Kisah Kisah Seputar Islam✨ WhatsApp Channel

Kisah Kisah Seputar Islam✨

9.1K subscribers

About Kisah Kisah Seputar Islam✨

Ahlan wa salhan Semoga bermanfaat Di sini menyediakan kisah kisah/sejarah islam Jagan lupa share linknya agar orang orang juga bisa mengenal sejarah islam https://whatsapp.com/channel/0029VakInyhHwXbCSexgnG14 Semoga menjadi ladang pahala jariah untuk kta semua🌟

Similar Channels

Swipe to see more

Posts

Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
3/1/2025, 8:14:19 AM

_*selamat menunaikan ibadah sholat ashar sesuai dengan wilayah masing masing*_✨ إذا كنت تريد أن تشعر بالقرب من الله، صلّي بحرارة وفي الوقت المناسب. "Jika kamu ingin merasa dekat dengan Allah, sholatlah dengan khusyuk serta tepat waktu."

❤️ 👍 🤍 ☺️ ✝️ 👏 41
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/27/2025, 7:55:53 PM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 8 】* *`"Cobaan Pertama sebagai Rasul dan Kasih Sayang yang Tak Bertepi"`* *🔘 `Wahyu Kedua dan Tugas Besar sebagai Rasul`* Setelah kejadian di *Gua Hira,* Muhammad ﷺ masih merasa gemetar setiap kali mengingat suara yang ia dengar. Namun, hatinya kini mulai tenang berkat dukungan penuh dari Khadijah. Suatu hari, ketika ia sedang duduk merenung, tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang kepadanya. _"Wahai Muhammad, bangkitlah dan sampaikan peringatan!"_ Kemudian turunlah ayat: _"Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan agungkanlah Tuhanmu!" *[ QS. Al-Muddassir: 1-3 ]*_ Inilah perintah Allah kepada Muhammad ﷺ untuk mulai berdakwah. Namun, perjalanan ini tidaklah mudah… *🔘 `Kasih Sayang Rasulullah ﷺ untuk Keluarga di Tengah Cobaan`* Sejak wahyu turun, Muhammad ﷺ mulai menyampaikan pesan tauhid secara sembunyi-sembunyi. Orang-orang terdekatnya adalah yang pertama beriman: * *Khadijah ⇨* istri tercinta yang selalu mendukungnya. * *Ali bin Abi Thalib ⇨* sepupu yang masih kecil namun sangat percaya kepadanya. * *Abu Bakar ⇨* sahabat setia yang akan menjadi pendukung utama. Di tengah beratnya dakwah, Rasulullah ﷺ tidak pernah melupakan keluarganya. Ia tetap menjadi suami yang penuh cinta dan ayah yang penyayang. Setiap kali ia pulang dalam keadaan lelah, Khadijah selalu menyambutnya dengan senyuman. _Wahai suamiku, engkau telah bekerja keras… Beristirahatlah, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu."_ Muhammad ﷺ memandang istrinya dengan penuh kasih. _"Engkau adalah anugerah terbesar dalam hidupku, wahai Khadijah…"_ bisiknya lembut. Di rumah, Rasulullah ﷺ selalu meluangkan waktu untuk bermain dengan anak-anaknya. Ia menggendong Fatimah kecil, mendekapnya dengan penuh cinta. _"Anakku, engkau akan menjadi wanita yang penuh keberkahan…"_ ucapnya sambil mencium keningnya. *Zainab, Ruqayyah, dan Ummu Kultsum* pun selalu mendapat perhatian. Rasulullah ﷺ bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang ayah yang penyayang. *🔘 `Perlawanan dari Kaum Quraisy`* Namun, kebahagiaan di rumah tidak menghilangkan fakta bahwa kaum Quraisy mulai menentangnya. Ketika Rasulullah ﷺ mulai berdakwah secara terang-terangan, pemuka Quraisy murka. _"Muhammad telah menghina berhala kita! Ia mengancam tradisi nenek moyang kita!"_ teriak mereka. Tantangan semakin berat. Orang-orang mulai mencemoohnya, melemparinya dengan batu, bahkan merencanakan sesuatu yang lebih buruk… *🔘 `Dukungan Tanpa Batas dari Khadijah`* Saat Rasulullah ﷺ kembali ke rumah dengan wajah penuh debu setelah dilempari oleh kaum Quraisy, Khadijah segera menyambutnya. _"Ya Rasulullah, mereka tidak akan bisa menyakitimu… Aku akan selalu bersamamu…"_ katanya sambil menghapus debu dari wajah suaminya. Muhammad ﷺ menatap istrinya penuh cinta. _"Engkau adalah cahaya dalam hidupku, wahai Khadijah…"_ Ia meraih tangan istrinya, menggenggamnya erat, seolah ingin mengatakan bahwa ia tidak akan menyerah selama ada Khadijah di sisinya. *🔘 `Perlakuan Lembut kepada Anak-anaknya`* Meski menghadapi tekanan dari masyarakat, Rasulullah ﷺ tetap menjadi ayah yang penuh kelembutan. Saat Fatimah melihat ayahnya pulang dalam keadaan terluka, air matanya mengalir. _"Ayah, siapa yang melakukan ini kepadamu?"_ tanyanya sedih. Muhammad ﷺ tersenyum dan mengusap kepala putrinya. _"Jangan menangis, putriku… Allah selalu bersamaku…"_ Fatimah kecil mendekap ayahnya erat, berusaha menghiburnya. Di tengah badai yang menerpa, Rasulullah ﷺ tetap berdiri teguh. Bersama Khadijah dan anak-anaknya, ia menemukan kekuatan. Namun, ujian yang lebih besar masih menanti… _*➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Rasulullah ﷺ menghadapi penyiksaan Quraisy? Bagaimana keteguhan Khadijah dan anak-anaknya dalam mendukungnya?*_ *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. Muslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 9️⃣ ♥️ ✝️ ❤‍🩹 🙏 🤍 23
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
3/1/2025, 4:35:34 AM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 11 】* *`"Isra’ Mi’raj: Hadiah di Tengah Kesedihan"`* *🔘 `Kesedihan yang Mendalam`* Setelah perjalanan penuh luka di Tha’if, Rasulullah ﷺ kembali ke Makkah dengan hati yang penuh kesedihan. Tahun itu disebut sebagai *‘Aamul Huzn (Tahun Kesedihan)* karena kehilangan dua orang yang paling ia cintai— *Khadijah dan Abu Thalib.* Di tengah tekanan kaum Quraisy yang semakin kejam, Rasulullah ﷺ sering merenung, menghabiskan malam-malamnya dalam doa panjang. Hingga suatu malam… terjadi sesuatu yang luar biasa. *🔘 `Isra’: Perjalanan Malam ke Masjidil Aqsa`* Di tengah malam, ketika Rasulullah ﷺ berada di rumah Ummu Hani, datanglah Jibril bersama Buraq, makhluk putih bersayap dengan kecepatan luar biasa. _"Wahai Muhammad, malam ini Allah mengundangmu dalam perjalanan yang agung,"_ kata Jibril. Dengan penuh ketundukan, Rasulullah ﷺ naik ke atas Buraq. Dalam sekejap, ia dibawa melintasi padang pasir dan kota-kota, hingga tiba di Masjidil Aqsa di Palestina. Setibanya di sana, beliau melihat para nabi telah berkumpul. _"Engkau adalah pemimpin mereka, wahai Muhammad,"_ bisik Jibril. Lalu, Rasulullah ﷺ maju dan menjadi imam dalam shalat yang diikuti oleh para nabi: *Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan lainnya.* Sungguh, sebuah kehormatan yang luar biasa… Namun, perjalanan ini belum berakhir. *🔘 `Mi’raj: Naik ke Langit Bertemu Para Nabi`* Setelah shalat di *Masjidil Aqsa,* Jibril membawa Rasulullah ﷺ naik ke langit. * *Langit Pertama⇨* Di sini, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Adam. _"Selamat datang, wahai anakku yang saleh…"_ kata Adam dengan senyuman bangga. * *Langit Kedua⇨* Di sini, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya. _"Selamat datang, wahai saudara yang saleh…"_ ucap mereka dengan penuh penghormatan. * *Langit Ketiga⇨* Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Yusuf, yang wajahnya bersinar seperti bulan purnama. * *Langit Keempat⇨* Di sini, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Idris. * *Langit Kelima⇨* Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Harun, yang memiliki pengikut sangat banyak. * *Langit Keenam ⇨* Di langit ini, beliau bertemu dengan Nabi Musa. Saat Rasulullah ﷺ hendak naik ke langit berikutnya, Musa menangis. _"Mengapa engkau menangis, wahai Musa?"_ tanya Rasulullah ﷺ. _"Aku menangis karena umatmu akan lebih banyak yang masuk surga dibanding umatku…"_ jawab Musa dengan penuh haru. * *Langit Ketujuh ⇨* Di langit tertinggi, Rasulullah ﷺ bertemu dengan Nabi Ibrahim, yang bersandar di Baitul Ma’mur, tempat ibadah para malaikat. _"Wahai Muhammad, sampaikan kepada umatmu agar tanah surga mereka ditanami dengan dzikir: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar,"_ pesan Ibrahim. *🔘 `Sidratul Muntaha dan Perintah Shalat`* Setelah bertemu para nabi, Rasulullah ﷺ dibawa ke Sidratul Muntaha, tempat paling tinggi di alam semesta, yang bahkan malaikat pun tidak bisa melewatinya. Di sinilah Rasulullah ﷺ menerima perintah langsung dari Allah: _"Wahai Muhammad, Aku wajibkan shalat 50 kali sehari bagi umatmu."_ Dalam perjalanan kembali, Rasulullah ﷺ bertemu dengan *Nabi Musa,* yang menyarankan agar jumlah shalat dikurangi karena umat Islam tidak akan mampu. Rasulullah ﷺ kembali menghadap Allah beberapa kali, hingga akhirnya jumlahnya dikurangi menjadi 5 kali sehari. _"Wahai Muhammad, ini tetap 50 kali dalam pahala, tetapi Aku ringankan menjadi 5 kali sehari,"_ firman Allah. *🔘 `Kembali ke Makkah`* Setelah perjalanan luar biasa ini, Rasulullah ﷺ kembali ke Makkah sebelum fajar menyingsing. Saat pagi tiba, beliau menceritakan pengalaman ini kepada orang-orang Quraisy. Namun, mereka malah menertawakannya. _"Mana mungkin seseorang bisa pergi ke Palestina dan naik ke langit dalam semalam?"_ ejek mereka. Bahkan ada beberapa orang yang hampir murtad karena merasa tidak masuk akal. Namun, Abu Bakar dengan tegas berkata: _"Jika Muhammad yang mengatakannya, maka aku percaya. Karena ia tidak pernah berdusta!"_ Sejak hari itu, Abu Bakar mendapat *gelar As-Siddiq,* yaitu orang yang membenarkan kebenaran Rasulullah ﷺ. *🔘 `Hikmah Perjalanan Isra’ Mi’raj`* Peristiwa ini bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah hadiah dari Allah untuk menguatkan hati Rasulullah ﷺ setelah mengalami berbagai kesedihan. Dari sinilah, shalat menjadi tiang agama, hadiah yang sangat berharga bagi umat Islam. Namun, perjuangan Rasulullah ﷺ belum berakhir. Setelah peristiwa ini, Allah membuka jalan baru baginya… *_➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Rasulullah ﷺ mulai mencari perlindungan di luar Makkah? Bagaimana akhirnya Allah mengantarkan beliau ke Madinah?_* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. Muslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 👍 🥹 9️⃣ ♥️ ✝️ 😭 🙏 48
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/27/2025, 7:56:22 PM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 10 】* *`"Perjalanan ke Tha’if: Luka yang Mendalam"`* *🔘 `Harapan di Kota Tha’if`* Setelah kehilangan Khadijah dan Abu Thalib, Rasulullah ﷺ merasakan kesedihan yang luar biasa. Ia kini tidak lagi memiliki pelindung di Makkah. Kaum Quraisy semakin berani menyakiti dan menghinanya. Namun, Rasulullah ﷺ tidak menyerah. Dengan penuh harapan, beliau memutuskan pergi ke Tha’if, sebuah kota yang dihuni oleh Bani Tsaqif. Ia berharap penduduk Tha’if mau menerima dakwah Islam. Rasulullah ﷺ pergi bersama Zaid bin Haritsah, sahabat setianya. Perjalanan ini berat, menempuh lebih dari 60 km berjalan kaki di bawah terik matahari. Setibanya di *Tha’if,* Rasulullah ﷺ mendatangi para pemuka Bani Tsaqif dan menyampaikan ajakan kepada Islam dengan penuh kelembutan. _"Wahai kaum Tsaqif, aku datang membawa kebaikan. Berimanlah kepada Allah yang Maha Esa…"_ Namun, jawaban mereka justru penuh penghinaan. *🔘 `Penghinaan yang Menyayat Hati`* Tiga orang pemimpin Tha’if, yaitu *Abdu Yalail, Mas’ud, dan Habib bin Amr,* menatap Rasulullah ﷺ dengan sinis. _"Engkau yang diutus sebagai Nabi? Bukankah Allah bisa memilih orang yang lebih mulia dari dirimu?"_ ejek mereka sambil tertawa. _"Jika engkau benar seorang Nabi, maka aku tak mau berbicara denganmu, karena itu berbahaya. Tapi jika engkau pendusta, maka kau tak pantas aku ajak bicara!"_ kata yang lain dengan nada merendahkan. Rasulullah ﷺ tetap sabar, mencoba berbicara lagi. Namun, mereka justru menyuruh para pemuda dan budak-budak kota untuk mengusirnya dengan kasar. _"Usir orang ini dari kota kita!"_ teriak mereka. *🔘 `Dilempari Batu dan Luka yang Menganga`* Saat Rasulullah ﷺ dan Zaid bin Haritsah berjalan keluar dari *Tha`if,* segerombolan anak-anak dan para budak mengikuti mereka sambil melempari batu. 💔 Rasulullah ﷺ terluka di kepala dan tubuhnya. Kakinya berdarah, hingga sandal beliau dipenuhi oleh darah yang mengering. Zaid mencoba melindungi beliau dengan tubuhnya, tetapi ia sendiri juga terkena lemparan batu. _"Ya Rasulullah, biarkan aku melawan mereka!"_ ujar Zaid dengan wajah penuh amarah. Namun Rasulullah ﷺ menahannya. _"Jangan, Zaid… Biarkan mereka… Aku hanya ingin menyampaikan risalah Allah…"_ Mereka terus berjalan dalam keadaan lemah dan penuh luka. Setelah jauh dari kota, Rasulullah ﷺ bersandar di sebuah kebun anggur, berusaha menahan rasa sakit. *🔘 `Doa Rasulullah ﷺ yang Menggetarkan Langit`* Di bawah pohon anggur, Rasulullah ﷺ menengadahkan tangan ke langit. Dengan suara lirih dan penuh kesedihan, ia berdoa: _"Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya dayaku, dan kehinaanku di hadapan manusia… Ya Arhamar Rahimin… Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah, dan Engkau adalah Rabb-ku… Kepada siapa Engkau menyerahkanku? Kepada orang asing yang bermuka masam kepadaku? Atau kepada musuh yang telah menguasai urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli… Namun, ampunan-Mu lebih luas bagiku…"_ Air mata mengalir dari wajah Rasulullah ﷺ. Ia merasa sangat sendirian. Namun, langit tak tinggal diam… *🔘 `Pertolongan Allah: Malaikat Gunung Datang`* Saat Rasulullah ﷺ duduk dalam kesedihan, tiba-tiba *Jibril* turun dari langit bersama malaikat penjaga gunung. _"Wahai Rasulullah, Allah mendengar doamu. Aku bersama malaikat penjaga gunung ini diperintahkan untuk memenuhi apa pun yang kau inginkan. Jika kau mau, kami akan menghancurkan penduduk Tha’if dengan menimpakan gunung kepada mereka!"_ Malaikat gunung itu menunggu perintah Rasulullah ﷺ. Namun, dengan hati penuh kasih sayang, Rasulullah ﷺ berkata: _"Tidak… Jangan hancurkan mereka… Aku berharap, suatu hari nanti, anak-anak keturunan mereka akan beriman kepada Allah…"_ Jibril tersenyum. _"Sungguh, engkau adalah Nabi yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad…"_ *🔘 `Diterima di Kebun Anggur`* Saat Rasulullah ﷺ masih dalam keadaan lemah, dua saudara pemilik kebun anggur, *Utbah dan Syaibah,* melihat beliau dari kejauhan. Mereka merasa iba dan mengirim seorang budak bernama Addas untuk memberikan anggur kepada Rasulullah ﷺ. _"Makanlah, wahai lelaki yang malang,"_ kata Addas sambil menyerahkan anggur. Namun, ketika Rasulullah ﷺ mengambil anggur itu, beliau mengucapkan: _"Bismillah."_ Addas terkejut. _"Apa yang baru saja kau ucapkan? Tidak ada seorang pun di Tha’if yang mengatakan itu!"_ Rasulullah ﷺ tersenyum. _"Aku adalah seorang Nabi. Dari mana asalmu, wahai Addas?"_ _"Aku dari Niniwe,"_ jawabnya. Rasulullah ﷺ tersenyum semakin lebar. _"Itu adalah negeri seorang nabi saleh, Yunus bin Matta…"_ Mata Addas membesar. _"Kau tahu tentang Yunus? Ia adalah nabi kami!"_ serunya penuh keheranan. _"Ia adalah saudaraku. Ia seorang nabi, dan aku juga seorang nabi…"_ Addas langsung bersimpuh dan mencium tangan Rasulullah ﷺ. _"Aku bersaksi bahwa engkau benar-benar utusan Allah!"_ Rasulullah ﷺ tersenyum dalam kelelahan. Di tengah penderitaannya, Allah memberinya cahaya. *🔘 `Kembali ke Makkah dengan Hati Tabah`* Setelah beberapa hari, Rasulullah ﷺ dan Zaid memutuskan kembali ke Makkah. Namun, mereka masih harus menghadapi satu masalah: Quraisy telah mengetahui perjalanan mereka dan tidak mengizinkan mereka masuk kembali. Dalam keadaan sulit ini, akhirnya *Mut’im bin Adi,* seorang pemimpin Quraisy yang masih memiliki hati baik, memberikan perlindungan bagi Rasulullah ﷺ hingga beliau bisa masuk kembali ke Makkah dengan selamat. Namun, cobaan Rasulullah ﷺ belum berakhir… Allah sedang menyiapkan hadiah terbesar bagi beliau… *_➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Allah menghibur Rasulullah ﷺ dengan peristiwa Isra’ Mi’raj? Bagaimana Rasulullah ﷺ naik ke langit dan bertemu dengan para nabi?_* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. MMuslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 😭 😢 👍 🤍 9️⃣ 🥹 ♥️ ✝️ ❤‍🩹 57
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/27/2025, 7:55:37 PM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 7 】* *`"Kehidupan Rumah Tangga dan Tanda-Tanda Kenabian"`* *🔘 `Kehidupan Bersama Khadijah`* Setelah menikah dengan *Khadijah binti Khuwailid,* Muhammad ﷺ menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh ketenangan dan kasih sayang. Khadijah bukan hanya seorang istri, tetapi juga sahabat, penopang, dan penyemangat terbesar dalam hidup Muhammad ﷺ. Di rumahnya, Muhammad ﷺ merasakan kedamaian yang jarang ia rasakan sejak kecil. Ia tidak lagi merasa kehilangan sosok yang menyayanginya. Khadijah selalu ada untuknya, memahami dan mendukungnya dalam segala hal. _"Wahai suamiku, engkau adalah manusia paling jujur dan berakhlak mulia. Aku bersyukur Allah mempertemukan kita…"_ ucap Khadijah suatu malam. Muhammad ﷺ tersenyum, membalas dengan penuh ketulusan. *🔘 `Menjadi Seorang Ayah`* Allah memberikan kebahagiaan lain dalam kehidupan rumah tangga Muhammad ﷺ dengan hadirnya anak-anak. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai enam orang anak: 1. *_Qasim_* – anak pertama yang wafat saat masih kecil. 2. *_Zainab_* – putri sulung yang penuh kasih sayang. 3. *_Ruqayyah_* – lembut dan penyabar. 4. *_Ummu Kultsum_* – memiliki akhlak mulia seperti ibunya. 5. *_Fatimah_* – anak bungsu yang paling mirip dengan ayahnya. 6. *_Abdullah_* – juga wafat saat masih kecil. Namun, meski dianugerahi kebahagiaan, Muhammad ﷺ juga harus merasakan kesedihan yang mendalam. Ketika Qasim dan Abdullah meninggal, hati Muhammad ﷺ tersayat. Ia memandang jenazah anaknya dengan mata yang basah. _"Ya Allah… hanya kepada-Mu aku berserah…"_ bisiknya dalam hati. Khadijah pun menangis, namun tetap tegar di sisi suaminya. _"Allah lebih menyayangi mereka, wahai suamiku…"_ katanya sambil menggenggam tangan Muhammad ﷺ dengan lembut. Muhammad ﷺ mengangguk. Ia menerima takdir Allah dengan penuh ketabahan. *🔘 `Tanda-Tanda Kenabian Mulai Tampak`* Seiring bertambahnya usia, Muhammad ﷺ semakin sering merenung. Ia merasa ada sesuatu yang besar menanti dirinya, sesuatu yang ia sendiri belum memahami sepenuhnya. Hatinya gelisah melihat kebiasaan buruk kaumnya: Mereka menyembah berhala. Mereka memperlakukan anak perempuan dengan hina. Mereka menindas yang lemah. Muhammad ﷺ merasa muak dengan semua itu. Ia mulai sering mengasingkan diri ke *Gua Hira,* tempat yang sunyi di puncak Jabal Nur. Di sana, ia beribadah, merenung, dan mencari ketenangan. Malam-malam panjang ia habiskan dalam kesendirian. Suara angin gurun menemani zikirnya. Hingga suatu malam, sesuatu yang luar biasa terjadi… *🔘 `Pertemuan Pertama dengan Malaikat Jibril`* Di dalam kegelapan gua, tiba-tiba Muhammad ﷺ dikejutkan oleh sebuah suara. _"Iqra’…!"_ (Bacalah!) Muhammad ﷺ terkejut. Ia melihat sosok bercahaya yang memenuhi gua. Tubuhnya gemetar. _"Aku tidak bisa membaca…"_ jawabnya ketakutan. Sosok itu mendekapnya dengan erat, lalu mengulang lagi, _"Iqra’…!"_ Muhammad ﷺ semakin bingung dan ketakutan. _"Aku tidak bisa membaca…"_ ucapnya lagi. Untuk ketiga kalinya, sosok itu kembali mendekapnya dengan kuat, lalu berkata: *_"Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq… Khalaqal insana min ‘alaq… Iqra’ wa rabbukal akram…"_* _(Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan… Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah… Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah…)_ Mendengar ayat itu, tubuh Muhammad ﷺ lemas. Ia merasa jiwanya terguncang. *🔘 `Ketakutan dan Pelukan Penuh Kasih dari Khadijah`* Dengan tubuh gemetar, Muhammad ﷺ segera berlari turun dari gunung. Ia tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Begitu tiba di rumah, ia langsung memeluk Khadijah. _"Selimuti aku… Selimuti aku…"_ ucapnya dengan suara bergetar. Khadijah segera menyelimuti suaminya dan menenangkan hatinya. _"Apa yang terjadi, wahai suamiku?"_ tanyanya lembut. Muhammad ﷺ menceritakan semuanya. Matanya masih dipenuhi rasa takut dan kebingungan. Namun, Khadijah tidak ragu sedikit pun. Ia menggenggam tangan suaminya erat dan berkata, _"Demi Allah, engkau tidak akan ditinggalkan oleh-Nya. Engkau selalu jujur, menyambung silaturahmi, menolong orang miskin, dan menegakkan keadilan…"_ _"Tenanglah, wahai suamiku. Aku percaya ini adalah sesuatu yang besar…"_ Khadijah lalu membawa Muhammad ﷺ menemui sepupunya, *Waraqah bin Naufal,* seorang ahli kitab yang sudah tua dan buta. Setelah mendengar cerita Muhammad ﷺ, Waraqah berkata, _"Demi Allah, ini adalah Malaikat Jibril yang pernah datang kepada Nabi Musa…"_ _"Engkau adalah nabi umat ini, wahai Muhammad…"_ Muhammad ﷺ terkejut. Ia tidak pernah membayangkan bahwa Allah telah memilihnya sebagai utusan-Nya. Namun, inilah awal dari perjalanan besar… perjalanan yang akan mengubah dunia selamanya. *_➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Muhammad ﷺ menghadapi wahyu pertama? Bagaimana tantangan yang ia hadapi setelah diangkat menjadi Rasul?_* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. Muslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ ♥️ ✝️ 👌 👍 💗 🤍 🥹 15
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/27/2025, 8:00:54 AM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 7 】* *`"Kehidupan Rumah Tangga dan Tanda-Tanda Kenabian"`* *🔘 `Lamaran yang Penuh Kehormatan`* Setelah beberapa kali bekerja dalam perdagangan Khadijah, Muhammad ﷺ menunjukkan kejujuran, kecerdasan, dan amanah yang luar biasa. Keuntungan yang ia hasilkan berlipat ganda, tetapi lebih dari itu, akhlaknya yang mulia menarik perhatian Khadijah. Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya, telah menolak banyak lamaran dari para bangsawan Quraisy. Namun, hatinya terpaut pada pemuda yatim piatu ini. Melalui sahabatnya, *Nafisah binti Muniyyah,* Khadijah menyampaikan niatnya. _"Wahai Muhammad, mengapa engkau tidak menikah?"_ tanya Nafisah. Muhammad ﷺ tersenyum, lalu berkata, _"Aku tidak memiliki banyak harta untuk itu…"_ Nafisah tersenyum penuh arti, lalu berkata, _"Jika ada wanita yang baik, kaya, dan mulia ingin menikah denganmu, apakah engkau mau?"_ Muhammad ﷺ terkejut. _"Siapakah wanita itu?"_ _"Khadijah binti Khuwailid…"_ Muhammad ﷺ terdiam. Khadijah adalah wanita paling dihormati di Makkah. Bagaimana mungkin ia menginginkannya sebagai suami? Namun, setelah merenung dan beristikharah, Muhammad ﷺ menerima niat baik Khadijah. *🔘 `Pernikahan yang Penuh Berkah`* Muhammad ﷺ ditemani oleh pamannya, *Abu Thalib,* datang ke rumah Khadijah dengan penuh penghormatan. Di sana, keluarga Khadijah sudah berkumpul, termasuk pamannya, *Amr bin Asad,* yang bertindak sebagai wali. Abu Thalib lalu berdiri dan mengucapkan khutbah, _"Segala puji bagi Allah yang menciptakan kita dari keturunan Ibrahim dan menjadikan kita penjaga Ka’bah. Muhammad adalah pemuda yang jujur, terhormat, dan mulia akhlaknya. Meskipun ia tidak memiliki banyak harta, keturunannya adalah yang terbaik di antara kaum Quraisy. Kini ia datang untuk melamar Khadijah, wanita yang paling utama dan paling mulia…"_ Paman Khadijah pun menjawab, _"Kami menerima lamaran ini dengan penuh keridhaan dan kehormatan."_ Maka, pernikahan pun dilangsungkan dengan penuh kesederhanaan namun penuh keberkahan. Mahar yang diberikan Muhammad ﷺ adalah *20 ekor unta muda,* tanda bahwa ia menikah dengan penuh penghormatan terhadap Khadijah. Di hari pernikahan, ada kebahagiaan yang terpancar di wajah semua orang. Namun, di sudut hatinya, Muhammad ﷺ tetap merasa haru. Ia berharap ayah dan ibunya masih ada untuk menyaksikan hari ini. Namun, ia tahu… Allah selalu bersamanya. Setelah akad nikah, diadakan walimah sederhana. Semua orang yang hadir bersukacita atas pernikahan yang penuh berkah ini. Khadijah lalu berkata dengan penuh kelembutan, _"Wahai suamiku, mulai sekarang, rumah ini adalah rumahmu. Harta ini adalah hartamu. Aku adalah milikmu…"_ Muhammad ﷺ tersentuh mendengar ketulusan istrinya. Ia berjanji akan selalu menjadi suami yang setia dan penuh kasih sayang. Sejak saat itu, mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang penuh cinta, ketenangan, dan keberkahan. Namun, kebahagiaan ini bukan berarti tanpa ujian…

❤️ 😢 8️⃣ ♥️ 🌷 👍 😭 🤍 42
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/27/2025, 2:40:22 AM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 6 】* *`"Al-Amin: Pemuda yang Dipercaya"`* *🔘 `Tumbuh dengan Akhlak yang Mulia`* Seiring berjalannya waktu, Muhammad ﷺ semakin dikenal sebagai pemuda yang jujur dan amanah. Ia tidak pernah berkata dusta, tidak pernah mengkhianati orang lain, dan selalu menepati janji. Di pasar Makkah, orang-orang mulai memperhatikannya. Ia berbeda dari para pedagang lain yang sering curang dan menipu pembeli. Muhammad ﷺ selalu memberikan takaran yang pas dan tidak pernah mengambil keuntungan yang tidak halal. _"Muhammad adalah pemuda yang berbeda…"_ bisik para penduduk Makkah satu sama lain. _"Ia tidak seperti kebanyakan orang…"_ Lama-kelamaan, semua orang mulai memanggilnya dengan gelar *Al-Amin –* orang yang terpercaya. Sebuah gelar yang tidak diberikan kepada sembarang orang. *🔘 `Kisah Kejujuran yang Menggetarkan Hati`* Suatu hari, seorang saudagar kaya mempercayakan sejumlah uang kepada Muhammad ﷺ untuk suatu urusan dagang. Namun, saudagar itu tiba-tiba meninggal sebelum sempat mengambil kembali uangnya. Muhammad ﷺ merasa bertanggung jawab. Ia pun mencari keluarga saudagar tersebut untuk mengembalikan harta yang dititipkan kepadanya. Saat keluarga itu menerima uang tersebut, mereka terharu hingga meneteskan air mata. _"Sungguh, engkau benar-benar *Al-Amin…* Tidak ada yang sejujur engkau di kota ini…" ucap mereka dengan penuh rasa hormat._ Muhammad ﷺ hanya tersenyum, karena baginya, kejujuran adalah hal yang tidak bisa ditawar. *🔘 `Pertemuan dengan Khadijah binti Khuwailid`* Kejujuran dan amanah Muhammad ﷺ akhirnya sampai ke telinga seorang wanita bangsawan Quraisy bernama *Khadijah binti Khuwailid.* Khadijah adalah seorang wanita terpandang, cerdas, dan kaya. Ia sering menjalankan perdagangan ke negeri-negeri jauh, tetapi sulit menemukan orang yang benar-benar dapat dipercaya untuk mengurus perdagangannya. Maka, ia pun mengutus seseorang untuk memanggil Muhammad ﷺ. _"Wahai Muhammad, aku mendengar banyak hal baik tentangmu. Aku ingin kau mengurus perdaganganku ke negeri Syam. Aku akan membayarmu lebih banyak dari siapa pun sebelumnya…"_ Muhammad ﷺ menerima tawaran itu dengan penuh tanggung jawab. Ia tidak tertarik pada harta, tetapi ingin membantu dengan kejujurannya. *🔘 `Perjalanan Dagang yang Mengubah Segalanya`* Bersama seorang pembantu Khadijah yang bernama Maisarah, Muhammad ﷺ berangkat ke Syam. Dalam perjalanan, Maisarah memperhatikan bahwa ada sesuatu yang berbeda dari Muhammad ﷺ. Ia melihat betapa jujurnya Muhammad ﷺ dalam berdagang. Tidak pernah sekalipun ia menipu atau berbuat curang. Bahkan, banyak pedagang yang rela berbisnis dengannya karena kejujurannya. Ketika kembali ke Makkah, Maisarah segera menemui Khadijah dan berkata, _"Wahai tuanku, belum pernah aku melihat seseorang seperti Muhammad. Ia jujur, sabar, dan penuh kebijaksanaan. Bahkan, ada pedagang yang berkata bahwa awan selalu menaunginya di bawah terik matahari…"_ Khadijah terdiam. Hatinya mulai tergerak. *🔘 `Sebuah Cinta yang Tulus`* Setelah mendengar kisah Muhammad ﷺ, Khadijah semakin mengagumi akhlaknya. Ia tahu bahwa di Makkah, tidak ada laki-laki sebaik Muhammad ﷺ. Setelah beberapa waktu, dengan perantaraan seorang sahabatnya, Khadijah mengirimkan pesan kepada Muhammad ﷺ bahwa ia ingin menikah dengannya. Awalnya, Muhammad ﷺ merasa ragu karena Khadijah lebih tua darinya. Namun, setelah bermusyawarah dengan pamannya, Abu Thalib, akhirnya ia menerima lamaran itu. Maka, di usia *25 tahun,* Muhammad ﷺ menikahi *Khadijah binti Khuwailid,* seorang wanita yang kelak menjadi pendamping setianya dalam suka dan duka. *_➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana kehidupan rumah tangga Muhammad ﷺ bersama Khadijah? Bagaimana ia mulai menerima tanda-tanda kenabian?_* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. MMusli *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 🥹 👍 ♥️ 🐻 💗 🖕 😂 😢 😭 45
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/26/2025, 6:33:50 AM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 5 】* *`"Masa Remaja yang Penuh Perjuangan"`* *🔘 `Menjalani Kehidupan Tanpa Kakek`* Setelah kehilangan ibunya, Muhammad ﷺ menemukan kasih sayang dalam pelukan kakeknya, *Abdul Muthalib.* Orang tua itu sangat mencintai cucunya yang yatim piatu. Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Dua tahun setelah kepulangan Muhammad ﷺ ke Makkah, Abdul Muthalib jatuh sakit. Muhammad ﷺ yang saat itu berusia delapan tahun selalu berada di sisi kakeknya. Ia menggenggam tangan lelaki tua itu dengan penuh kasih sayang. _"Cucuku, kau adalah amanah yang paling berharga bagiku…"_ suara Abdul Muthalib terdengar lemah. _"Kakek… jangan tinggalkan aku…"_ Muhammad ﷺ menatapnya dengan mata penuh kesedihan. Namun, takdir Allah telah ditetapkan. Abdul Muthalib menghembuskan napas terakhirnya di hadapan Muhammad ﷺ. Tangis lirih bocah delapan tahun itu pecah. Ia merasa kehilangan lagi, kali ini sosok yang sangat menyayanginya setelah ibunya. Jenazah Abdul Muthalib dimakamkan dengan penuh penghormatan. Sejak saat itu, tanggung jawab menjaga Muhammad ﷺ jatuh ke tangan pamannya, *Abu Thalib.* *🔘 `Tinggal Bersama Abu Thalib`* Abu Thalib adalah saudara kandung ayah Muhammad ﷺ. Meskipun tidak kaya, ia adalah orang yang sangat dermawan dan penuh kasih sayang. Ia menerima Muhammad ﷺ dengan hati terbuka, memperlakukannya layaknya anak sendiri. Suatu malam, Abu Thalib melihat Muhammad ﷺ tertidur tanpa selimut. Dengan lembut, ia menyelimutinya, lalu membisikkan doa, _"Ya Allah, lindungilah anak ini… Aku akan menjaganya dengan seluruh hidupku…"_ Di rumah Abu Thalib, Muhammad ﷺ tumbuh dengan penuh akhlak yang luhur. Ia sering membantu pekerjaan rumah, tidak pernah menyusahkan keluarganya, dan selalu berusaha membuat orang-orang di sekitarnya nyaman. Namun, kehidupan tidaklah mudah. Abu Thalib memiliki banyak anak dan keadaan ekonomi mereka cukup sulit. Muhammad ﷺ memahami kondisi ini dan bertekad untuk tidak menjadi beban. *🔘 `Belajar Bekerja di Usia Muda`* Sejak kecil, Muhammad ﷺ tidak pernah tinggal diam. Ia mulai membantu mencari nafkah dengan menggembalakan kambing di padang pasir Makkah. Dalam keheningan padang pasir, ia merenung, mengamati bintang-bintang di langit, dan menikmati ketenangan yang menyejukkan hatinya. _"Gembala adalah pekerjaan para nabi…"_ ucapnya dalam hati. Meskipun pekerjaannya terlihat sederhana, dari sinilah Muhammad ﷺ belajar banyak hal: kesabaran, ketelitian, dan tanggung jawab. Ia juga semakin mengenal alam dan merenungi ciptaan Allah. Suatu hari, Abu Thalib melihat Muhammad ﷺ pulang dengan membawa kambing-kambing dalam kondisi baik. Ia tersenyum bangga, _"Engkau memang anak yang luar biasa, Wahai keponakanku… Semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan padamu."_ Muhammad ﷺ membalas senyuman pamannya, merasa bersyukur atas semua kasih sayang yang diberikan kepadanya. *🔘 `Mengikuti Perdagangan ke Syam`* Ketika Muhammad ﷺ menginjak *usia dua belas tahun,* Abu Thalib bersiap untuk melakukan perjalanan dagang ke *negeri Syam (Suriah).* Muhammad ﷺ yang penuh rasa ingin tahu memohon agar ia diperbolehkan ikut serta. _"Pamanku, izinkan aku ikut bersamamu… Aku ingin belajar tentang dunia perdagangan…"_ pintanya dengan penuh harap. Abu Thalib awalnya ragu. Perjalanan ke Syam sangatlah jauh dan penuh tantangan. Namun, melihat semangat keponakannya, ia pun mengizinkannya. Di perjalanan, Muhammad ﷺ melihat berbagai macam budaya, pedagang dari berbagai negeri, dan suasana pasar yang ramai. Ia belajar bagaimana cara berdagang dengan jujur dan amanah. Namun, dalam perjalanan itu pula, terjadi sebuah peristiwa yang mengejutkan… Ketika kafilah dagang mereka tiba di *Bushra, Syam,* seorang pendeta bernama *Buhaira* memperhatikan Muhammad ﷺ dengan penuh perhatian. Ia melihat tanda-tanda kenabian dalam diri anak muda itu. Buhaira berkata kepada Abu Thalib, _"Anak ini memiliki cahaya kenabian. Aku melihat tanda-tanda yang sama seperti yang disebutkan dalam kitab-kitab suci… Jagalah dia baik-baik…"_ Abu Thalib terkejut. Ia semakin menyadari bahwa keponakannya bukanlah anak biasa. Setelah perjalanan panjang itu, Muhammad ﷺ kembali ke Makkah dengan pengalaman baru dan semakin matang dalam memahami kehidupan. Namun, perjalanan hidupnya masih panjang… *_➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Muhammad ﷺ tumbuh menjadi pemuda jujur dan terpercaya? Bagaimana ia mulai dikenal dengan gelar Al-Amin?_* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. Muslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 🥹 ♥️ ❤‍🩹 🐻 👍 😢 🥲 🥺 46
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/26/2025, 6:32:56 AM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 3 】* *`"Perpisahan yang Menyedihkan"`* *🔘 `Perjalanan ke Yatsrib`* Setelah kembali ke pangkuan ibunya, Muhammad ﷺ tumbuh menjadi anak yang penuh kelembutan. Ia selalu berada di sisi Aminah binti Wahab, mendengarkan setiap cerita dan nasihat ibunya dengan penuh perhatian. Suatu hari, Aminah memutuskan untuk membawa Muhammad ﷺ ke *Yatsrib (Madinah)* guna mengunjungi makam ayahnya, *Abdullah bin Abdul Muthalib.* Perjalanan ini sangatlah jauh dan melelahkan. Dengan ditemani oleh *Barakah (Ummu Aiman),* budak perempuan yang setia kepada keluarga mereka, Aminah membawa Muhammad ﷺ yang saat itu baru berusia enam tahun. Ketika tiba di Yatsrib, Muhammad ﷺ melihat makam ayahnya untuk pertama kalinya. Hatinya yang masih kecil terasa pilu. Ia hanya bisa berdiri di depan makam itu, merasakan kesedihan yang mendalam. Aminah berkata dengan suara lembut, _"Anakku, di sinilah ayahmu beristirahat untuk selamanya…"_ Muhammad ﷺ hanya diam. Ia tak tahu harus berkata apa. Namun, hatinya penuh dengan pertanyaan tentang sosok ayah yang belum pernah ia lihat. *🔘 `Wafatnya Aminah binti Wahab`* Setelah beberapa hari di *Yatsrib,* mereka pun bersiap untuk kembali ke Makkah. Namun, dalam perjalanan pulang, sesuatu yang menyedihkan terjadi. Di sebuah tempat bernama *Abwa’,* Aminah jatuh sakit. Tubuhnya lemah, wajahnya pucat, dan napasnya mulai berat. Ummu Aiman mencoba merawatnya dengan penuh kasih sayang. Namun, penyakit itu semakin parah. Aminah memeluk erat Muhammad ﷺ yang masih kecil. Dengan suara lemah, ia berbisik, _"Anakku… hidup ini adalah perjalanan yang panjang… Aku mungkin tak bisa menemanimu lebih lama… Tapi yakinlah, Allah selalu bersamamu…"_ Muhammad ﷺ menggenggam tangan ibunya. Matanya mulai basah. _"Ibu… jangan tinggalkan aku…"_ ucapnya dengan suara lirih. Namun, takdir telah tertulis. Aminah menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan anaknya yang masih berusia enam tahun. Muhammad ﷺ kini menjadi *yatim piatu.* Dalam usia yang masih begitu muda, ia harus menerima kenyataan pahit kehilangan kedua orang tuanya. Ummu Aiman segera merangkul Muhammad ﷺ yang menangis tanpa suara. Hatinya hancur melihat anak kecil itu harus melalui cobaan yang begitu besar. Ia membelai kepala Muhammad ﷺ dan berkata dengan lembut, _"Ya Sayyidi… Aku akan selalu menjagamu… Kau tidak sendiri…"_ Dengan hati yang berat, mereka menguburkan Aminah di tanah *Abwa’.* Muhammad ﷺ hanya bisa berdiri diam, menatap makam ibunya dengan mata penuh air mata. Setelah itu, Ummu Aiman membawa Muhammad ﷺ kembali ke Makkah. *🔘 `Kembali ke Pelukan Kakeknya, Abdul Muthalib`* Sesampainya di Makkah, Muhammad ﷺ dibawa ke rumah *Abdul Muthalib,* kakeknya. Orang tua itu segera merangkul cucunya dengan penuh kasih sayang. _"Cucuku… mulai hari ini, aku yang akan menjagamu…"_ kata Abdul Muthalib dengan suara penuh haru. Sejak hari itu, Muhammad ﷺ tinggal bersama kakeknya. Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya ini. Ia selalu memperlakukannya dengan lembut, bahkan lebih dari anak-anaknya sendiri. Namun, ujian belum berakhir… *➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Muhammad ﷺ menghadapi kehilangan kakeknya? Seperti apa cobaan yang harus ia jalani setelah itu?* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. Muslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 😢 ♥️ 🐻 😂 19
Kisah Kisah Seputar Islam✨
Kisah Kisah Seputar Islam✨
2/26/2025, 6:33:20 AM

*【 KISAH SEDIH RASULULLAH ﷺ – BAB 4 】* *`"Kehilangan Kakek Tercinta"`* *🔘 `Kasih Sayang Abdul Muthalib`* Setelah kehilangan ibunya di *Abwa’,* Muhammad ﷺ kembali ke Makkah dalam keadaan yang sangat sedih. Matanya masih menyisakan air mata, dan hatinya terasa begitu hampa. Satu-satunya yang ia miliki kini hanyalah kakeknya, Abdul Muthalib, seorang pemimpin Quraisy yang sangat dihormati. Saat Muhammad ﷺ tiba di rumah kakeknya, Abdul Muthalib segera memeluknya erat. Ia membelai kepala cucunya dengan penuh kasih sayang. _"Cucuku… Aku tahu kau telah kehilangan banyak hal dalam hidupmu… Tapi aku berjanji, aku akan selalu menjagamu…"_ Sejak saat itu, Muhammad ﷺ menjadi anak yang sangat dekat dengan kakeknya. Ia selalu berada di sisinya, duduk di sampingnya saat Abdul Muthalib duduk di sekitar Ka’bah. Orang-orang Quraisy biasa melihat pemandangan itu seorang pemimpin yang begitu mencintai cucunya lebih dari siapa pun. Ketika orang-orang Quraisy berusaha menyingkirkan Muhammad ﷺ dari tempat duduk Abdul Muthalib, ia langsung mencegah mereka. _"Jangan usik cucuku! Biarkan ia duduk di sampingku… Ia bukan anak biasa…"_ kata Abdul Muthalib dengan tegas. Muhammad ﷺ tumbuh dalam naungan kasih sayang kakeknya. Setiap hari, ia mendengar kisah-kisah tentang kebaikan dan kebijaksanaan dari Abdul Muthalib. Ia mulai belajar tentang kehidupan, tentang kehormatan, dan tentang arti menjaga amanah. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama… *🔘 `Wafatnya Abdul Muthalib`* Di usia *delapan tahun,* Muhammad ﷺ harus menghadapi ujian berat lagi. Kakeknya, yang selama ini menjadi pelindungnya, jatuh sakit. Tubuh Abdul Muthalib mulai melemah. Wajahnya yang dulu gagah, kini terlihat letih. Muhammad ﷺ selalu berada di sisinya, menggenggam tangannya, seolah-olah ingin menahan waktu agar tidak merenggut orang yang ia cintai lagi. Suatu hari, di tempat tidurnya, Abdul Muthalib menatap cucunya dengan mata yang berkaca-kaca. _"Muhammad… cucuku yang kusayangi… Aku mungkin tak bisa menemanimu lebih lama…"_ Muhammad ﷺ hanya diam. Dadanya terasa sesak. Ia tidak ingin kehilangan orang yang ia cintai lagi. _"Jangan pergi, Kakek… Aku masih ingin bersamamu…"_ suaranya lirih, nyaris bergetar. Abdul Muthalib tersenyum lemah. Ia mengusap kepala cucunya dengan lembut. _"Anakku… kau harus kuat… Kau akan menjadi seseorang yang besar… Aku yakin, Allah telah menyiapkan jalan yang indah untukmu…"_ Air mata menetes di pipi Muhammad ﷺ. Ia menggenggam erat tangan kakeknya, tetapi takdir tidak bisa diubah. Tak lama setelah itu, Abdul Muthalib menghembuskan napas terakhirnya. Muhammad ﷺ kini benar-benar seorang *yatim piatu yang sebatang kara.* *🔘 `Berpindah ke Asuhan Abu Thalib`* Setelah wafatnya Abdul Muthalib, Muhammad ﷺ diasuh oleh *pamannya, Abu Thalib.* Ia adalah saudara kandung ayahnya, Abdullah, dan merupakan seseorang yang sangat baik hati. Saat Muhammad ﷺ memasuki rumah Abu Thalib, ia disambut dengan hangat oleh bibinya, *Fatimah binti Asad.* Wanita itu melihat wajah Muhammad ﷺ yang penuh kesedihan dan segera mendekapnya. _"Nak… Jangan bersedih. Mulai sekarang, kau adalah bagian dari keluarga kami…"_ Abu Thalib pun memegang bahu Muhammad ﷺ dengan lembut. _"Aku akan menjagamu, Muhammad… Seperti aku menjaga anak-anakku sendiri…"_ Meski hatinya masih berduka, Muhammad ﷺ merasa sedikit tenang karena mendapatkan kasih sayang dari paman dan bibinya. Namun, kehidupan di rumah Abu Thalib tidaklah mudah. Pamannya bukanlah orang kaya. Abu Thalib memiliki banyak anak, dan kehidupan mereka cukup sulit. Namun, meskipun hidup dalam kesederhanaan, Muhammad ﷺ tetap mendapatkan kasih sayang yang besar dari keluarganya. Setiap hari, ia membantu pekerjaan rumah, menggembala kambing, dan belajar bagaimana hidup dengan penuh kesabaran. Ia mulai memahami arti kerja keras dan tanggung jawab sejak usia yang sangat muda. Namun, ujian demi ujian masih belum berakhir… *➡ Bab Selanjutnya: Bagaimana Muhammad ﷺ menjalani masa remajanya? Bagaimana ia mulai bekerja dan belajar tentang kehidupan?* *📚 Sumber Rujukan:* 1. Ibnu Hisyam, As-Sirah an-Nabawiyah 2. Ibnu Sa’d, At-Thabaqat al-Kubra 3. Ibnu Katsir, Al-Bidayah wan Nihayah 4. HR. Muslim *[ Kisah Kisah Seputar Islam ]*

❤️ 😢 ♥️ 🐻 😂 20
Link copied to clipboard!