
Novel WA
2 subscribers
About Novel WA
Novel gabut
Similar Channels
Swipe to see more
Posts

_Aku menyukai nya, tapi, aku rasa aku tak berhak untuk mendapatkannya, karna dalam kelebihan dia, aku hanya orang biasa yang mungkin akan merusak masa depan dan cita-citanya._ _Apakah aku bisa memilikinya, apakah di masa depan nanti aku bisa tua bersamanya, memiliki keluarga kecil, bahagia di masa tua, bercerita hingga maut yang memisahakan. Aku ingin sekali memilikinya, tapi aku sadar siapa aku sebenarnya, dia terlalu sempurna untuk di miliki, bahkan berteman saja itu terasa mustahil bila tanpa melibatkan perasaan. Kebahagian itu terletak di dia, bahagia ketika melihat dia tersenyum, bahagia melihat dia bercerita, bahagia melihat dia bercanda, dan bahagia ketika melihat dia tertawa. Sial, kenapa perasaan ini tiba-tiba ada, apa yang membuatnya begitu ingin di miliki, aku sudah berusaha untuk bersikap biasa saja, tapi setiap melihat tatapan dan senyum nya, jantung ini begitu berdebar, tuhan kalo dia memang yang di takdirkan untuk ku, maka aku akan menerima takdir itu dan aku akan menjaga nya selamanya, tapi kalo dia bukan di takdirkan untuk ku, maka aku berharap dapat melupakannya dan mendapatkan pengganti yang lebih dari dia. Dan semoga saja jodoh ku di masa depan itu kamu._

"Oke, jadi untuk desain nya sudah cocok, jadi nanti lo kirim aja ke email gue." Ucap adrian ke sella, lalu menatap aruna yang sedang fokus ke pekerjaan nya. "Aruna, lo bisa ikut gue sebentar ga, ada yang mau gue omongin." Ucap adrian sambil menunggu persetujuan aruna. "Bentar, dikit lagi selesai." Ucap aruna yang masih fokus mengerjakan desainannya. "Oke sudah! Nih punya gue gimana cocok ga?" Aruna lalu memalingkan laptop nya ke hadapan adrian. Adrian mengamati desain aruna dengan teliti tanpa ada bagian yang terlewat. "Hemm! Masih ada yang kurang, coba lo ganti font nya lagi biar sesuai sama tema nya, kalo yang ini masih terlalu biasa." Saran dari adrian yang di anggukkan oleh aruna. Aruna lalu merevisi bagian yang di bilang adrian tadi. "Runa, gue mau ngomong dulu bisa gak?" Ucap adrian lagi. "Ya udah ngomong di sini aja" ucap aruna tanpa melihat adrian dan fokus dengan desain revisi nya. Aruna tipe orang yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja, ketika dia memulai sesuatu maka aruna merasa dia harus mengerjakannya sampai selesai. "Gue tunggu lo di depan 5 menit lagi" ucap adrian lalu pergi meninggalkan aruna dan sella berdua. "Udah samperin aja run, siapa tau penting" ucap sella yang sedang membereskan barang-barangnya. "Hemm..! Bentar lagi" ucap aruna yang masih fokus. "Dih! Ko di ambil" teriak aruna ketika laptopnya di ambil paksa oleh sella. "Udah lo kalo udah fokus susah di stop, samperin adrian dulu gih" ucap sella. Aruna membalikan bola matanya malas. Lalu berdiri mendatangi adrian.

"Ada apa rian?" Ucap aruna. "Katanya raka ngebubarin gang nya lo tau?" Tanya adrian. "Hah! Serius kenapa?" Tanya aruna kaget. Aruna sudah akrab bersama gang amandit. Ia menganggap amandit sebuah perkumpulan yang menyenangkan, karena setiap dia punya masalah, teman-teman yang ada di amandit pasti membantunya. "Katanya, raka pengen serius sama lo, dia ngebubarin gang nya buat bisa sama lo." Jawab adrian sambil memandang langit malam yang penuh bintang. "Kalo lo balik sama raka, terus gue gak bisa cinta sama nadia gimana run?" Tanya adrian sambil memandang mata aruna. Aruna bingung harus menjawab apa, di sisi lain dia memang menyukai adrian, tapi di sisi lain dia juga ga bisa melupakan raka. "Di sini gue udah berusaha buat bisa cinta sama nadia, tapi hati gue memilih lo run" lanjut adrian yang membuat aruna terdiam. "Kalo lo balikan lagi sama raka, dan gue belum bisa cinta sama nadia, boleh ga kalo gue cinta sama lo, meski gue gak bisa memiliki lo?." Pertanyaan terakhir adrian yang sangat sulit di jawab oleh aruna. "Sorry an, tapi gue gak ada rasa apapun sama lo, dan gue juga berusaha buat lupain raka" jawab aruna berbohong. "Tapi kalo lo suruh gue milih antara lo sama raka, gue lebih memilih sendiri. Karna gue gak mau rusak persaudaraan kalian, dan gue juga merasa gue gak pantes untuk jadi rebutan kalian berdua" lanjut aruna sambil menggigit bibir bawah nya. Adrian tersenyum melihat jawaban aruna, dia tau kalo aruna sedang berbohong. "Oke run! Kalo gitu gue juga bakal berusaha buat lo cinta sama gue." Tegas adrian sambil tersenyum. "Lalu nadia lo apa kan yan?" Tanya aruna. "Cinta gak bisa di paksa run. Gue udah coba dan gue gagal." Jawab adrian sambil memandang mata aruna. "Gue pasti bisa buat lo cinta sama gue" lanjut nya.

Tanpa mereka sadari nadia mendengar ucapan mereka berdua. Nadia tidak menangis atau pun sedih, karena dia tau kalo adrian tidak mencintainya. Nadia lalu pergi meninggalkan tempat itu dan menuju mobilnya. Nadia berniat buat ketemu sama teman-teman nya di sini, tapi ketika dia melewati halaman depan, nadia tanpa sengaja ketemu adrian, dan ketika ingin menyapa ternyata nadia melihat adrian sedang ngobrol dengan aruna. Nadia lalu melajukan mobilnya Menuju rumah "Kayanya gue gagal deh buat adrian suka sama gue, kenapa sih perjodohan ini harus ada." Ucap nadia berbicara sendiri. Ketika nadia sedang fokus menyetir tiba-tiba ada segerombolan motor datang mengepung mobilnya. Bughk!! Bughk!! "Woi turun lo" teriak laki-laki sambil menggedor mobil nadia. Nadia lalu menginjak rem nya dengan kasar. Mobil nya sudah di kepung oleh sekelompok kendaraan bermotor. "Adrian! Gue harus hubungin dia" ucap nadia panik sambil mencari kontak adrian. Bugh! Bugh!! "Serahin semua harta lo, atau lo mati di tangan kita" teriak laki-laki itu. Nadia bingung harus berbuat apa. Lalu tiba-tiba datang sebuah motor sport berwarna hitam dengan les biru tua. Laki-laki itu lalu turun dan melepas kan helem full face nya lalu menghantamkannya ke gerombolan itu. "BAJINGAN!!" Teriak laki-laki itu. Gerombalan itu mulai menyerang nya. Tapi laki-laki itu bisa menghajar mereka semua lalu kabur meninggalkan mereka berdua. "Lo gakpapakan" ucap bagas. Nadia lalu turun dari mobilnya lalu memeluk bagas. "Makasih ka. Kalo kaka gak ada aku gak tau nasip aku gimana" ucap nadia sambil menangis di pelukan bagas. Bagas yang tiba-tiba di peluk pun bingung harus bereaksi seperti apa. "Mba sorry! Gue gak bisa gerak" ucap bagas sambil menepuk pundak nadia. Nadia lalu repleks melepaskan pelukannya. "Eh! Maaf ka, aku tadi panik" ucap nadia sambil menahan malu."lo cewe kenapa pulang malam sendirian" tanya bagas. "Aku tadi habis ketemu teman kak, terus pas mau balik tiba-tiba di serang orang-orang tadi." Jelas nadia. Bagas lalu melihat sekelilingnya yang sangat sepi. "Ya udah, gue antar lo pulang, disini emang rawan begal. Jadi bahaya kalo lo pulang sendiri. Dan satu lagi jangan panggil gue kak. Gue bukan kaka lo" ucap bagas yang di balas anggukan oleh nadia. "Aku nadia! Kalo kamu siapa nama nya" tanya nadia sambil mengulurkan tangannya. "Gue bagas! Bagas valenciea" ucap bagas sambil menyalami tangan nadia. "Ya udah lo ke mobil lo jalan, entar gue ikutin dari belakang" lanjut bagas yang di balas anggukan cepat nadia. Nadia pun melanjutkan perjalanan pulangnya yang di ikuti oleh bagas di belakang. _Bahkan semesta mempunyai kejutannya sendiri. Apa yang sedang semesta rencanakan pasti akan selalu ada permainan di dalamnya._

Sesampainya di depan rumah nadia lalu turun dari mobilnya dan mendatangi bagas. "Gello! Besar amat rumah lo" ucap bagas terkejut ketika melihat rumah nadia yang sangat besar. "Bukan rumah aku ka, rumah papa aku lebih tepat nya hehe" ucap nadia sambil tersenyum. "Sama aja, lo kan anak nya, berati milik orang tua lo itu milik lo juga" balas bagas. "Ya udah, gue mau balik dulu" lanjut nya. "Tunggu dulu!" Ucap nadia sambil memegang tangan bagas. "Aku mau minta nomor kaka boleh ga" ucap nadia sambil menyodorkan hp nya. "Buat apa?" Tanya bagas. "Buat jaga-jaga aja. Siapa tau aku dalam bahaya kaya tadi, jadi aku bisa minta tolong ke kamu" jawab nadia. Bagas menaikan sebelah alis nya, ia bingung kenapa perempuan ini yakin sekali kalo dia pasti kena begal lagi. Lalu bagas menggelengkan kepalanya. "Gak! Kita baru ketemu. Dan juga kita gak saling kenal. Gue nolongin lo juga karena itu kewajiban gue yang melihat ada orang yang butuh pertolongan." Ucap bagas "dan lo itu perempuan, perempuan itu harus bergengsi, jangan sembarangan minta nomor cowo yang gak lo kenal, nanti lo bisa di manfaatin buat hal yang nggak-nggak" lanjut bagas dengan nada menasehati. "Dan satu hal lagi. Jangan panggil gue kaka, gue bukan kaka lo" lanjut bagas lalu menyalakan motor nya dan meninggalkan nadia sendiri yang masih terdiam setelah mendengar nasehat dari bagas.

Pagi yang indah menyinari kota jakarta semua manusia sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Bahkan sebagian siswa siswi mulai memadati jalan menuju kampus mereka masing-masing. "Mau makan dimana kita nad" tanya adinda yang sedang berjalan bersama nadia. "Bebas lah, asal bisa bikin kenyang, gue mulai pagi belum sarapan soalnya" jawab nadia sambil memegang perutnya yang keroncongan. "Ya udah di caffe 78 aja gimana, disana ada makanan yang enak." Beritahu adinda yang di balas anggukan oleh nadia. Setelah sampai di tempat tujuan mereka memesan menu favorit mereka masing-masing. Lalu mencari tempat duduk ternyamannya. "Hah! Serius lo kena begall" teriak adinda yang kaget ketika nadia menceritakan kejadian malam tadi. "Gak usah teriak juga, malu tau" ucap nadia sambil menikmati makanannya. "Terus lo gak kenapa-napa kan?" Tanya adinda yang mengkhawatirkan temannya. "Ada cowo yang nolongin gue, dan nganterin gue sampai rumah, cowonya lumayan ganteng trus baik lagi heheh" ucap nadia sambil tersenyum lalu melanjutkan makan nya. Adinda lalu menggelengkan kepalanya untung lah sahabat nya yang satu ini gak kenapa-kenapa. Ketika mereka sedang asik makan tiba-tiba hp adinda berdering. Panggilan masuk dari leon. "Aku di dalam ay, masuk aja" jawab adinda kepada leon. "Kamu sama dia. Ya udah ajak aja sekalian makan bareng" lanjut adinda yang sedang ngobrol dengan leon di telepon genggamnya. "Siapa din?"tanya nadia penasaran. "Pacar gue hehe, katanya dia mau ngajak makan, tapi gue bilang gue lagi sama lo, terus dia mau nyusul kesini." Jawab adinda sambil tersenyum. "Ayang kuu!" Sapa adinda lalu berdiri memeluk leon, yang di balas hangat oleh leon. "Kamu lagi sarapan ay" tanya leon. "Iya ini lagi makan, eh kenalin ini temen aku nama nya nadia dia temanan juga lo sama aruna" tunjuk adinda ke nadia. "Lah! Lo kan yang kena begal malam tadi!" Teriak bagas yang membuat mereka terdiam. "Jadi dia yang lo ceritain tadi pagi gas?" Tanya leon. "Emang bagas cerita apa?" Tanya adinda penasaran. "Jadi ay, katanya tadi malam ada sekelompok begal lagi beraksi dan yang di begal ternyata cewe. Terus bagas nolongin" jelan leon yang di balas anggukan oleh adinda. Lalu mereka duduk bareng dan makan bersama "Jadi lo temenan sama ella?" Tanya bagas ke nadia. "Ella?" Nadia bingung siapa yang di maksud ella. "Ella siapa?" Tanya nadia. "Pacar leon, gabriella adinda, gue manggilnya ella karna lebih singkat." Jawab bagas. "Oh! Iya ya. Gue temen kampusnya. Temenan juga sama aruna." Jelas nadia. "Kalian juga kenal aruna?" Tanya nadia. "Aruna itu mantan raka temen kami. Dia udah kami anggap adek sendiri." Jawab leon sambil memakan hidangan yang di hadapannya. "Berati aruna se spesial itu ya di ke hidupan kalian?" Tanya nadia lagi. "Tentu! Karna cuma dia yang bisa ngebuat teman kami yang keras kepala, jadi bisa lembut." Lanjut bagas. "Aruna emang baik sih, apapun yang di bilang aruna pasti raka nurut. Dan mau gak mau mereka teman-temannya raka juga harus nurut." Lanjut adinda. Nadia lalu diam dan berpikir, pantas saja adrian suka sama aruna ucap nadia dalam hatinya. Lalu nadia tersenyum dan mengeluarkan ponsel nya. "Mana nomor hp lo, sekarang kita udah kenal kan. Katanya lo mau ngasih kalo kita udah kenal?" Tanya nadia lalu menyodorkan tangan nya ke bagas. Bagas menaikan sebelah alisnya bingung, kenapa perempuan ini ngoto ingin meminta nomor nya. "Gak! Gue gak mau nyimpen nomor cewe" tolak bagas. "Dih! Katanya kalo udah kenal lo mau ngasih, pelit amat si lo jadi cowo" ucap nadia dengan nada kesal yang membuat leon dan adinda tertawa. "Hahaha. Bagas emang gitu. Dia gak demen sama cewe kayanya hahaha" jelas leon sambil tertawa. "Terus adrian lo kemanain nad?" Tanya adinda karena adinda tau kalo nadia sudah bertunangan sama adrian. "Gak kemana-mana. Adrian juga udah suka sama cewe lain, jadi ya biasa-biasa aja" jawab nadia yang membuat adinda terkejut. "Hah! Serius lo?" Tanya adinda yang di balas anggukan oleh nadia. Leon yang sedang makan pun mulai menatap nadia. Dia tau kalo perempuan yang di maksud nadia adalah aruna. Tapi leon merahasiakannya, toh ini bukan urusan dia. Leon hanya fokus dengan adinda.

"Ya udah mana nomor lo gas" paksa nadia. "Gak!" Jawab bagas singkat. "Iih! Pelit amat si lo" cetus nadia kesal. "Lo batu ya, kan gue udah bilang sama lo malam tadi, perempuan itu harus bergengsi" jelas bagas. "Gue bergengsi. Tapi kalo sama lo gue gak mau karna lo udah nolongin gue" jawab nadia yang membuat bagas semakin bingung. "Gue gak paham lagi sumpah" ucap bagas sambil menggelengkan kepalanya. "Din lo ada nomor cowo rese ini kan?, kirim ke gue ya" tanya nadia ke adinda. "Bentar!" Adinda lalu membuka ponselnya dan mengirim kontak bagas ke nadia "udah". Nadia pun tersenyum puas, merasa apa yang dia inginkan akhirnya dapat. "Hehe, nanti gue telpon kalo gue kenapa-kenapa oke" ucap nadia sambil tersenyum. "Parah pacar lo leon, kenapa gue ngikut lo ya" ucap bagas sambil mengacak acak rambutnya. Lalu di tertawakan mereka bertiga. _semoga kita ketemu terus di ketidak sengajaan berikutnya_.