Majelis Nuurus Sa'aadah WhatsApp Channel

Majelis Nuurus Sa'aadah

154 subscribers

About Majelis Nuurus Sa'aadah

Majelis Nuurus Sa'aadah khodimul Majelis Al Musnid Al Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al 'Aydrus, S.Kom

Similar Channels

Swipe to see more

Posts

Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 12:28:21 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Kitab Irsyadul Anam (As Sayyid Al Habib Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya), Lanjutan. Pasal, segala rukun sembahyang (shalat) yang tersebut (diatas), terbagi dengan tiga bagian, yaitu : 1. Rukun Qalbi, artinya (suatu) rukun yang diwajibkan hadirnya di dalam hati, maka yaitu : Niat sembahyang (shalat). 2. Rukun Qauli, artinya (suatu rukun) yang diwajibkan (untuk) mengucapkannya, yaitu : Takbiratul ihram, dan Al Fatihah, dan tasyahud akhir, dan shalawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan salam yang pertama. 3. Rukun Fi’li, artinya (suatu rukun) yang diwajibkan untuk membuatnya dengan kelakuan, yaitu : Qiyam atau berdiri, ruku’, dan i’tidal, kedua sujud, dan duduk antara dua sujud, dan duduk tasyahud akhir dan tertib adanya. (Kitab Irsyadul Anam - As Sayyid Al Habib Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya, Halaman 9, Penerbit Syirkah Maktabah Al Madaniyyah) Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 2
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 12:27:56 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Kisah Asy Syeikh Abdurrahman Bajalahban. Abdurrahman Bajalahban adalah seorang laki-laki sholeh yang tinggal bersama istri dan anak-anaknya, Istrinya berlaku buruk ucapan dan kelakuaannya (istrinya juga dari golongan wanita sholeha, hanya saja dia mencoba terus menguji kesabaran sang suami) Selalu mengumpat, mengeluh dan menyalahkan suaminya. Sang suami selalu bersabar menghadapi istrinya, bagaimanapun dia adalah ibu dari anak-anaknya, besar pengorbanan dan kelelahannya membesarkan anak-anak mereka, Syeikh Abdurrahman Bajalahban tetap bersabar meskipun tidak pernah dihargai dan selalu mendapat kata-kata kasar dari istrinya. Tahun-tahun berlalu dalam keadaan seperti itu hingga anak-anak mereka dewasa dan menikah hingga suatu hari, saat sudah tak tertahankan lagi, Syeikh Abdurrahman Bajalahban memutuskan untuk pergi. Diapun pergi menuju sebuah gua yang dikenal sebagai tempat ibadah 2 orang pemuda. Pemuda itu membolehkan Bajalahban ikut ibadah digua dengan syarat harus bergantian memberi makan. Syeikh Abdurrahman Bajalahban menyanggupinya. Ketika tiba waktu makan, berkumpulah mereka bertiga, salah seorang pemuda berdoa dengan khusuk lalu tiba-tiba munculah nampan terhidang penuh dengan makanan, esok harinya giliran pemuda yang satunya menyediakan makan, maka berdoalah ia dengan khusuk dan terhidanglah makanan yang lengkap. Tiba giliran Syekh Abdurrahman Bajalahban untuk menyediakan makan dia berkata, aku tidak tau doa agar Allah memberi makan langsung, tolong ajari aku, Salah satu pemuda menjawab "Ketahuilah Syeikh, di kampung sana ada seorang laki-laki sholeh yang telah Allah pilih sebagai kekasihnya karna kesabarannya, karna itu setiap kali waktu makan kami berdoa 'Ya Allah, dengan kemuliaan dan keberkahan Syeikh Abdurrahman Bajalahban karuniakan kepada kami, makanan', Syeikh terkejut, dia tidak mengira bahwa kesabaranya berbuah cinta Allah kepadanya kesabaranya adalah ibadah besar yang tidak sembarang orang dapat melakukannya. Maka, berkatalah Syeikh itu pada dua pemuda itu : "Aku adalah Abdurrahman Bajalahban yang kalian ceritakan, telah kutinggakan istriku tanpa aku tau bahwa istrikulah jalan surga yang Allah bentangkan bagiku, sekarang aku akan kembali ke rumah dan kembali bersabar dengan istriku". Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 3
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/12/2025, 12:01:27 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. باب الكبر. Bab Sombong. Hadits 548 a. حدثنا سليمان بن حرب قال حدثنا حماد بن زيد عن الصقعب بن زهير عن زيد بن اسلم قال لا أعلمه إلا عن عطاء بن يسار عن عبد الله بن عمرو قال كنا جلوسا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم فجاء رجل من أهل البادية عليه جبة سيجان حتى قام على رأس النبي صلى الله عليه وسلم فقال إن صاحبكم قد وضع كل فارس أو قال يريد أن يضع كل فارس ويرفع كل راع فأخذ النبي صلى الله عليه وسلم بمجامع جبته فقال ألا أرى عليك لباس من لا يعقل ثم قال إن نبي الله نوحا صلى الله عليه وسلم لما حضرته الوفاة قال لابنه إني قاص عليك الوصية آمرك باثنتين وأنهاك عن اثنتين آمرك بلا إله إلا الله فإن السماوات السبع والأرضين السبع لو وضعن في كفة ووضعت لا إله إلا الله في كفة لرجحت بهن ولو أن السماوات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمه لقصمتهن لا إله إلا الله وسبحان الله وبحمده فإنها صلاة كل شيء وبها يرزق كل شيء وأنهاك عن الشرك والكبر فقلت أو قيل يا رسول الله هذا الشرك قد عرفناه فما الكبر هو أن يكون لأحدنا حلة يلبسها قال لا قال فهو أن يكون لأحدنا نعلان حسنتان لهما شرا كان حسنان قال لا قال فهو أن يكون لأحدنا دابة يركبها قال لا قال فهو أن يكون لأحدنا أصحاب يجلسون إليه قال لا قال يا رسول الله فما الكبر قال سفه الحق وغمص الناس . Telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata, Telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Zaid, dari Sha'qab bin Zuhair, dari Zaid bin Aslam, ia berkata, Aku tidak mengetahuinya kecuali dari Atha' bin Yasar, dari Abdullah bin Amr, ia berkata, Kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu datang orang Badui yang memakai Jubah Sijan hingga dia berdiri di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata : Sesungguhnya kawan kalian ingin menurunkan setiap penunggang kuda dan mengangkat setiap penggembala, Nabi lalu memakai dan berkata : Bukankah aku telah memperlihatkan kepadamu pakaian orang yang tidak berakal?, Kemudian beliau bersabda : Sesunguhnya Nabi Nuh ketika akan tiba ajalnya berwasiat kepada anaknya : Aku sampaikan wasiat kepadamu yaitu, aku menyuruhmu dengan dua hal dan melarangmu dengan dua hal pula. Aku menyuruhmu (untuk meyakini) bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, sesungguhnya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh jika diletakkan dalam satu timbangan dan Laa llaaha lllallaah di timbangan yang lain, maka (kalimat tauhid ini) lebih berat dari itu, kalaupun tujuh langit dan tujuh bumi itu menyatu niscaya akan dipecahkan oleh Laa llaaha lllallaah dan Subhaanallaah Wa Bihamdih, karena kalimat itu adalah doa segala sesuatu dan karenanya segala sesuatu itu diberi rezeki, dan aku melarangmu dengan dua hal, yaitu syirik (menyeutukan Allah dengan sesuatu) dan Al Kibru (sombong). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : Wahai Rasulullah, kami telah tahu tentang syirik, lalu apa Al Kibru itu? Apakah yang dimaksud adalah memakai pakaian sutera?, Beliau menjawab : Tidak, Orang itu bertanya lagi : Ataukah orang yang memiliki sandal bagus dan talinya juga bagus?, Beliau menjawab : Tidak, Orang itu bertanya lagi : Ataukah orang yang memiliki binatang tunggangan lalu ditunggangnya?, Beliau menjawab : Tidak, orang itu bertanya lagi : Ataukah orang yang banyak teman dan mereka duduk bersamanya?, Beliau menjawab : Tidak, la bertanya lagi : Lalu apa Al Kibru itu wahai Rasulullah?, Beliau menjawab : Menyepelekan kebenaran dan meremehkan manusia. (Kitab Adabul Mufrod – Al Imam Al Hafizh Muhammad Bin Ismail Al Bukhori (Imam Bukhori), Hadits 548 a, Halaman 204 - 205, Penerbit Sirkah Al Quds Mesir) Hadits 548 b. حدثنا عبد الله بن مسلمة قال حدثنا عبد العزيز عن زيد عن عبد الله بن عمرو أنه قال يا رسول الله أمن الكبر نحوه. Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Maslamah, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz, dari Zaid, dari Abdullah bin Amr, ia meriwayatkan hadits seperti di atas (No.548 a) (Kitab Adabul Mufrod – Al Imam Al Hafizh Muhammad Bin Ismail Al Bukhori (Imam Bukhori), Hadits 548 b, Halaman 205, Penerbit Sirkah Al Quds Mesir) Hadits 549. حدثنا مسدد قال حدثنا يونس بن القاسم أبو عمر اليمامي قال حدثنا عكرمة بن خالد قال سمعت بن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم يقول من تعظم في نفسه أو اختال في مشيته لقى الله عز وجل وهو عليه غضبان. Telah mengabarkan kepada kami Musaddad, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Yunus bin Qasim Abu Umar Al Yamami, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Ikrimah Ibnu Khalid, ia berkata, Aku mendengar Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa membesar-besarkan dirinya atau berjalan dengan sombong, maka ia (di akhirat kelak) akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan Allah murka. (Kitab Adabul Mufrod – Al Imam Al Hafizh Muhammad Bin Ismail Al Bukhori (Imam Bukhori), Hadits 549, Halaman 205, Penerbit Sirkah Al Quds Mesir) Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 2
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 12:28:37 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Takbir Ied (Hari Raya Ied). Id menurut Ibrahim Al Bajuri dari akar kata العود (al-'aud) yang berarti kembali. Artinya, di waktu ini setiap hamba kembali menjadi bersih. Idul fitri yaitu kembali bersih setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, sedangkan idul adha merupakan kembali bersih bagi orang-orang yang menjalankan ibadah haji. Dalam kedua hari raya ini, di antara amalan yang disunahkan bagi umat Islam adalah menghidupkan malam hari raya dengan ibadah. Dalam sebuah hadits disebutkan: من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ “Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat: Ibrahim Al Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], h:227) Minimal, dalam menghidupkan malam id, seseorang bisa menjalankan shalat isya' berjamaah serta niat kuat ingin menjalankah shalat shubuh berjamaah. Lebih baik lagi menjalankan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur'an, dzikir dan lain sebagainya. Di antara kesunahan pada hari raya ini adalah mengumandangkan takbir. Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, takbir dalam 'id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir Mursal dan takbir Muqayyad. Takbir Mursal adalah takbir yang tidak dibaca mesti setelah shalat. Takbir ini dibaca sejak terbenamnya matahari ketika di penghujung bulan Ramadan (malam hari raya) sampai keesokan harinya sebelum shalat ‘Id dilaksanakan. Sedangkan takbir Muqayyad adalah takbir yang dibaca setiap selesai shalat wajib ataupun sunnah sejak pagi setelah shalat subuh pada hari Arafah (9 Dzul Hijjah) sampai sore hari di penghujung hari tasyrik (13 Dzul Hijjah) waktu ashar. Bacaan takbir yang dibaca pada kedua jenis takbir tersebut adalah: الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد الله أكبر كبيراً والحَمْدُ لِلهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لا إله إلا الله وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ Imam Muhammad bin Qasim al-Ghazi di dalam Fathul Qarib menyatakan bahwa membaca takbir pada kedua momen di atas adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan dan ditekankan. Sebab pada waktu itu umat Islam sedang bersenang-senang dan merayakan hari rayanya, maka sebagai bentuk syi’arnya adalah dengan membaca takbir tersebut di mana saja, seperti masjid, rumah, pasar, toko, dsb. Jadi, membaca takbir setelah shalat lima waktu sangat dianjurkan. Di mana anjuran ini hanya pada saat bulan Dzul Hijjah, lebih tepatnya dari tanggal 9 sampai 13 Dzul Hijjah. Dan anjuran ini berlaku untuk seluruh umat Islam, baik sedang sendirian, bepergian, orang merdeka maupun budak, dan termasuk perempuan. (Referensi Dari Berbagai Sumber) Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 3
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 12:27:06 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Kisah Abu Domdom (Amalan Agar Masuk Surga Dengan Mudah). Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘annhu, ia berkata: ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Akan muncul kepada kalian seorang laki-laki penghuni surga.” Lalu muncul seorang lelaki Anshar yang jenggotnya masih bertetesan air sisa wudu, sambil menggantungkan kedua sandalnya pada tangan kirinya. Keesokan hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali berkata, ”Akan muncul kepada kalian seorang laki-laki penghuni surga”, lalu muncul laki-laki itu lagi seperti yang pertama, lalu pada hari ketiga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali berkata, ”Akan muncul kepada kalian seorang laki-laki penghuni surga”, lalu muncul laki-laki itu kembali seperti keadaan dia yang pertama. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri, Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash mengikuti laki-laki tersebut seraya berkata, ”Saya ini sedang bertengkar dengan ayahku dan saya bersumpah untuk tidak menemuinya selama tiga hari, jika boleh, izinkan saya tinggal di tempatmu hingga tiga malam”. “Tentu”, jawab laki-laki tersebut. Anas bin Malik berkata, Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash bercerita, ”Aku tinggal bersama laki-laki tersebut selama tiga malam, anehnya tidak pernah aku temukan ia mengerjakan salat malam sama sekali, hanya saja jika ia bangun dari tidurnya dan beranjak dari ranjangnya, ia berzikir kepada Allah dan bertakbir sampai ia mendirikan salat fajar. Selain itu dia tidak pernah terdengar berbicara kecuali yang baik-baik saja. Maka ketika berlalu tiga malam dan hampir-hampir saja saya menganggap sepele amalannya, saya berkata kepadanya, “Sebenarnya antara saya dengan ayahku sama sekali tidak ada percekcokan dan saling mendiamkan seperti yang telah saya katakan, akan tetapi saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang dirimu tiga kali, “Akan muncul pada kalian seorang lelaki penghuni surga, lalu kamulah yang muncul tiga kali tersebut, maka saya ingin tinggal bersamamu agar dapat melihat apa saja yang kamu kerjakan hingga saya dapat mengikutinya, namun saya tidak pernah melihatmu mengerjakan amalan yang banyak, lalu amalan apa yang membuat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sampai mengatakan engkau ahli surga?” Lelaki itu menjawab, “Tidak ada amalan yang saya kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat”. Maka tatkala aku berpaling, laki-laki tersebut memanggilku dan berkata, “Tidak ada amalan yang saya kerjakan melainkan seperti apa yang telah kamu lihat, hanya saja saya tidak pernah mendapatkan pada diriku rasa ingin menipu terhadap siapa pun dari kaum muslimin, dan saya juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seorang atas kebaikan yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada seseorang”. Maka Abdullah bin Amr berkata, “Inilah amalan yang menjadikanmu sampai pada derajat yang tidak bisa kami lakukan”. Amalan sang ahli surga tersebut adalah amalan hati yang bersumber dari hati yang bersih. Ia tak pernah memiliki keinginan menipu sesama muslim dan ia juga tidak pernah iri dengki atas siapa pun. Aqidah Ahlusnunnah wal jam’ah tidak boleh memastikan dan menetapkan bahwa orang ini adalah penghuni surga, sebanyak apa pun amalan yang ia kerjakan dan sesaleh apa pun dia kecuali yang telah dipastikan oleh Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nama-nama sahabat yang disebutkan oleh Rasulullah sebagai penghuni surga maka tidak ada keraguan bahwasanya ia adalah penghuni surga. Adapun orang yang saleh yang terkenal dengan kebaikannya maka boleh mengatakan insya Allah ia termasuk penghuni surga, sebab pernah terjadi di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waslalam ada seseorang yang meninggal lantas Aisyah mengatakan, ”Sungguh bahagia ia dengan surga”, Rasulullah berkata, ”Siapa yang memberi tahu kepadamu?”. Hal ini menunjukkan bahwasanya orang yang baik insya Allah masuk surga. Adapun kisah yang disebutkan di atas maka ia adalah penghuni surga karena yang mengatakan adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Para Ulama menceritakan kebiasaan Ibnu Sirin. Setiap kali beliau berganjak ke tempat tidur, beliau selalu membersihkan dirinya daripada debu, lantas membaca surah Al Ikhlas tiga kali dan juga ayat-ayat mu'awwidzat (yang berisi perlindungan daripada Allah seperti surah Al Falaq, An Nas dan yang lain), baru kemudian memanjatkan doa, “Ya Allah, berikanlah keampunan kepada orang yang mencelaku, yang menzalimiku dan yang mencaciku. Ya Allah, berikanlah keampunan kepada orang yang melakukan perkara itu terhadapku daripada kalangan kaum muslimin.” Abu Daud meriwayatkan dengan sanad mursal bahawa Rasulullah S.A.W. Bersabda kepada para sahabat, “ Adakah masing-masing daripada kamu berasa keberatan untuk menjadi seperti Abu Domdom.?” Abu Domdom adalah salah seorang sahabat Nabi S.A.W. Dia seorang yang miskin. Segenggam kurma pun ia tidak punya. Suatu kali Rasulullah S.A.W. memerintahkannya agar bersedekah. Dia pun mencari sekeping wang dinar atau dirham di dalam rumahnya untuk disedekahkan, namun dia tidak mempunyai apa-apa. Maka, dalam kegelapan malam, dia pun bangun dan mengerjakan solat dua rakaat seraya berdoa, “ Ya Allah, ya Tuhanku! Orang-orang yang berharta boleh bersedekah dengan harta mereka, mereka yang memiliki kuda boleh mengerahkan kuda mereka (untuk kepentingan jihad) dan orang yang memiliki unta juga boleh menyiapkan unta mereka. Sedangkan aku ini, ya Allah, tidak punya harta benda. Tidak punya kuda dan tidak punya unta. Ya Allah, kerana itu aku sedekahkan kepada-Mu dengan doaku ini dan terimalah sedekahku ini. Ya Allah, setiap orang yang berbuat zalim kepadaku atau mencelaku atau mencaciku atau mengunjingku daripada kalangan kaum muslimin, maka jadikanlah mereka selalu sihat, selalu mendapat kemudahan dan selalu mendapat maaf dari-Mu.” Akhirnya, Allah pun menerima sedekahnya. “ Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) daripada orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 27) عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكُونَ كَأَبِي ضَمْضَمٍ؟ ، قَالُوا: مَنْ أَبُو ضَمْضَمٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: كَانَ إِذَا أَصْبَحَ قَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي قَدْ وَهَبْتُ نَفْسِي وَعِرْضِي لَكَ، فَلَا يَشْتُمُ مَنْ شَتَمَهُ، وَلَا يَظْلِمُ مَنْ ظَلَمَهُ، وَلَا يَضْرِبُ مَنْ ضَرَبَهُ Dari Anas ra., dari Rasulullah saw. Bersabda : “Adakah masing-masing daripada kamu berasa keberatan untuk menjadi seperti Abu Domdom?”, Sahabat berkata : Siapakah Abu Domdom, Ya Rasulullah?, Rasulullah berkata : Apa bila pada pagi hari (Abu Domdom) berdoa : اللَّهُمَّ إِنِّي قَدْ وَهَبْتُ نَفْسِي وَعِرْضِي لَكَ، فَلَا يَشْتُمُ مَنْ شَتَمَهُ، وَلَا يَظْلِمُ مَنْ ظَلَمَهُ، وَلَا يَضْرِبُ مَنْ ضَرَبَهُ ALLAHUMMA INNII QOD WAHABTU NAFSII WA ‘IRDhII LAKA FALAA YASyTUMU MAN SyATAMAHU WA LAA YAZhLIMU MAN ZhOLAMAHU WA LAA YADhRIBU MAN DhOROBAHU. Ya Allah. Seseungguhnya saya memohon, bahwasanya aku telah menyerahkan diri dan kehormatanku hanya kepadaMu, maka janganlah Engkau mencaci orang yang mencacinya, jangan Engkau menganiaya orang yang menganiyayanya, dan jangan Engkau memukul (menyiksa) orang yang memukulnya. (HR. Abu Dawud) Silahkan di amalkan doa itu, alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, doa tersebut dibaca 3x setiap mau tidur pada malam hari, atau saat sesudah sholat tahajud, membaca dengan penuh keikhlasan dan penuh keridhoan untuk memaafkan seluruh orang-orang yang telah menggibah kita, menyakiti kita, memfitnah kita, dan mencaci maki kita, maka Allah akan memasukkan kita kedalam surga. Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 3
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 1:01:19 PM
Post image
❤️ 👍 5
Image
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/12/2025, 12:02:02 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Adab Bertamu dan Memuliakan Tamu. Pembaca muslim yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memuliakan tamu sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari) Berikut ini adalah adab-adab yang berkaitan dengan tamu dan bertamu. Kami membagi pembahasan ini dalam dua bagian, yaitu adab bagi tuan rumah dan adab bagi tamu. Adab Bagi Tuan Rumah. 1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang. 4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى “Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari) 5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya: فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27) 6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Beliau diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu. 7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim. 8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib. 9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا “Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua. 10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya. 11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang. 12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim ‘alaihis salam, فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ “Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” (Qs. Adz-Dzariyat: 27) 13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka. 14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri. 15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabatberkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.” 16. Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah. عن أبى هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إنَّ مِنَ السُـنَّـةِ أنْ يَخْرُجَ الرَجُلُ مَعَ ضَيْـفِهِ إلى بَابِ الدَارِ Dari Abi Huroiroh ra., dia berkata Rosulullahi saw bersabda,: “Sesungguhnya termasuk bagian dari sunnah adalah jika seseorang mengantarkan tamunya sampai di pintu rumah”. (HR. Ibnu Majah) Adab Bagi Tamu. 1. Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur, seperti takut ada sesuatu yang menimpa dirinya atau agamanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, مَنْ دُعِىَ فَلْيُجِبْ “Barangsiapa yang diundang maka datangilah!” (HR. Abu Dawud dan Ahmad) وَمَنْ تَرَكَ الدَّعْـوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُوْلَهُ “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari) Untuk menghadiri undangan maka hendaknya memperhatikan syarat-syarat berikut: * Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan dijauhi. * Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut. * Orang yang mengundang adalah muslim. * Penghasilan orang yang mengundang bukan dari penghasilan yang diharamkan. Namun, ada sebagian ulama menyatakan boleh menghadiri undangan yang pengundangnya berpenghasikan haram. Dosanya bagi orang yang mengundang, tidak bagi yang diundang. * Tidak menggugurkan suatu kewajiban tertentu ketika menghadiri undangan tersebut. * Tidak ada mudharat bagi orang yang menghadiri undangan. 2. Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang yang kaya ataupun orang yang miskin. 3. Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama muslim. Sebagaimana hadits yang menerangkan bahwa, إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى “Semua amal tergantung niatnya, dan akan diganjar dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Minta Izin Maksimal Tiga Kali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita, bahwa batasan untuk meminta izin untuk bertamu adalah tiga kali. Sebagaimana dalam sabdanya, عن أبى موسى الاشعريّ رضي الله عمه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه و سلم: الاستئذانُ ثلاثٌ، فان أذن لك و الاّ فارجع Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'” (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Untuk Mengucapkan Salam dan Minta Izin Masuk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nuur [24]: 27) Sebagaimana juga terdapat dalam hadits dari Dari Kildah bin Hanbal radliyallaahu ‘anhu ia berkata : دخلت عليه ولم أسلم فقال النبي صلى الله عليه وسلم : "ارجع !". فقال : السلام عليكم أأدخل ؟ ”Aku mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucapkan salam. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan Assalamu’alaikum, boleh aku masuk?” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia – yaitu Tirmidzi – berkata : Hadits hasan). Dalam hal ini (memberi salam dan minta izin), sesuai dengan poin ke empat, maka batasannya adalah tiga kali. Maksudnya adalah, jika kita telah memberi salam tiga kali namun tidak ada jawaban atau tidak diizinkan, maka itu berarti kita harus menunda kunjungan kita kali itu. Adapun ketika salam kita telah dijawab, bukan berarti kita dapat membuka pintu kemudian masuk begitu saja atau jika pintu telah terbuka, bukan berarti kita dapat langsung masuk. Mintalah izin untuk masuk dan tunggulah izin dari sang pemilik rumah untuk memasuki rumahnya. Hal ini disebabkan, sangat dimungkinkan jika seseorang langsung masuk, maka ‘aib atau hal yang tidak diinginkan untuk dilihat belum sempat ditutupi oleh sang pemilik rumah. Sebagaimana diriwayatkan dari Sahal ibn Sa’ad radhiallahu’anhu bahwa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, اِنّما جُعل الاستئذان من أجل البصر “Sesungguhnya disyari’atkan minta izin adalah karena untuk menjaga pandangan.” (HR. Bukhari dan Muslim) 6. Ketukan Yang Tidak Mengganggu. Sering kali ketukan yang diberikan seorang tamu berlebihan sehingga mengganggu pemilik rumah. Baik karena kerasnya atau cara mengetuknya. Maka, hendaknya ketukan itu adalah ketukan yang sekedarnya dan bukan ketukan yang mengganggu seperti ketukan keras yang mungkin mengagetkan atau sengaja ditujukan untuk membangunkan pemilik rumah. Sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu, إن أبواب النبي صلى الله عليه وسلم كانت تقرع بالأظافير “Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu) 7. Posisi Berdiri Tidak Menghadap Pintu Masuk. Hendaknya posisi berdiri tamu tidak di depan pintu dan menghadap ke dalam ruangan. Poin ini juga berkaitan hak sang pemilik rumah untuk mempersiapkan dirinya dan rumahnya dalam menerima tamu. Sehingga dalam posisi demikian, apa yang ada di dalam rumah tidak langsung terlihat oleh tamu sebelum diizinkan oleh pemilik rumah. Sebagaimana amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abdullah bin Bisyr ia berkata, كان رسول الله إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء و جهه و لكن ركنها الأيمن أو الأيسر و يقول السلام عليكم السلام عليكم “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud) 8. Tidak Mengintip. Mengintip ke dalam rumah sering terjadi ketika seseorang penasaran apakah ada orang di dalam rumah atau tidak. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela perbuatan ini dan memberi ancaman kepada para pengintip, sebagaimana dalam sabdanya, لو أنّ امرأ اطلع عليك بغير إذن فخذفته بحصاة ففقأت عينه لم يكن عليك جناح “Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan) عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِك أَنَّ رَجُلًا اطَّلَعَ مِنْ بَعْضِ حُجَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِشْقَصٍ أَوْ بِمَشَاقِصَ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ يَخْتِلُ الرَّجُلَ لِيَطْعُنَهُ “Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang ntuk menusuk orang itu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan) 9. Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai memakan hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka, hal ini sebagaimana dijelaskan Allah ta’ala dalam firman-Nya: يَاأََيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَدْخُـلُوْا بُيُـوْتَ النَّبِي ِّإِلاَّ أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَـعَامٍ غَيْرَ نَاظِـرِيْنَ إِنهُ وَلِكنْ إِذَا دُعِيْتُمْ فَادْخُلُوْا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِـرُوْا وَلاَ مُسْتَئْنِسِيْنَ لِحَدِيْثٍ إَنَّ ذلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِيَّ فَيَسْتَحِي مِنْكُمْ وَاللهُ لاَ يَسْتَحِي مِنَ اْلحَقِّ “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” (Qs. Al Azab: 53) 10. Pulang Kembali Jika Disuruh Pulang. Kita harus menunda kunjungan atau dengan kata lain pulang kembali ketika setelah tiga kali salam tidak di jawab atau pemilik rumah menyuruh kita untuk pulang kembali. Sehingga jika seorang tamu disuruh pulang, hendaknya ia tidak tersinggung atau merasa dilecehkan karena hal ini termasuk adab yang penuh hikmah dalam syari’at Islam. Di antara hikmahnya adalah hal ini demi menjaga hak-hak pemilik rumah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ “Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur [24]: 28) Makna ayat tersebut disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, “Mengapa demikian? Karena meminta izin sebelum masuk rumah itu berkenaan dengan penggunaan hak orang lain. Oleh karena itu, tuan rumah berhak menerima atau menolak tamu.” Syaikh Abdur Rahman bin Nasir As Sa’di dalam Tafsir Al Karimur Rahman menambahkan, “Jika kamu di suruh kembali, maka kembalilah. Jangan memaksa ingin masuk, dan jangan marah. Karena tuan rumah bukan menolak hak yang wajib bagimu wahai tamu, tetapi dia ingin berbuat kebaikan. Terserah dia, karena itu haknya mengizinkan masuk atau tidak. Jangan ada perasaan dan tuduhan bahwa tuan rumah ini angkuh dan sombong sekali.” Oleh karena itu, kelanjutan makna ayat “Kembali itu lebih bersih bagimu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Artinya supaya hendaknya seorang tamu tidak berburuk sangka atau sakit hati kepada tuan rumah jika tidak diizinkan masuk, karena Allah-lah yang Maha Tahu kemaslahatan hamba-Nya. 11. Menjawab Dengan Nama Jelas Jika Pemilik Rumah Bertanya “Siapa?” Terkadang pemilik rumah ingin mengetahui dari dalam rumah siapakah tamu yang datang sehingga bertanya, “Siapa?” Maka hendaknya seorang tamu tidak menjawab dengan “saya” atau “aku” atau yang semacamnya, tetapi sebutkan nama dengan jelas. Sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Jabir radhiallahu’anhu, dia berkata, أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي فَدَقَقْتُ الْبَابَ فَقَالَ مَنْ ذَا فَقُلْتُ أَنَا فَقَالَ أَنَا أَنَا كَأَنَّهُ كَرِهَهَا “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak suka.” (HR. Bukhari dan Muslim) 12. Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk bagian ibadah. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk menghadiri undangan, sebagaimana sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam: إذَا دُعِىَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ فَإِنْ كَانَ صَاِئمًا فَلْيُصَِلِّ وِإِنْ كَانَ مُفْـطِرًا فَلْيُطْعِمْ “Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!” (HR. Muslim) 13. Seorang tamu meminta persetujuan tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah tempat keluarnya perempuan, tidak menolak tempat duduk yang telah disediakan. 14. Termasuk adab bertamu adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang sedang makan. 15. Hendaknya seseorang berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberatkan tuan rumah, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat di atas: “Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (Qs. Al Ahzab: 53) 16. Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari) 17. Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu, sebagaimana hadits riwayat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu: كَانَ مِنَ اْلأَنْصَارِ رَجـُلٌ يُقَالُ لُهُ أَبُوْ شُعَيْبُ وَكَانَ لَهُ غُلاَمٌ لِحَامٌ فَقَالَ اِصْنَعْ لِي طَعَامًا اُدْعُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَامِسَ خَمْسَةٍ فَدَعَا رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَامِسَ خَمْسَةٍ فَتَبِعَهُمْ رَجُلٌ فَقَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ دَعَوْتَنَا خَامِسَ خَمْسَةٍ وَهذَا رَجُلٌ قَدْ تَبِعَنَا فَإِنْ شِئْتَ اْذَنْ لَهُ وَإِنْ شِئْتَ تَرَكْتُهُ قَالَ بَلْ أَذْنْتُ لَهُ “Ada seorang laki-laki di kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syuaib. Ia mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemudian, ada seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami. Bilamana engkau ridho, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan meninggalkannya.” Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah mengizinkannya.”” (HR. Bukhari) 18. Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya setelah selesai mencicipi makanan tersebut dengan doa: أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ, وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارَ,وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ اْلمَلاَئِكَةُ “Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya.” (HR Abu Daud) اَللّهُـمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي, وَاْسقِ مَنْ سَقَانِي “Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman.” (HR. Muslim) اَللّهُـمَّ اغْـفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ “Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.” (HR. Muslim) 19. Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada, memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah. Itulah beberapa adab-adab bertamu dan menerima tamu yang perlu diperhatikan. Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 2
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/12/2025, 12:01:42 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. وحدثنا شيخنا الإمام العارف بالله عبد الله بن أسعد اليافعي رحمه الله تعالى قال: بلغني عن سيدنا العارف الإمام أبي عبد الله محمد القرشي عن شيخه أبي الربيع المالقي أنه قال له: ألا أعلمك كنزاً تنفق منه ولا ينفد؟ قلت: بلى. قال: قل يا الله يا أحد يا واحد يا موجود يا جواد يا باسط يا كريم يا وهاب يا ذا الطول يا غني يا مغني يا فتاح يا رزاق يا عليم يا حكيم يا حي يا قيوم يا رحمن يا رحيم يا بديع السموات والأرض يا ذا الجلال والإكرام يا حنان يا منان، انفحني منك بنفحة خير تغنيني بها عمن سواك " إن تستفتحوا فقد جاءكم الفتح " " إنا فتحنا لك فتحاً مبينا " " نصر من الله وفتح قريب " اللهم يا غني يا حميد، يا مبدئ يا معيد، يا ودود يا ذا العرش المجيد، يا فعالا لما يريد، اكفني بحلالك عن حرامك، وأغنني بفضلك عمن سواك، واحفظني بما حفظت به الذكر، وانصرني بما نصرت به الرسل، إنك على كل شيء قدير. قال: فمن داوم على قراءته بعد كل صلاة، خصوصاً صلاة الجمعة، حفظه الله من كلا مخوف، ونصره على أعدائه وأغناه ورزقه من حيث لا يحتسب، وشر عليه معيشته، وقضى عنه دينه ولو كان عليه مثل الجبال ديناً، أداه الله تعالى عنه بمنه وكرمه. Syeikh Kamaluddin Ad-Dumairi dalam kitabnya “Hayatul Hayawan” berkata, ia menerima pelajaran dari gurunya Al Arif Billah Abdullah Bin As’ad, dari gurunya Al Arif Billah Imam Abi Abdullah Umar Al-Quray, dari gurunya Abu Rubai’ Al Maliqy: Siapa yang membiasakan baca zikir dan berdoa selesai sholat lima waktu, khususnya sesudah sholat Jum’at, maka ia dijaga oleh Allah dari semua yang ditakutinya, dibantu dapat mengalahkan atau melemahkan musuhnya, diberi kekayaan dan kecukupan, diberi rezeki dengan tak terbilang dan tak terkira datangnya serta dipermudahkan penghidupannya sehingga dapat membayar hutangnya sekalipun mempunyai hutang seperti gunung. Cara mengamalkannya cukup dibaca sekali selepas setiap kali sembahyang terutamanya selepas sembahyang Jum’at. Sebutlah : اللهم يا أحد ، يا واحد ، يا موجود ، يا جواد ، ياباسط ، ياكريم ، يا وهاب ، ياذا الطول ، يا غنى ، يا مغنى ، يافتاح ، يا رزاق ، يا عليم ، يا حكيم ، يا حى ، يا قيوم ، يا رحمن ، يارحيم ، يا بديع السموات والأرض ، ياذا الجلال والاكرام ، يا حنان ، يا منان ، انفحنى منك بنفحة خير تغننى بها عمن سواك ، ان تستفتحوا فقد جاءكم الفتح انا فتحنا لك فتحا مبينا نصر من الله وفتح قريب وبشر المؤمنين اللهم ياغنى ، يا حميد ، يا مبدئ ، يا معيد ، يارحيم ، ياودود ، ياذا العرش المجيد ، يافعال لما يريد ، اكفنى بحلالك عن حرامك وأغننى بفضلك عمن سواك واحفظنى بما حفظت به الذكر وأنصرنى بما نصرت به الرسل إنك على كل شئ قدير ALLAAHUMMA YAA AHADU, YAA WAAHIDU, YAA MAUJUUDU, YA JAWAAADU, YAA BAASIThU, YAA KARIIMU, YA WAHHAABU, YA DzATh ThOULI, YA GhANIYYU, YAA MUGhNII, YAA FATTAAHU, YAA RAZZAAQU, YAA ‘ALIIMU, YAA HAKIIMU, YAA HAYYU, YAA QAYYUUMU, YA RAHMAANU, YAA RAHIIMU, YAA BADII AS SAMAWAATI WAL ARDhI, YAA DzAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA HANNAANU, YAA MANNAANU. INFAHNII MINKA BINAFHATIN KhOIRIN TUGhNINII BIHAA ‘AMMAN SIWAAKA, AN TASTAFTIHUU FAQAD JAA-AKUMUL FATHU INNAA FATAHNAA LAKA FATHAAM MUBIINAA NASRUM MINALLAAHI WAFATHUN QARIIB WA BASySyIRIL MU’MINIIN. ALLAAHUMMA YAA GhANIYYU, YAA HAMIIDU, YAA MUBDI’U, YAA MU’IDDU, YAA RAHIIMU, YAA WADUUDU, YAA DzAL ARSyIL MAJIIDU, YAA FA’AALAN LIMAA YURIIDU, IKFINII BIHALAALIKA AN HARAAMIKA WAGhNINII BIFADhLIKA ‘AMMAN SIWAAKA, WAHFAZhNII BIMAA HAFIZhTA BIHIDz DzIKRO WANShURNII BIMAA NAShORTA BIHIR RUSULA INNAKA ‘ALAA KULLI SyAI-IN QADIIR. “Wahai Tuhan Kami, Ya Allah! Wahai Yang Maha Esa! Wahai Yang Maha Esa! Wahai Yang Maha Wujud! Wahai Yang Maha Pemurah! Wahai Yang Maha Memudahkan! Wahai Yang Maha Mulia! Wahai Yang Maha Menganugerahkan! Wahai Yang Mempunyai anugerah! Wahai Yang Maha Kaya! Wahai Yang Maha Mengkayakan! Wahai Yang Maha Pembuka! Wahai Yang Maha Pemberi Rezeki! Wahai Yang Maha Mengetahui! Wahai Yang Maha Bijaksana! Wahai Yang Maha Hidup! Wahai Yang Maha Berdiri dengan sendirinya! Wahai Yang Maha Pengasih! Wahai Yang Maha Penyayang! Wahai Yang Maha Mencipta tujuh petala langit dan bumi! Wahai Yang mempunyai Keagungan dan Kemuliaan! Wahai Yang Maha Pengasih! Wahai Yang Maha Mengurniakan! Kurniakanlah kekayaan kepadaku daripadaMu dengan kurniaan yang baik yang dengannya menjadikan aku tidak memerlukan kepada selainMu: ”Jika kamu (wahai orang-orang musyrik) memohon supaya diberikan kemenangan (bagi pihak yang benar) sesungguhnya kemenangan (yang kamu pohon) itu telah datang (dan disaksikan oleh) kamu.” ”Sesunggunya Kami telah membuka bagi perjuanganmu (wahai Muhammad) satu jalan kemenangan yang jelas nyata.” ”Pertolongan daripada Allah dan kemenangan yang cepat (masa berlakunya). Ya Allah! Wahai Tuhan Yang Maha Kaya! Wahai Tuhan Yang Maha Terpuji! Wahai Tuhan Yang Maha Memulakan suatu kejadian! Wahai Tuhan Yang Maha Mengembalikan suatu kejadian! Wahai Yang Maha Penyayang! Wahai Tuhan Yang Mempunyai Arasy yang mulia! Wahai Tuhan Yang Melakukan apa yang dikehendakiNya! Cukupkanlah aku dengan perkara-perkara yang halal daripada (memerlukan kepada) perkara-perkara yang haram, jadikanlah aku kaya dengan kurniaanMu tidak berhajat kepada selainMu, peliharalah aku dengan apa yang telah Engkau pelihara dengannya al Quran, bantulah aku dengan pertolongan yang telah Engkau berikan kepada Rasul-rasul, sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa keatas segala sesuatu. (Kitab Hayatul Hayawan – Asy Syeikh Kamaluddin Ad Dumairiy, Juz 1, Halaman 415) Silahkan di hafalkan dan di amalkan, alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abu Nawar Al ‘Aydrus) ijazahkan bagi siapa saja yang mau mengamalkannya. Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 5
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 12:27:41 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Kitab Irsyadul Anam (As Sayyid Al Habib Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya), Lanjutan. Pasal, bermula rukun-rukun sembahyang (shalat) 13 (tiga belas) perkara dengan menjadikan segala thuma’ninah yang di empat rukun itu lazimnya empat rukun itu, adapun jikalau dijadikan tiap-tiap thuma’ninah yang di empat rukun itu bahwa ia rukun sendiri-sendiri, maka jadilah bilangan rukun sembahyang (shalat) itu 17 (tujuhbelas) perkara adanya, yaitu : 1. Niat di dalam hati ketika mengucapkan takbiratul ihram (Allahu Akbar). Apabila Shalat Fardhu maka : a. wajib qashad, artinya “sajahku sembahyang (shalat)”. b. wajib ta’ridh lilfardhiyah, artinya menyebut kata “fardhu”. c. wajib ta’yin, artinya menentukan (waktu) “Zhuhur” atau lainnya. Adapun jikalau sembahyang (shalat) sunnat yang ada waktunya atau ada sebabnya, maka wajib qashad dan wajib ta’yin saja. Adapun jikalau sembahyang (shalat) sunnat yang tidak ada waktunya dan tidak ada sebabnya, yaitu nafal muthlaq maka wajib qashad saja, sebagian lagi mengatakan wajib maqarinah„arfiyah yaitu wajib mengadakan qashad ta’ridh ta’yin di dalam hati ketika mengucapkan Allahu Akbar (takbiratul ihram). Adapun artinya maqarinah, arfiyah yakni dengan sebagaimana mengucapkan ketiga-tiganya itu di dalam hati seluruhnya, atau beraturan maka jangan ada yang keluar daripada masa mengucapkan Allahu Akbar, adapun jikalau sembahyang (shalat) berjama]ah maka wajib (hukumnya) atas ma’mum menambah lagi niat ma’muman (artinya mengikuti imam). Adapun jikalau sembahyang (shalat) Jum’at maka wajib (hukumnya) atas imam menambah niat imaman, artinya menjadi imam, adapun lain-lainnya seumpama sembahyang (shalat) Zhuhur atau Ashar atau lainnya, maka (hukumnya) sunnah bagi imam niat imaman. 2. Takbiratul Ihram, bermula daripada syaratnya takbiratul ihram adalah bahwa wajib dengan lafadz bahasa arab, yaitu Allahu Akbar, dan wajib ketika mengucapkan itu berdiri sendiri dan jangan menukarkan sesuatu daripada hurufnya dengan huruf yang lain, dan jangan menambah atau mengurangi satu hurufpun, dan jangan memanjangkan alif-nya atau ha-nya atau ba-nya, dan wajib tertib antara dua lafadznya itu yakni wajib mendahulukan Allah atas lafaz Akbar. 3. Qiyam, artinya berdiri jika kuasa yaitu didalam sembahyang (shalat) fardhu. Adapun jikalau sembahyang (shalat) sunnah maka boleh berduduk sekalipun kuasa untuk berdiri, akan tetapi afdhalnya adalah berdiri. Adapun jikalau tidak kuasa berdiri di dalam sembahyang (shalat) fardhu, maka boleh berduduk, dan jika tidak kuasa berduduk maka boleh berbaring atau sebagaimana kuasanya. 4. Membaca Surah Al Fatihah dengan segala syiddah-nya, dan jangan digantikan hurufnya dengan huruf yang lain, seperti Ha dengan Kho, atau ‘Ain dengan Hamzah dan lain sebagainya. Demikian pula hukumnya pada lain-lain rukun qauli seumpama tasyahud akhir. Dan wajib membaca Al Qur’an dengan tajwid sebagaimana telah diatur didalam tajwid, dan demikian pula hukum salah membaca Al Fatihah atau surah atau rukun qauli yang lain maka telah diatur didalam jadwal Al Fatihah dengan segala dalil-dalilnya. 5. Ruku’, bermula sekurang-kurangnya ruku’ adalah menunduk hingga mendapatkan dua telapak tangan pada lutut dengan berdiri lurus dua kakinya, adapun afdhalnya yaitu hingga rata punggung dan tengkuknya, dan wajib thuma’ninah artinya berdiam segala anggota badannya sekedar masa mengucapkan Subhanallah. 6. I’tidal, artinya bangkit daripada ruku’ kepada sebelumnya ruku’, yakni jika ia sembahyang (shalat) berdiri maka kembali berdiri, dan jika ia sembahyang (shalat) berduduk maka kembali berduduk, dan wajib thuma’ninah. 7. Sujud, (artinya dilakukan) dua kali, dengan meletakkan tujuh anggota (badannya), yaitu : Jidat/keningnya maka wajib terbuka, kedua telapak tangan maka sunnat terbuka, kedua lutut maka wajib tertutup, dan setengah perut jari kedua kakinya maka sunnah terbuka bagi laki-laki dan wajib tertutup bagi perempuan, dan wajib thuma’ninah. 8. Duduk antara dua Sujud, maka afdhalnya (adalah duduk) iftirasy (yaitu) seperti duduk pada tahiyat awwal dan duduk istirahat, adapun artinya (duduk) iftirasy yaitu duduk diatas telapak kaki kiri, dan wajib thuma’ninah. 9. Membaca tasyahud akhir dengan segala syarat-syaratnya seperti yang tersebut di rukun Fatihah di atas. 10. Duduk didalam membaca tasyahud akhir, maka afdhalnya adalah (duduk) tawarruk artinya mengeluarkan kaki kiri dari sebelah bawah kaki kanan, dan duduknya di atas tikar/sejadah. 11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada Tasyahud Akhir, aka sekurang-kurangnya adalah: ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMADIN, adapun afdhalnya maka nanti akan diterangkan pula dengan segala ma’nanya (artinya). 12. Memberi salam, maka sekurang-kurangnya adalah : ASSALAAMU’ALAIKUM sekali, adapun afdhalnya nanti akan diterangkan pula dengan segala ma’nanya (artinya). 13. Tertib, artinya beraturan satu persatu daripada segala rukun sembahyang (shalat) yang tersebut (diatas) adanya. (Kitab Irsyadul Anam - As Sayyid Al Habib Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya, Halaman 7 - 9, Penerbit Syirkah Maktabah Al Madaniyyah) Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 3
Majelis Nuurus Sa'aadah
Majelis Nuurus Sa'aadah
6/4/2025, 12:26:55 PM

Majelis Nuurus Sa’aadah. Sanad Minum kopi. Kopi adalah minuman yg berwarna hitam pekat namun mempunyai cita rasa yg berbeda dengan minuman minuman lainnya. kopi biasa kalo di daerah lubang buaya, condet, cililitan dan seluruh daerah lainnya yg ada dijakarta kita meminumnya sambil makan pisang dan aneka macam gorengan. dan kopi seiring waktu berjalan mulai banyak jenisnya dari rasanya, ada yg di campur dengan susu jadilah kopi susu, dan ada kopi yg dimix dengan susu dan choklat serta macam-macamnya. Namun dari macam macam kopi kita harus tau asal muasal kopi dan khasiatnya, dikisahkan, setelah Syekh Ali Bin Umar as-Syadziliy diangkat menjadi wali quthb di zamannya, masyarakat ketika itu sering mengalami mushibcah dan ganghuan keamanan akibat gangguan jin dan manusia. Sehingga pada suatu hari beliau bertemu dengan al-Khidhir dan al-Khidhir memberikan dua batang ranting puun al-Bun dan berkata; Wahai Ali Bin Umar, tanamlah puun ini nanti satu saat bebuah masaklah buahnya, maka kau akan selamat dari segala kejahatan jin dan manusia." Penemu kopi tersebut, berbeda dengan Imam Abul Hasan as-Syadziliy pendiri Thoriqoh Syadziliyah (wafat tahun 656 Hijriyah) sebagaimana banyak disinyalir banyak informasi yang beredar di internet. Penisbahan nama as-Syadziliy lantaran beliau pernah 3 tahun belajar di Mesir dan mengambil baiat Thoriqoh as-Syadziliyah. Dan beliaulah orang pertama yang menyebarkan Thariqoh As-syadziliyah di Yaman. Sedangkan menurut Imam Najmuddin al-Ghazziy Seorang pakar sejarah mencatatkan dalam kitab al-Kawakib as-Sairah Fi A'yan al-Miah al-A'syirah: bahwa Orang yang pertama kali menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai minuman berkhasiat adalah syekh Abi Bakr Bin Abdullah al-Aidrus beliau bikin racikan kopi dari buah pohon Bun. Dr al-Qabbaniy menyebutkan, pada awalnya kopi sudah dikenal di wilayah Habasyah (ethiofia) Afrika kemudian dibawa ke Yaman, Brazil dan Pulau Jawa Indonesia. Terjadi diskusi panjang tentang hukum mengkonsumsi kopi, ada kelompok ulama yang mengharamkan di antaranya imam Ahmad as-Sunbathiy, Imam Ibn Sulthan al-Hanafiy dan lain-lain. Tetapi mayoritas ulama menghalalkannya. tentu saja ada orang-orang yang punya penyakit tertentu dilarang minum kopi lantaran dapat membahayakan kesehatannya. Pada suatu hari Sidi Ahmad Mahmud mendatangi rumah seorang wali Quthb bernama Sidi Al Arabiy Bin Saih rahimahullah tokoh besar dalam thoriqoh tijaniyah yang juga merupakan guru beliau. Beliau disuguhkan kopi Bun, padahal beliau tidak pernah ngopi lantaran hukumnya masih diperdebatkan di kalangan ahli fiqh. Sidi al-Arabiy Bin Saih rahimahullah mengetahui hal itu dan berkata dalam sebuah syair: إغنم أخي قهوتنا # وشربها ولونها ولا تمل لعاذل # عن شربها ولو نهى Bersenang-senanglah wahai saudaraku dengan kopi kami saat meminumnya dan cita rasanya. Jangan kau cendrung pendapat orang yang mencela peminum kopi sekalipun ia melarangnya. Beliau pun sepontanitas menjawab dengan syair: نعم نعم يا من علا # على السماك والسها Iya, iya wahai orang yang punya reputasi tinggi di atas bintang Simak dan Suha. Imam Abdul Ghoni bin Ismail an-Nablusy (wafat tahun 1143 Hijriyah) mengatakan kehalalan kopi melalui dua bait syairnya: قهوة البن حلال * قد نهى الناهون عنها كيف تُدعى بحرام * وأنا أشرب منهـــــا " Biji kopi itu halal, sungguh mereka para pelarang telah melarangnya Bagaimana bisa mereka menyatakan hal itu haram sedangkan aku meminumnya” Syekh Ali Bin umar as-Syadziliy rahimahullah membuat gubahan syair tentang kopi: قَهْوَةُ الْبُنِّ يَا أَهْلَ الْغَرَامْ * سَاعَدَتْنِيْ عَلَى طَرْدِ الْمَنَامْ وَ أَعَانَتْنِيْ بِعَوْنِ اللهِ عَلى * طَاعَةِ اللهِ وَ الْعَالَمُ نِيَامْ قَافُهَا الْقُوْتُ وَ الْهَاءُ الْهُدَى * وَاوُهَا الْوُدُّ وَ الْهَاءُ هِيَامْ لاَ تَلُوْمُوْنِيْ عَلَى شُرْبِيْ لَهَا * إِنَّهَا شُرْبُ سَادَاتٍ كِرَامٍ Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk. Dengan pertolongan Alloh, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap. [Qahwah (kopi)], qaf adalah quut (makanan), ha adalah hudaa (petunjuk), wawu adalah wud (cinta), dan ha adalah hiyam (pengusir kantuk). Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman orang_orang yang mulia. Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu secara langsung tanpa perantara.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Aku akan memberikan kepadamu 3 hadits: Pertama; " Selama bau biji kopi Bun masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untuknya." Kedua; Siapa saja yang membawa Subhah (tasbeh) dia akan dicatat sebagai orang yang berdzikir baik ia sedang gunakan berdzikir atau tidak." Ketiga:" Siapa saja yang menziarahi seorang wali baik yang masih hidup atau yang telah wafat, maka dirinya mendapat keutamaan pahala orang yang beribadah di setiap sudut bumi sampai dirinya terpotong-potong." Al-Habib Abu Bakr Bin Abdullah al-Atthas berkata; Tempat kosong yang tidak ada penghuninya sangat disukai oleh jin, sedangkan yang sering dijadikan tempat ngopi jin tidak betah berada di situ. Diriwayatkan bahwa ada seorang ulama bernama Sayyid Ahmad Alawiy Bajahdab yang terkenal dengan sebutan Wali ngopi, karena beliau jarang sekali makan makanan pokok beserta lauk pauk berupa daging, ikan, madu dan lain-lain. Yang sehari~hari beliau konsumsi hanya minum susu. Minum kopi sudah menjadi wiridan harian beliau dan bila beliau berpuasa cukup sahur dan berbuka dengan kurma dan kopi manis. Pantes dach, kalau beliau kepangku julukan Wali Ngopi. Keutamaan minum kopi sangat banyak baik buat lelaki maupun wanita. Di antaranya minum kopi 4 gelas kecil sehari dapat mengobati kanker rahim. Adapun dzikir yang dianjurkan oleh para ulama sebelum minum kopi selain membaca Bismillah dan sholawat adalah membaca Ya Qowiyyu 116 kali. Lantaran lafazh ( القهوة ) dalam hitungan hasabul jumal kabir berjumlah 116, cocok dengan bilangan hasabul jumal asmaul husna ( القوي ) dengan minum kopi ngambil berkah nama Allah al-Qowiy Yang Maha Kuat agar menjadi kuat beribadah dan beraktivitas. Kebiasaan ulama sadah alawiyin (Habaib dari Hadramaut Yaman) sebelum minum kopi mereka membaca tartibul fatihah milik al-Habib Ahmad Bin Ahmad al-Muhdhar rahimahullah sebagai berikut; ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ﺍﻟﺒﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﺴﺎﺩﺓ ﺍﻟﻌﻠﻮﻳﺔ ﻭﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﻛﻞ ﻭﻟﻲ ﻭﻭﻟﻴﺔ ﻭﻣﻦ ﺷﺮﺑﻬﺎ ﺑﻨﻴﺔ ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺼﻠﺢ ﺍﻟﻄﻮﻳﺔ ﻭﻳﻘﻀﻲ ﺍﻟﺤﻮﺍﺋﺞ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﻭﺍﻟﺪﻧﻴﻮﻳﺔ ﺑﺠﺎﻩ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﺒﺮﻳﺔ ﺍﻥ ﻳﺴﻬﻞ ﺍﻟﺒﻨﻴﻦ ﻭﺍﻟﻌﻮﻳﻦ ﻭﻳﻘﻀﻲ ﻋﻨﺎ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻳﺼﻠﺢ ﺫﺍﺕ ﺍﻟﺒﻴﻦ ﺑﺠﺎﻩ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﺍﻟﺤﺴﻴﻦ ﻭﻋﻤﺮﺍﻥ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺼﻴﻦ ﻭﺧﺪﻳﺠﺔ ﺯﻭﺟﺔ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻜﻮﻧﻴﻦ ﻭﺍﻠﻰ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ ALFATIHAH LIMASyAAIKhIL QOHWATIL BUNNIYYA)TI/H) WAS SADAATIL ‘ALAWIYYA(TI/H) WASh ShUFIYYA(TI/H) WA KULLI WALIYYI WA WALIYYA(TI/H) WA MAN SyARIBAHA BINIYYATI ANNALLAHA YUShLIHUL ThOWIYYA(TI/H) WA YAQDIL HAWAA-IJID DIINIYYAH WAD DUNYAWIYYAH BIJAAHI KhOIRIL BARIYYA(TI/H) AN YUSAHHILAL BUNAIN WAL UWAIN WA YAQDhII ‘INDAD DAIN(I) WA YUShLIHU DZAATUL BAINI BIJAAHIL HASAN WAL HUSAIN WA ‘IMRON IBNI HUShOIN WA KhODIIJAH ZAUJATI SAYYIDIL KAUNAIN WA ILAA HADhROTIN NABIY SAYYIDINAA MUHAMMAD ShALLALLAHU ‘ALAIHI WA ‘AALIHI WA ShOHBIHI WA SALLAM. Sanad muttashil (bersambung) kepada Imam Abu Bakar Bin Abdullah Al ‘Aydrus Radhiyallahu anhu, alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) riwayatkan sebagai berikut: الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المسند السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي بن عبد الكبير الكتاني الحسني عن المعمر السيد صافي الجفري المدني عن السيد طاهر المذكور عن السيد عبد الله بن أحمد بن عمر الهندواني عن أبيه عن السيد محمد بن أبي بكر الشلي باعلوي صاحب " المشرع الروي " وهو عن والده الإمام أبي بكر بن أحمد عن شيخه العارف بالله عمر بن عبد الله العيدروس عن صنوه وشيخه الشيخ محمد عن والده الشيخ العارف بالله أبي بكر ابن عبد الله العيدروس رضي الله عنه Demikianlah paparan tentang asal muasal kopi dan khasiatnya, sekarang kita bisa menikmati kopi dengan sanad yang bersambung sampai kepada pertama pembuat kopi selamat menikmati. Website : https://www.shulfialaydrus.com/ dan https://www.shulfialaydrus.id/ Website Majelis Nuurus Sa’aadah : https://www.nurussadah.my.id/ Youtube : https://www.youtube.com/@shulfialaydrusofficial Channel Whatsapp Majelis Nuurus Sa’aadah : https://whatsapp.com/channel/0029VaGk9XSInlqYXl970K32 Instagram : https://www.instagram.com/shulfialaydrus/ Twitter : https://twitter.com/shulfi https://twitter.com/shulfialaydrus Telegram : https://telegram.me/shulfialaydrus/ Telegram Majelis Nuurus Sa'aadah : https://telegram.me/majlisnuurussaadah/ LINE : shulfialaydrus Facebook : Muhammad Shulfi Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrus/ https://www.facebook.com/habibshulfialaydrusofficial/ Facebook Fanpage : Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus atau https://www.facebook.com/shulfialaydrusofficial/ Group Facebook : Majelis Nuurus Sa’aadah atau https://www.facebook.com/groups/160814570679672/ Donasi atau infak atau sedekah. Bank BRI Cab. JKT Joglo. Atas Nama : Muhamad Shulfi. No.Rek : 0396-01-011361-50-5. Penulis dan pemberi ijazah : Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus, S.Kom. محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس

❤️ 4
Link copied to clipboard!