O. Solihin
O. Solihin
June 13, 2025 at 09:09 AM
*Nggak Usah Nyinyir, Yuk Saling Support!* Kadang yang bikin capek itu bukan medan dakwahnya, tapi suara-suara sumbang dari sesama pasukan ngaji. Temen satu lingkaran, satu majelis, satu gerakan--tapi begitu ada yang bersinar sedikit karena sering diundang jadi pembicara, masuk poster kajian, followers-nya makin nambah, terus kamu mulai bisik-bisik ke temen lain, dan ngasih label, “Wah, dia mah seleb dakwah tuh sekarang." Lah, emangnya berdakwah itu salah kalo dilihat orang? Emangnya kalo sering diundang ceramah, itu otomatis tanda nggak ikhlas? Yuk, kita ngobrol jujur. Eh, jangan-jangan yang nyinyir itu sebenernya lagi gagal ngatur hati, bukan gagal paham dakwah. Bismillah, yuk mulai ikhtiar benerin niat. So, daripada terus nyinyir, mending upgrade ikhtiar! Pernah dengar istilah Crab Mentality? Ya, istilah crab mentality, alias mental kepiting. Ya, ini soal kelakuan mirip beberapa kepiting dalam ember, ketika satu kepiting udah mau naik ke atas, eh kepiting lainnya malah narik dia turun. Alhasil? Semua tetap terjebak di ember, nggak ada yang naik dan berhasil keluar. Begitu juga di dunia dakwah. Harusnya kalo ada yang berkembang, ya kita ikut seneng dong. Tapi nyatanya? "Ih, dia tuh bukan berdakwah karena Allah, tapi karena cari panggung." Wait. Kamu bisa baca niat orang? Atau itu cuma cara halus buat nunjukin kalo kamu belum diajak naik panggung juga? Bro en Sis, dengki itu bukan prestasi. Dalam Islam, mental kayak gini disebut hasad, alias iri bin dengki. Padahal, mestinya ketika ada saudara kita mendapatkan nikmat, kita senang dong. Sebagaimana Anas bin Malik radhiallahu 'anhu menyampaikan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya, _"Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.”_ *(HR Bukhari dan Muslim)* Jadi, Kalo kamu pengen dikenal, ya ikhtiar juga dan nunjukkin kelayakan. Jangan malah benci temen yang udah dikenal. Kata al-Hafiz Ibnu Rajab rahimahullah, “Dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu terdapat dalil yang menunjukkan bahwa seorang mukmin akan senang terhadap segala sesuatu yang menyenangkan saudaranya yang mukmin. Dia akan menginginkan berbagai kebaikan untuk saudaranya sebagaimana dia menginginkan untuk dirinya. Ini semuanya bersumber dari hati yang selamat dari penyakit khianat, iri, dan dengki. Sebab, penyakit hasad (iri dan dengki) akan mengajak pemiliknya untuk membenci orang yang mengungguli dia dalam kebaikan atau menyamainya. Dia ingin menjadi orang yang berbeda dengan orang lain dengan keutamaan-keutamaan yang dia miliki." (dalam Jami'ul 'Ulum wal Hikam, hlm. 217) Intinya, orang beriman itu hatinya bersih dari iri. Dia senang kalo saudaranya senang. Itu sebabnya, kalo kamu kesel lihat temen dapet undangan dakwah duluan, mungkin yang perlu diundang duluan ke hati kamu adalah keikhlasan. Coba renungkan deh. Kalo yang kamu iri-in itu justru temen satu circle dakwah, berarti selama ini kamu dakwah bareng tapi masih main levelan? Dakwah bukan kompetisi urusan dunia, Bro en Sis. Ini ladang amal untuk akhirat. Lagian, panggung dunia nggak menentukan nilai kamu di akhirat. Mereka yang sering tampil belum tentu menang. Mereka yang jarang nongol di frame layar kamera podcast disebut belum tentu luput dari catatan pahala. So, tumbuhkan hati yang lapang. Jangan jadi bagian dari ember penuh kepiting. Jadilah orang yang bilang, “Alhamdulillah, temenku makin keren dakwahnya. Semoga aku nyusul, atau minimal dapet pahala dari doain dia.” Mengapa harus demikian? Karena dalam tim dakwah, semakin banyak yang bersinar, semakin terang jalannya. Bukan makin banyak yang ditarik turun, biar semua tetap gelap. Yuk, jadi pejuang dakwah yang tulus. Kalo ada yang sukses, jangan disikut, tapi disemangatin. Sebab, di mata Allah Ta'ala, yang dinilai bukan panggungnya, tapi hatinya. So, nggak usah nyinyir, tapi kita saling support aja dalam kebaikan. [OS]
❤️ 👍 4

Comments