Dhamma For Everyone
Dhamma For Everyone
June 18, 2025 at 01:40 PM
Damai tak Tergoyahkan (9) ~ Ven. Ajahn Chah Sebelum pencerahannya, Sang Buddha mengenali pola ini dalam hatiNya. Beliau mengetahui bahwa kondisi untuk eksistensi dan kelahiran kembali belumlah lenyap. Pekerjaannya belum selesai. Dengan berfokus pada kondisi kehidupan, la merenungi sesuai dengan hakekat: "Oleh sebab ini maka ada kelahiran, adanya kelahiran menyebabkan adanya kematian, semua perubahan datang dan pergi" Maka Sang Buddha mengambil tema ini sebagai perenungan untuk memahami kebenaran lima khandha. Segala sesuatu baik mental maupun fisik, semua yang ditangkap dan dipikirkan tanpa kecuali adalah terkondisi. Begitu la mengetahuinya, maka la mengajar kita untuk melepaskan semua itu. la mendorong orang lain untuk memahami kebenaran ini. Jika tidak, kita akan terus menderita. Kita tidak akan dapat melepas hal-hal ini. Bagaimanapun ketika kita memahami sesuatu sebagaimana adanya, kita akan mengetahui bahwa semuanya ini telah mengecoh kita. Sebagaimana ajaran Sang Buddha,"Pikiran ini tak mempunyai substansi, ia bukanlah apa-apa". Pikiran ini tidak terlahir sebagai milik siapapun. la tidak mati sebagai milik seseorang. Pikiran itu sejatinya bebas, cemerlang, cerah dan tidak digayuti dengan masalah atau isu apapun. Masalah itu ada karena pikiran dikaburkan oleh hal-hal berkondisi tadi, persepsi yang salah akan diri. Jadi Sang Buddha menyuruh kita mengamati pikiran ini. Apakah yang ada di sana pada mulanya? Sebenarnya, tidak ada apapun. Pikiran tidak lahir dengan hal-hal berkondisi dan juga tidak mati dengannya. Ketika pikiran berjumpa dengan sesuatu yang baik, ia tidak menjadi baik. Ketika berhubungan dengan sesuatu yang jahat, ia tidak pula menjadi jahat. Demikianlah adanya manakala ada insight yang jernih terhadap hakekat diri seseorang. Inilah pemahaman bahwa pada dasarnya segala hal itu tanpa-substansi.
🙏 1

Comments