Ethereal Words💌 WhatsApp Channel

Ethereal Words💌

9 subscribers

About Ethereal Words💌

**Ethereal Words** 💌 Kata-kata yang hidup dalam puisi, cinta, luka, dan perjalanan menuju pulih. Setiap tulisan adalah suara hati, setiap bait adalah jejak perasaan. Ditulis dengan jiwa, untuk mereka yang merasa. **Nadia Rizqi** 🧁

Similar Channels

Swipe to see more

Posts

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/20/2025, 12:31:57 PM

*Bekerja dengan Bayangan* Kita pernah berbagi mimpi, kini hanya berbagi ruangan. Dulu kau genggam tanganku erat, kini hanya sekadar berjabat, dingin dan singkat. Setiap pagi kita bertemu, bukan sebagai dua hati yang saling memiliki, tapi dua rekan yang berpura-pura biasa, menyembunyikan luka di balik tumpukan kerja. Aku terbiasa melihatmu, tapi tidak lagi dalam genggaman, hanya dalam tatapan yang cepat berlalu, seolah kita tak pernah saling memperjuangkan. Lucu, bagaimana waktu mengubah segalanya. Dulu, kita merencanakan masa depan bersama, kini kita hanya menyusun laporan yang sama. Bekerja dalam satu ruang, namun tak lagi satu tujuan.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/19/2025, 2:34:41 PM

On play Glenn Fredly - Sedih Tak Berujung S'lamat tinggal, kisah tak berujung Kini ku kan berhenti berharap Perpisahan kali ini untukku Akan menjadi kisah sedih yang tak berujung

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/23/2025, 1:29:21 AM

*Aku Ingin Jatuh Cinta Lagi* Di usia dua puluh tiga, aku ingin jatuh cinta lagi, bukan sekadar rindu yang singgah, bukan hanya kisah yang berlalu, tapi sesuatu yang nyata, yang bisa ku genggam utuh. Aku ingin cinta yang tak hanya membara, tapi juga bertahan dalam dinginnya waktu, bukan sekadar tawa dalam obrolan ringan, tapi percakapan panjang tentang masa depan. Aku tak ingin lagi bermain di tepi perasaan, aku ingin melangkah lebih dalam, lebih jauh, bukan untuk sekadar mencoba, tapi untuk menemukan rumah dalam hati seseorang. Di usia dua puluh tiga ini, aku ingin mencintai dan dicintai, dengan kesungguhan yang tak mudah goyah, dengan hati yang siap untuk menetap, bukan singgah.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/20/2025, 12:32:13 PM

Edisi hari pertama kerja dikantor mantan

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/19/2025, 2:29:44 PM

*Kita yang Pernah Berjuang* Kau alasanku berjuang, diperjuangkan, dan memperjuangkan. Tujuh tahun kau mengejar, dua tahun kita merangkai cerita, menata mimpi hingga ke ujungnya. Pernikahan yang kita rancang rapi, tabungan yang kita kumpulkan hati-hati, rumah yang kita bayangkan jadi saksi. Semua telah kita susun, namun keadaan yang memberi jawaban. Kita hanya bisa berencana, tapi tak semua rencana berujung nyata. Dan kini, kita selesai, bukan karena cinta tak cukup, tapi karena takdir memilih jalan lain. Meski tak bersama, setidaknya kita pernah ada, dengan segenap ketulusan, dan tanpa penyesalan.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/21/2025, 5:15:54 AM

Usiaku 23, hampir 24, di saat jemari teman-temanku dihiasi cincin, aku justru melepaskan genggaman. Bukan menuju pelaminan, tapi menuju kesendirian yang tak kupilih. Di antara undangan yang datang bertubi-tubi, aku hanya bisa tersenyum, menyembunyikan luka di balik ucapan selamat. Dulu, kupikir aku akan duduk di sana, bersama seseorang yang kini hanya tinggal nama. Kita pernah merencanakan segalanya, membayangkan hari di mana kamu ada di meja akad itu, menyebut namaku di depan saksi, mengikat janji yang tak akan terlepas. Namun kini, bukan di meja akad aku duduk, melainkan di sudut sepi yang tak kau lihat. Bukan sebagai pasangan hidup, melainkan sebagai cerita yang pernah hampir sampai. Mungkin, takdir memang punya caranya sendiri, memisahkan yang tak seharusnya bersama, menunda yang belum saatnya tiba. Aku patah, tapi aku percaya— aku belum terlambat untuk bahagia.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/25/2025, 12:03:34 PM

*Selesai* Pernah aku hapal setiap detik senyummu, menjaga namamu seperti mantra, menanti kabarmu seolah dunia bergantung padanya. Aku pernah ada di sana— di antara sorak dan cahaya panggung, mengagumi tanpa jeda, menyebutmu tanpa lelah. Tapi kini, sunyi lebih akrab dari namamu. Aku tak lagi mencari, tak lagi menunggu, tak lagi peduli apakah kau bersinar atau meredup. Bukan karena benci, bukan pula karena lupa, hanya saja… sudah cukup. Segala yang pernah membara, kini tinggal abu yang ditiup angin. Aku pergi tanpa pamit, tanpa penyesalan, hanya langkah ringan— karena akhirnya aku mengerti: mengagumi juga ada batasnya.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/25/2025, 1:59:15 AM

*Mati Rasa di Usia 23* Tak ada lagi gelisah di ujung malam, tak ada lagi tanya yang menggantung di jemari. Aku merayakan mati rasa, seperti pesta sunyi tanpa undangan, tanpa lilin, tanpa kue, hanya aku dan sepi yang bertepuk tangan. Dulu, usia 23 kupikir tentang terburu-buru, mengejar yang menjauh, menggenggam yang ingin lepas. Kini aku tahu, beberapa hal memang dicipta untuk pergi, dan beberapa hati memang tak ditakdirkan mengerti. Aku tidak marah, tidak sedih, tidak apa-apa. Hanya kebas, seperti hujan yang lupa basah, seperti api yang enggan membakar. Cinta telah menjadi cerita lama, dan aku— cukup duduk di sini, menyesap luka yang hambar.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/19/2025, 2:33:41 PM

*Rencana yang Tak Berujung* Tujuh tahun kau mengejar, dua tahun aku menyerah pada hatimu. Bukan kebetulan, bukan kesalahan, tapi anugerah yang kini terasa pahit di ujungnya. Kita pernah menata mimpi, merangkai masa depan dengan penuh harap. Tabungan pernikahan, rumah yang kita pilih, rencana-rencana yang kita yakini akan nyata. Semua terasa pasti—sampai keadaan berkata tidak. Kita berjuang, kita bertahan, bahkan saat dunia tak berpihak pada kita. Namun sekeras apa pun genggaman ini, takdir tetap lebih kuat untuk memisahkan. Kini kita selesai, benar-benar selesai. Bukan karena cinta tak cukup, tapi karena kenyataan lebih kejam dari harapan. Dan yang tersisa hanyalah kenangan, serta luka yang harus kupeluk sendirian.

Ethereal Words💌
Ethereal Words💌
2/19/2025, 2:26:15 PM

*Bukan Kebetulan, Tapi Anugerah* Dua tahun mengenal dan mencintaimu bukanlah kebetulan, bukan pula kegagalan. Tak ada penyesalan yang ingin kutulis, karena bertemu denganmu adalah anugerah terhebat yang pernah hadir dalam hidupku. Tujuh tahun kau mengejarku, bukan dengan tergesa, bukan dengan ragu. Kau datang dengan cara yang rapi, membawa keyakinan dalam genggaman, menyatakan rasa tanpa kebimbangan. Dan aku pun luluh, enam bulan setelahnya, menerima cintamu yang tak kenal lelah. Tahun pertama kita hampir menyerah, bukan karena kita tak cukup kuat, tapi karena restu tak berpihak pada kita. Sirkel pertemananmu adalah dinding tinggi, yang tak mudah untuk kita lewati. Namun kita memilih mencoba lagi, menata kembali langkah yang pernah goyah. Setahun lalu, kita berjuang dari awal, mencoba membangun lagi yang sempat runtuh. Namun satu tahun kemudian, kita menyadari bahwa cinta saja tak cukup. Bukan karena kita tak saling mencinta, tapi karena keadaan memaksa kita untuk berhenti. Kini, kita benar-benar selesai. Bukan sebagai kekalahan, bukan sebagai luka, melainkan sebagai kisah yang telah dituliskan, dan harus diakhiri dengan keikhlasan.

Link copied to clipboard!