع فلكل بلد حكم نفسه، وهذا اختيار شيخ الإسلام ابن تيمية - رحمه الله تعالى - وهو ظاهر الكتاب والسنة ومقتضى القياس:
أما الكتاب فقد قال الله تعالى: {فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} فمفهوم الآية: أن من لم يشهده لم يلزمه الصوم.
وأما السنة فقد قال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إذا رأيتموه فصوموا، وإذا رأيتموه فأفطروا» مفهوم الحديث إذا لم نره لم يلزم الصوم ولا الفطر.
وأما القياس فلأن الإمساك والإفطار يعتبران في كل بلد وحده وما وافقه في المطالع والمغارب، وهذا محل إجماع، فترى أهل شرق آسيا يمسكون قبل أهل غربها ويفطرون قبلهم، لأن الفجر يطلع على أولئك قبل هؤلاء، وكذلك الشمس تغرب على
[ابن عثيمين ,مجموع فتاوى ورسائل العثيمين ,19/40]
أولئك قبل هؤلاء، وإذا كان قد ثبت هذا في الإمساك والإفطار اليومي فليكن كذلك في الصوم والإفطار الشهري ولا فرق.
ولكن إذا كان البلدان تحت حكم واحد وأمر حاكم البلاد بالصوم، أو الفطر وجب امتثال أمره؛ لأن المسألة خلافية، وحكم الحاكم يرفع الخلاف.
وبناء على هذا صوموا وأفطروا كما يصوم ويفطر أهل البلد الذي أنتم فيه سواء وافق بلدكم الأصلي أو خالفه، وكذلك يوم عرفة اتبعوا البلد الذي أنتم فيه.
كتبه محمد الصالح العثيمين في 28/8/1420 هـ.
[ابن عثيمين ,مجموع فتاوى ورسائل العثيمين ,19/41]
---
Surat
Kepada Yang Mulia Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – semoga Allah menjaganya –
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, amma ba’du:
Saya memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan dan selalu memberkahi Anda dengan taufik.
Saya ingin menginformasikan kepada Yang Mulia bahwa kami adalah pegawai Kedutaan Penjaga Dua Tanah Suci – semoga Allah menjaganya – di (...). Di sini kami menghadapi kesulitan terkait puasa bulan Ramadan yang mulia dan puasa hari Arafah, karena terjadi perbedaan pendapat di antara para saudara kami yang terbagi menjadi tiga kelompok:
1. Kelompok yang mengatakan: Kami berpuasa dan berhari raya mengikuti Kerajaan (Arab Saudi).
2. Kelompok yang mengatakan: Kami berpuasa dan berhari raya mengikuti negara tempat kami tinggal.
3. Kelompok yang mengatakan: Kami berpuasa Ramadan mengikuti negara tempat kami tinggal, sedangkan untuk hari Arafah kami mengikuti Kerajaan.
Berdasarkan hal itu, kami berharap Yang Mulia berkenan memberikan jawaban yang memadai dan rinci terkait puasa bulan Ramadan yang mulia dan hari Arafah, dengan penekanan bahwa selama lima tahun terakhir negara (...) tidak pernah bersamaan waktunya dengan Kerajaan dalam hal memulai puasa, baik di bulan Ramadan maupun hari Arafah. Puasa Ramadan dan hari Arafah di sini dimulai satu, dua, bahkan kadang tiga hari setelah diumumkan di Kerajaan. Semoga Allah menjaga Anda.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
---
Bismillahirrahmanirrahim
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Para ulama rahimahumullah berbeda pendapat dalam hal jika hilal (bulan sabit awal bulan) terlihat di suatu tempat di negeri kaum Muslimin namun tidak terlihat di tempat lain, apakah seluruh kaum Muslimin wajib mengikutinya, atau hanya wajib bagi yang melihatnya dan yang memiliki kesamaan tempat terbit bulan (mathla’), atau hanya wajib bagi yang melihat dan yang berada di bawah satu kekuasaan yang sama – ada beberapa pendapat dalam masalah ini, dan perbedaan pendapat lain yang terkait.
Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa hal ini kembali kepada ahli ilmu. Jika mathla’ bulan di dua negeri tersebut sama, maka keduanya dihukumi seperti satu negeri. Jika hilal terlihat di salah satu, maka hukumnya berlaku di yang lain. Namun jika mathla’nya berbeda, maka setiap negeri memiliki ketetapan masing-masing. Ini adalah pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah – rahimahullah – dan ini pula yang tampak dari Al-Qur’an dan Sunnah serta sesuai dengan qiyas:
Adapun dari Al-Qur’an, Allah Ta'ala berfirman:
“Barang siapa di antara kamu menyaksikan (masuknya) bulan (Ramadhan), maka hendaklah ia berpuasa. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan, maka gantilah di hari lain. Allah menginginkan kemudahan untuk kalian dan tidak menginginkan kesulitan, agar kalian menyempurnakan hitungan dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya, dan agar kalian bersyukur.”
(Maksud dari ayat ini: barang siapa yang tidak menyaksikannya, maka tidak wajib baginya untuk berpuasa.)
Adapun dari sunnah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika kalian melihatnya (hilal), maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya (lagi), maka berbukalah.”
(Maksudnya: jika kita tidak melihat hilal, maka tidak wajib berpuasa ataupun berbuka.)
Adapun dari qiyas, karena waktu imsak dan berbuka ditentukan menurut masing-masing daerah sesuai dengan waktu terbit fajar dan terbenam matahari, dan hal ini merupakan kesepakatan. Kita lihat penduduk Asia Timur berpuasa dan berbuka lebih awal daripada penduduk bagian baratnya, karena fajar dan matahari terbit dan terbenam lebih dulu di sana. Maka jika ini berlaku untuk imsak dan buka harian, tentu berlaku pula untuk puasa dan berbuka bulanan. Tidak ada perbedaan.
Namun, jika dua negara berada di bawah satu pemerintahan dan penguasa memerintahkan untuk berpuasa atau berbuka, maka wajib mengikuti perintahnya, karena masalah ini adalah masalah ijtihadiyyah, dan keputusan penguasa menyelesaikan perbedaan pendapat.
Berdasarkan hal ini, berpuasalah dan berbukalah sesuai dengan penduduk negara tempat kalian tinggal, baik itu sesuai dengan negara asal kalian atau tidak. Demikian pula dengan hari Arafah, ikutilah negara tempat kalian berada.
Ditulis oleh: Muhammad ash-Shalih al-‘Utsaimin pada 28/8/1420 H
📚 [Ibnu Utsaimin, Majmu’ Fatawa wa Rasail al-Utsaimin, 19/39-41]
---
Berkata Syaikh Al-Albani rohimahulloh:
"إذا رأى هلال الصوم وحده أو هلال الفطر وحده فهل عليه أن يصوم برؤية نفسه أو يفطر برؤية نفسه؟ أم لا يصوم ولا يفطر إلا مع الناس؟ على ثلاثة أقوال هي ثلاث روايات عن أحمد".
ثم ذكرها والذي يهمنا ذكره منها ما وافق الحديث وهو قوله:
"والثالث: يصوم مع الناس ويفطر مع الناس وهذا أظهر الأقوال لقول النبي صلى الله عليه وسلم: "صومكم يوم تصومون وفطركم يوم تفطرون وأضحاكم يوم تضحون". رواه الترمذي وقال: حسن غريب.
قال: وفسر بعض أهل العلم هذا الحديث فقال: إنما معنى هذا الصوم والفطر مع الجماعة وعظم الناس".
وهذا الحديث مخرج في "الصحيحة" 224 و "الإرواء" 905 من طرق عن أبي هريرة فمن شاء رجع إليها.
ثم قال ابن تيمية 117:
"لكن من كان في مكان ليس فيه غيره إذا رآه صام فإنه ليس هناك غيره".
[ناصر الدين الألباني ,تمام المنة في التعليق على فقه السنة ,page 399]
> “Jika seseorang melihat hilal (bulan sabit) Ramadhan sendirian, atau hilal Idul Fitri sendirian, apakah dia harus berpuasa karena penglihatannya sendiri atau berbuka karena penglihatannya sendiri? Ataukah dia tidak berpuasa dan tidak berbuka kecuali bersama orang-orang? Maka terdapat tiga pendapat, yang merupakan tiga riwayat dari Imam Ahmad.”
Kemudian beliau menyebutkannya, dan yang menjadi perhatian kita adalah pendapat yang sesuai dengan hadits, yaitu pendapat ketiga:
“Pendapat ketiga: Berpuasa bersama orang-orang dan berbuka bersama orang-orang, dan ini adalah pendapat yang paling jelas (kuat), berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Hari kalian berpuasa adalah hari ketika kalian semua berpuasa, hari kalian berbuka adalah hari ketika kalian semua berbuka, dan hari kalian menyembelih (kurban) adalah hari ketika kalian semua menyembelih.’”
Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan ia mengatakan: “Hasan gharib.”
Ia (penulis) berkata: Sebagian ulama menjelaskan hadits ini dengan mengatakan: “Maknanya adalah bahwa puasa dan berbuka dilakukan bersama jamaah dan mayoritas manusia.”
Hadits ini terdapat dalam Ash-Shahihah no. 224 dan Al-Irwa’ no. 905 dari berbagai jalur dari Abu Hurairah, maka siapa yang ingin menelitinya dapat merujuk ke sana.
Kemudian Ibnu Taimiyah berkata dalam (jilid) 1 halaman 117:
“Namun, jika seseorang berada di tempat yang tidak ada orang lain selain dirinya, maka apabila dia melihat hilal, dia berpuasa. Karena tidak ada orang lain selain dia.”
📚 [Nasiruddin Al-Albani, Tamaamul Minnah fi At-Ta’liq ‘ala Fiqhis Sunnah, hlm. 399]
Telegram: https://t.me/ilmui
WA: https://whatsapp.com/channel/0029VaALfMAGJP8PEIsVk33P
#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan
#puasa #hariraya #bersama #penguasa