SAJAK Aksara25
SAJAK Aksara25
May 23, 2025 at 12:30 PM
Layu di Hati yang Tak Lagi Kau Tinggali Hai, masihkah luka itu mengendap di antara jeda yang tak sempat kita beri peluk? Aku bertanya pada angin, yang pernah mencatat nama kita di sisi jendela pagi. Dulu, aku keras kepala, suaraku tinggi lebih tinggi dari cintamu yang lembut, hingga kau pun lelah membawa pulang rindu yang tak pernah kupahami. Kini, kau adalah keheningan yang justru paling ramai dalam kepalaku. Bayangmu duduk di meja makan, tapi sendok dan garpu hanya menggema menggugurkan kenangan satu per satu ke dalam piring kosong. Andai bisa kuputar ulang waktu seperti kaset yang kusayang, akan kupilih diam, akan kupilih peluk, akan kupilih kamu. Ini bukan mawar, bukan melati, bukan bunga istimewa dari taman penuh warna— hanya bunga maaf, yang kutanam dari benih penyesalan, dan tumbuh layu oleh egoku sendiri. Namun terimalah, jika suatu hari hatimu tak lagi marah. Jika ada setitik rindu yang masih bernyanyi di sela-sela bencimu. Dan bila tak bisa, biarlah aku jadi angin yang memelukmu diam-diam, tanpa pernah kau tahu, bahwa aku tak pernah berhenti ingin kembali pada versi kita yang dulu.
👍 2

Comments