O. Solihin
O. Solihin
June 21, 2025 at 05:03 AM
*Semakin Dalam, Semakin Tenang* Kamu pernah lihat air laut? Tempat yang dangkal biasanya paling berisik, bergelombang, pecah ombak, dan kadang bikin orang tenggelam karena keasyikan main-main. Tapi coba kamu selam lebih dalam, nanti di situ, laut jauh lebih tenang. Sunyi, tapi penuh misteri. Begitu juga orang berilmu. Orang yang ilmunya dangkal, biasanya paling rame. Suka debat, suka tampil, suka dinilai paling paham. Tapi yang dalam ilmunya? Mereka adem, tenang. Nggak sibuk cari _spotlight_, tapi sibuk menjaga hati dan amal biar tetap lurus. Dan, hanya akan digunakan ilmunya untuk hal-hal yang bermanfaat atau membutuhkan penjelasan yang mendalam. Sebab idealnya, makin banyak ilmu, makin tinggi derajat. Makin banyak hafalan, makin mulia. Makin sering nongol di forum diskusi dan jadi tempat bertanya, makin terlihat kemampuannya. Namun perlu diingat bahwa ilmu itu kayak payung di musim hujan. Kalo dipakai, kamu bisa selamat dari basah kuyup. Tapi kalo cuma ditenteng gaya-gayaan, nggak dibuka pas hujan turun, ya tetap aja kamu kebasahan juga. Sama aja kayak ilmu. Kalo nggak diamalkan, ya fungsinya hilang. Cuma jadi pajangan status, bukan penyelamat hidup. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata, مِنْ عَلَامَاتِ الْعِلْمِ النَّافِعِ؛ أَنَّهُ يَدُلُّ صَاحِبُهُ عَلَى الْهَرَبِ مِنْ الدُّنْيَا، وَأَعْظَمُهَا الرِّيَاسَةُ وَالشُّهْرَةُ وَالْمَدْحُ.وَإِنَّ صَاحِبَ الْعِلْمِ النَّافِعِ لَا يَدَّعِي الْعِلْمَ وَلَا يَفْخَرُ بِهِ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يُنْسَبُ غَيْرُهُ إِلَى الْجَهْلِ إِلَّا مَنْ خَالَفَ السُّنَّةَ وَأَهْلَهَا "Di antara tanda ilmu yang bermanfaat adalah membimbing pemiliknya untuk lari meninggalkan dunia. Adapun (bahaya) terbesar dari perkara dunia adalah kepemimpinan, ketenaran, dan pujian. Sungguh, orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat tidak akan mengaku-aku memiliki ilmu, tidak membanggakannya kepada siapapun, dan tidak akan menganggap orang lain bodoh, kecuali terhadap orang yang menyelisihi sunnah (ajaran) Nabi dan menentang orang-orang yang berpegang teguh dengannya." (dalam Majmu Rasail al-Hafidz ibn Rajab, jilid 3, hlm. 13) Keren, ya. Gaya beliau itu _to the point_ banget. Jadi kalo kamu ngerasa makin berilmu tapi makin pengen tenar, makin doyan dipuji, makin ngarep jadi pusat perhatian--eh, jangan-jangan itu ilmu belum nyambung ke hati, baru numpang di kepala. Itu artinya, ilmu yang beneran bermanfaat tuh bikin kita makin rendah hati, bukan makin tinggi hati. Nggak bikin kita ngaku-ngaku "saya lebih paham", apalagi sampe bilang, "yang lain mah salah semua!". Ini sih namamya sombong. Nggak layak sih kalo punya ilmu tapi kelakuan _lost_ adab. Beda ceritanya kalo udah jelas-jelas ada orang yang nyimpang dari ajaran Islam dan ngajak orang buat ngikutin kesesatannya--itu baru wajib kamu lurusin. Pake deh ilmunya buat nyadarin mereka agar kembali ke jalan yang lurus. Ini baru bermanfaat. Namun perlu diingat bahwa saat ngejelasin untuk nyadarin mereka tetap mengedepankan adab, bukan debat kusir apalagi sindiran tipis ala _story_ Instagram. Oya, Imam Ibnu Rajab juga nyambungin soal bahaya ketenaran dan pujian. Dan ini penting banget di era medsos kayak sekarang, di mana _followers_ jadi tolok ukur ketenaran (padahal yang _follow_ kita belum tentu ngerti kita seutuhnya), dan kalo pun itu konten dakwah kadang lebih mikirin _vibes_ daripada _values_. Padahal, ilmu yang bener itu justru bikin kita pengen sembunyi. Bukan karena malu, tapi karena sadar: ilmu itu amanah. Berat. Dan, nggak semua orang siap nanggung efek sampingnya. Kalo kita ngaku tahu, tapi nggak amalin, ya itu kayak ngisi bensin terus parkir selamanya. Wah, percuma dong? Jadi, kalo kamu belajar, belajarlah karena Allah Ta'ala. Kalo tahu, jangan pamer pengen dapetin validasi. Kalo paham, jangan sombong. Kalo belum tahu, jangan malu nanya. Sebab, ilmu yang paling keren itu bukan yang bikin kamu terkenal, tapi yang bikin kamu takut pada dunia, makin dekat pada akhirat, makin tambah iman dan hati serta pikiran kita terikat kuat dengan ajaran Islam. Semakin dalam, semakin tenang. Semoga kita bisa mewujudkannya. [OS]

Comments