Kalau pengen jadi penulis, saran saya, perbanyak membaca. Baca banyak buku. Jangan cuma baca satu dua buku atau terpaku pada satu-dua penulis. Luasin referensi bacaan. Kenapa? Karena kualitas tulisan itu kelihatan dari seberapa banyak bacaan penulisnya. Menulis itu tentang menuangkan isi kepala. Nah, kalau kepala kosong, apa yang mau dituang? Kalau kamu pengen nulis novel, ya banyak-banyaklah baca novel. Dari banyak penulis. Dari berbagai genre. Coba juga baca karya-karya klasik atau buku terjemahan. Buat penulis, membaca itu bukan cuma hiburan. Tapi juga cara belajar. Belajar gimana penulis lain nulis. Gimana gaya mereka. Gimana cara mereka menyusun cerita. Saya sering banget ketemu penulis—khususnya yang nulis di Wattpad (gak semua)—yang referensinya cuma dari Wattpad juga. Jadi penulis-penulis di luar Wattpad itu gak mereka kenal, apalagi baca. Padahal, makin luas bacaanmu, makin tajam nalarmu, makin kaya caramu menulis. Begitu juga kalau kamu pengen nulis puisi. Ya baca puisi. Kenali penyair-penyair Indonesia atau luar negeri. Senior maupun penyair baru. Saya pernah ketemu orang yang ngaku pengen nulis puisi, tapi pas saya tanya siapa penyair favoritnya, dia malah bingung. Gak tau. Dan lebih parahnya, gak pernah baca buku puisi. Bahkan waktu saya sebut nama-nama kayak Sapardi, Jokpin, Aan Mansyur, atau Chairil Anwar—dia geleng kepala. Tapi ngaku pengen jadi penyair. Ini berlaku juga kalau kamu ingin menulis cerpen. Jadi, saran saya sekali lagi perbanyak baca. Perluas wawasan. Karena penulis yang baik, pasti pembaca yang rakus juga.