
Media Advent
June 11, 2025 at 02:25 PM
https://youtu.be/PoDtzX9rLTU
โฅ๏ธ๐
๐ด๐ฝ๐
๐ฝ๐ถ๐ฐ๐ฝ ๐ท๐ฐ๐
๐ธ๐ฐ๐ฝ โฅ๏ธ
*๐๐ฑ๐
๐ถ๐ฐ๐
๐
๐ด๐ป๐ฐ๐ผ๐ฐ๐ฝ๐
๐ฐ๐*
๐๐ต๐ฎ๐ฑ: ๐๐ช๐ ๐๐พ๐๐ถ๐ช
*12 JUNI 2025*
*CUKUP UNTUK MEMBUAT ORANG SUCI MENGUMPAT*
_"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" (Yakobus 1:19)._
ย
JIKA PERKATAAN "cukup untuk membuat orang suci mengumpat" bisa diterapkan bagi seorang pria, itu adalah sekarang ini. Semuanya tidak berjalan baik bagi ayah saya. Dia memukul ibu jarinya dengan palu dan kepalanya terbentur langit-langit. Dia terjatuh dari tangga, jari kakinya patah, dan jarinya terjepit di pintu garasi. Sekitar seminggu sebelumnya, ligamen di lututnya robek dan kesulitan berjalan. Sepanjang pagi, ayah dengan sabar menghadapi perkelahian kami, anak-anak. Dan seolah-olah ini belum cukup untuk menguji kesabaran seorang pria, di saat-saat kecerobohan, saya telah membiarkan pintu kandang burung beo terbuka dan burung beo cantik kami, bernilai lebih dari 1.500 dolar AS, kabur.
ย
Saya mengharapkan serentetan keluhan, "Bagaimana bisa! Kenapa kamu begitu? Kapan kamu benar-benar bisa belajar?" serta penekanan dan ungkapan lainnya yang dimaksudkan untuk menghukum dan memberi peringatan atau perintah. Tetapi sebaliknya, dia diam-diam dan dengan kesakitan mulai berjalan tertatih-tatih di sekitar perumahan, mengejar burung beo yang dibiarkan anaknya yang ceroboh keluar dari rumah.
ย
Pria normal mana pun dalam situasi seperti ini pasti akan sangat marah, tetapi ayah saya tidak marah. Karena rasa sakit yang luar biasa, dia berjuang untuk menahan air matanya, tetapi dia tidak menunjukkan kemarahan pada saya atau mengkritik apa yang telah saya lakukan.
ย
Jam demi jam berlalu; kepincangan ayah bertambah parah saat dia berlari ke satu tempat kemudian ke tempat yang lain, berusaha agar burung beo itu tetap terlihat. Sering kali dia melakukan sesuatu, dia mengucapkan doa singkat lalu terus lanjut. Setelah berusaha menghindari ayah lebih dari dua jam, burung itu hinggap di atap rumah tetangga. Harapan ayah bangkit saat dia mendapatkan tangga dan dengan perlahan naik ke atap. Dia berdoa dalam hati dan berjalan menghampiri burung yang terengah-engah itu. Pria yang hampir kehabisan tenaga itu berbicara dengan lembut kepada burung beo. Pelan-pelan, dengan sangat pelan-pelan dan hati-hati, dia mengulurkan tangannya untuk mengambil burung itu dan menunggu dan berdoa lagi. Setelah terasa seperti berjam-jam, burung itu melangkah ke tangannya. Dengan cepat ayah menyelipkan burung itu ke dalam mantelnya dan pulang ke rumah.
ย
Sementara burung beo aman di kandangnya, ayah duduk di sofa, kelelahan, lututnya nyeri kesakitan. Kemudian dengan air mata berlinang dia menatap saya. "Saya mencintaimu, Nak," katanya.
ย
"Maafkan saya, Ayah. Saya sangat menyesal," saya terisak.
ย
"Saya tahu," katanya, "saya tahu."
ย
Terima kasih, Bapa Surgawi, karena Engkau begitu sabar terhadap saya ketika saya berbuat kesalahan-kesalahan bodoh.
JON SANDBERG
--------------------
Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua! ๐๐๐
_Yang Ingin didoakan silahkan hub No. WA 085240058779 (Pdt. J. Mumek, M.Th_
ย
โค๏ธ
๐
7